9

73.4K 5.6K 192
                                    

Suasana rumah keluarga Oca kini sudah ramai dengan beberapa anggota keluarga dan keluarga Abah Umar.

Sebenarnya seluruh keluarga gus Fahri yang ikut rencananya mereka akan menginap disalah satu penginapan yang dekat dengan rumah keluarga Oca, namun karena Abi nya Oca yang kekeh untuk seluruh anggota keluarga dari calon besannya itu beristirahat dirumahnya. Rumah orang tua Oca memang terbilang cukup luas.

"Alhamdulillah Umah abah sudah sampai" Ucap Umi dengan senyum simpul.

"Alhamdulillah meskipun tadi ada macet, sudah ramai ya disini." Jawab Abah Umar dengan kekehannya.

"Iya abah belum selesai dekor ini masih berantakan,"

"Sudah disiapkan kamar untuk istirahat , mi?" Tanya Abi kepada Umi

"Sudah bi,"

"Istirahat dulu abah, kasian anak-anak mungkin cape, ayo saya antar" Ucap Abi

Abah umar terkekeh "Jadi merepotkan kami ini,"

"Tidak sama sekali abah, seperti sama siapa saja. Nah ini kamar Gus Fahri, dipisah dulu ya Gus kamar nya tunggu besok ya bisa sekamar" Goda Abi membuat semua yang mendengar tertawa.

"Sabar mas" celetuk Arum.

"Nggeh abi" Jawab Fahri dengan senyum dan rona merah diwajahnya. Meskipun usianya yang sudah seperempat abad namun mendengar candaan-candaan seperti ini membuat dirinya salting.

******

Tok..tok...tok...

Ceklek...

Seseorang menyembulkan kepalanya terlebih dulu "helloooo.... calon manten"

Oca yang sedang rebahan ditempat tidur pun mengangkat kepalanya melihat siapa gerangan yang masuk kekamarnya.

"Sini lo saepul! Lama bener lo kesini!"

"Eeh buset mau married masih aja ngegas, gak lucu kalo besok lo lagi akad darah tingginya kambuh"

Oca hanya mendelik. "Gimane-gimane? Dag dig dug ser gak nih?"

"Bantu gue kabur yok?!" Pinta Oca memelas kemudian Utet menoyor kepalanya.

"Gila aja gue bawa lu kabur sekarang yang ada dicincang ama bokap lo!"

"Gue takut sumpaaaah uteeet"

Utet mengerutkan keningnya "Takut apaan?"

"Takut kawiiiiiin huaaaa"

"Nikah bego maen kawin-kawin aja. Nih dengerin lu besok tinggal duduk manis sebelah suami lo, ngapa harus takut sih"

"Lo besok nginep disini temenin gue ya plisss"

"Aneh-aneh aje ni bocah satu.. Otak lo bocor Ca?"

"Seriusssss ih"

"Tenang... tarik nafasss... jangan dibuang... semua akan baik-baik saja okey"

"Mati gila !!!"
Oca yang masih merengek dengan memeluk sahabatnya. Perasaannya sunggub campur aduk sekarang.

"Eh Ca..." Oca mengurai pelukannya "Tadi pas gue kesini bokap lo lagi ngopi ama kakek-kakek dan satu lagi cowok kaya calon suami lo"

"Iya keluarga si Fahri juga kan pada disini!"

"Daebakkk.... lumayan lah suami lo badan pelukable, cambang tipis muka mateng, lu vibesnya kaya jadi simpanan om-om" Ucap Utet terkekeh geli.

"Udah sih gak usah ledek gue mulu. Coba aja ada Om jin gue mau minta satu permintaan"

Utet terbahak "mau minta apa lo?"

"Mau tuker nasib gue, pengen jadi sonyejin gak papalah gue kawin ama hyun bin"

"Yang ada si hyun bin juga ogah nikahin bocah labil kek elu"

Mereka berdua larut dalam obrolan, hingga tanpa terasa membawa mereka ke alam bawah sadar.

*****

Waktu tak terasa semakin berlalu. Kini tibalah waktunya Gus Fahri untuk mempersunting Oca. Gus Fahri dengan jas berwarna dan peci berwarna putih sudah duduk didepan penghulu dan Ayah Oca. Disebelahnya terdapat kursi yang masih kosong disediakan untuk Oca nanti, dan kedua saksi yang duduk disebelah kiri dan sebelah kanan.

Jantung Fahri berdegup lebih kencang, dia sungguh gugup sekarang namun sebisa mungkin dia berusaha tenang, tak henti-hentinya hatinya melantunkan dzikir dan ayat-ayat al-qur'an untuk mengurangi kegugupan.

"Sudah siap mas?" Tanya penghulu

"InshaAllah"

"Sudah hapal nama calon istrinya?" Godanya lagi

Fahri tersenyum dan mengangguk.
"Jangan tegang-tegang ya mas, rilex saja nanti tegangnya malam" Goda nya lagi membuat riuh tertawa yang mendengarnya.

Bisa-bisaya astagfirullah batin Fahri

"Becanda ya mas, biar gak gugup" Ujar penghulu lagi.

"Silahkan dijabat tangan calon ayah mertuanya" perintah penghulu.

Semua anggota keluarga sudah berkumpul untuk menyaksian akad nikah Fahri dan Oca, beberapa orang mengabadikan moment sakral tersebut dengan foto atau video ponsel masing-masing.

"Saya terima nikah dan kawinnya Marissya Arlista binti Ardi Maheswara dengan mas kawin tersebut tunai" Suara lantang Fahri menggema dengan satu tarikan nafas.

"Bagaimana saksi?"

"Sah"

"Saaaaaahhhhhh" riuh semua anggota keluarga

"Alhamdulillah"

Tanpa terasa Fahri meneteskan air matanya, kini diusianya yang ketiga puluh dia sudah memiliki tanggung jawab lebih, memiliki seseorang amanah yang Allah titipkan, seseorang yang harus dia jaga, seseorang yang akan menjadi tempatnya berkeluh kesah.

Hal yang serupa juga dirasakan umah, abah , abi dan umi. Mereka semua merasakan haru bercampur bahagia.

Oca yang duduk dikamarpun menitikan air matanya seraya memeluk uminya "umii.."
Utet mengelus punggung sahabatnya.

"Alhamdulillah sayang, Jangan nangis nanti makeup nya luntur" Umi yang berusaha menghibur Oca. Umi tau mungkin Oca belum bisa menerima semua ini sepenuhnya namun dia percaya Fahri lelaki yang baik yang bisa membimbing Oca.

"Ayo kita kebawah sayang,. Utet sebelah kanan bantu Oca ya sayang"

"Iya umi" Jawab Utet. Utet yang sudah menganggap Umi sebagai orang tua keduanya.

Semua mata tertuju melihat Oca yang turun dengan digandeng umi dan utet, merasa takjub dengan kecantikan Oca, bahkan Raisa pun seakan pangling.

Subhanallah gumam Fahri dalam hati.

Tak henti-hentinya Fahri memandang wajah Oca. Oca yang merasa jadi pusat perhatian pun merasa kikuk.

Ngapa pada liatin gue sih !!

Nih lagi aki-aki satu ngapa liatin gue mulu, terpesona lu ama gue. Lama-lama gue colok mata lo !

"Sudah nanti bisa dipandangi sepuasnya mas" sahut Penghulu. semua tertawa tak terkecuali Abah Umar. Fahri pun merasa malu terkangkap basah tengah memandangi istri cantiknya.

"Silahkan tanda tangani dulu, setelah itu bisa tukar cincin"

Acara tukar cincin telah selesai, "Silahkan dicium kening istrinya mas" intrupsi lagi

Fahri kemudian membaca doa sambil memegang ubun-ubun istrinya kemudian mencium kening Oca.

Saat tengah mencium kening Fahri berbisik.

"Assalamualaikum humairaku" bisik Fahri membuat Oca melotot.

Anjir salah nyebut bi orang. Gue oca woy... OCA !!! GUE SLEDING LO NTAR !!

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang