22

57.7K 3.8K 45
                                    

1 bulan berlalu

Oca sudah melaksanakan Ujian Nasionalnya, kini Oca tinggal menunggu hasil. Fahri pun sampai sekarang belum kembali mengunjungi Oca ke Jakarta dikarenakan kesibukannya yang tidak bisa dia tinggal.

"Tet, lo udah tau mau lanjutin dimana?" Tanya Amanda yang sedang duduk bertiga dengan Oca dan Utet.

"Tadinya gue pengen kuliah di Bandung, tapi kayaknya gak jadi deh, disini aja gue!"
Jawabnya sambil membuang cangkang kuaci.

"Lah gak jadi? Katanya lo mau lanjutin di Bandung sama Oca?"

Utet menggeleng, kemudian Amanda melirik kearah Oca yang terlihat muram.

"Lo kenapa Ca? Sakit?"

Oca menggeleng "Gak"

"Kalo elo Ca, mau lanjut dimana?"

Oca mengedikan bahunya tanda tidak tahu. "Dih aneh banget lo tumben-tumbenan cosplay jadi kaumnya si Limbad"

Amanda heran saja, biasanya hidup Oca penuh dengan kerempongan.

"Hahaha.. cabut dulu noh paku dikepalanya, biasanya kalo dah dicabut baru balik kesetelan awal. Btw kalo lo dimana man?"

"Dih gila, lo kunti Ca? " Bahak Amanda yang mendapat delikan tajam dari Oca, kemudian Amanda tampak terdiam dengan telunjuk mengetuk-ngetuk dagunya " Gue disuruh ikut kakak gue,"

"MAAANDAAAAAA..!!"
Teriakan cempreng mengalihkan fokus mereka terutama Amanda yang namanya dipanggil.

"Kenape tuh si Bela?!" Ucap Utet.

Amanda melirik Utet "Gak tau, gue kesana dulu ya bye!" Amanda bangkit dan berjalan dengan cepat menghampiri Bela yang tengah berdiri diujung koridor.

Tangan lesu Oca telurur mengambil ponsel yang dia simpan disaku depan bajunya. Mengotak-atik kemudian membuka ruang percakapan dengan Fahri.

Oca
Gus, kalo Oca kuliah disini gpp?

Tak lama pesan tersebut sudah centang dua dan berwarna biru.
Terlihat disana kalau Fahri sedang mengetikan sesuatu. Oca menunggu dengan risau.

"Ca, mau gak ? Aaaaa" Utet menyodorkan sebuah roti yang sudah dia buka kedalam mulut Oca, namun Oca masih tetap menggeleng.

"Ck, dikit aja sih Ca, nih gue kasih gratis!"

Dengan ogah-ogahan Oca membuka lebar mulutnya, menggit roti yang Utet sodorkan kemulutnya. Mengunyah pelan seraya menunggu balasan dari Fahri.

"Enak kan?"

"Huum"

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponsel Oca, balasan yang diluar exspektasi.

Fahri
Nanti mas tlp, skrg lg sibuk.

"Haaaissshhhh" dengan kesal Oca memukul kan kepalan tangannya pelan, membuat Utet menoleh heran.

"Kenapa lo?"

Oca yang malas menjawab hanya menunjukan sebuah chat dari suaminya Fahri.

Utet terdiam paham "Sabaarr bestieee, orang sabar pantatnya melar" Ucap Utet seraya mengelus-ngelus punggung Oca.

*****

Oca berjalan gontai memasuki pekarangan rumahnya. Perasaanya saat ini sungguh tidak menentu. Yang dulu dia harapkan sesudah ujian itu sibuk mempersiapkan diri menuju dunia perkuliahan di kampus impiannya, namun sekarang impian itu ambyarrrr, jangankan mempersiapkan diri, kampus nya aja dia tidak tau.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang