Acara terus dilanjut dengan obrolan yang didominasi oleh Abah, Fahri suami Fatma yang bernama gus Yazid, dan sesekali Bagas menimpali. Satu yang Oca dapat simpulkan dari kepribadian gus Yazid adalah sombong.
Dia merasa jumawa memiliki dua istri, dan suka membangga-banggakan dirinya sendiri seperti sekarang.
Cihhh so iyeeeh...
"Saya tidak ada niatan untuk menikah lagi sebenarnya abah, tapi Ning Fatma menyuruh saya menikahi Ning Dila saat istri saya yang kedua ini, beliau masya Allah, berani melamar saya"
Abah tersenyum mengangguk-angguk, Fahri dan Bagas hanya mendengarkan saja. Tidak tahu harus berkomentar apa, beda dengan Oca yang terus berkomentar lewat batinnya.
Lah lu mau aje nikah orang ceweknya cakep..
Kalo tu cewek burik, banyak korengan, item, dakian mau kagak lu ???!!
Saat masih serius mengobrol santai, terdengar ucapan salam dari ambang pintu utama.
"Assalamualaikum" Suara berat laki-laki menarik perhatian yang ada disana.
Seorang laki-laki yang terlihat tampan dan masih muda, berdiri diambang pintu dengan memakai gamis putih serta peci putih.
Buseeeet malaikat ini???
Ganteeeeng bangeeet batin Oca. Matanya berbinar menatap makhluk cipataan Allah yang sempurna menurutnya.
"Waalaikumsalam" jawab serempak.
"Silahkan masuk, silahkan masuk" Abah Umar menyambut dan mempersilahkan laki-laki itu untuk duduk.
"Ekheem.." Fahri yang duduk agak jauh dari Oca berdehem, dia menatap tajam Oca membuat nyali Oca menciut.
Fahri nampak gelisah, dia semakin bersiaga dan sesekali melirik ke arah Oca., jangan sampai ada hal-hal aneh yang terjadi, apalagi sampai masuk kedalam gamis laki-laki itu karena refleks.
"Kenalkan abah, gus, ini adik saya Gus Ibrahim" Ucap gus Yazid bangga.
Gus Ibarahim tersenyum ramah kepada Abah Umar dan yang lainnya.
Aelahh adeknya.. gak jadi terpesona gue.. 11 12 palingan !!!
"Sudah besar gus Ibarahim ini ya, dulu waktu ikut kesini masih seumuran Rahman" Ucap Abah disertai kekehan. Rahman adalah anak dari adik abah Umar yang sekitar umur dua puluh tahunan.
Gus Ibrahim terkekeh, ekor matanya sesekali melirik kearah Oca.
"Betul abah, Sudah besar, sekarang sedang gencar cari calon istri ini bah. Barangkali gus Fahri atau gus Bagas ada kenalan.. buat dikhitbah gus Ibrahim" Goda Gus Yazid. Fahri pun tersenyum seraya geleng-geleng. Hatinya tidak karuan dan pikirannya tidak fokus.
"Adik ini sia---" Pertanyaan Gus Ibrahim yang menunjuk Oca terpotong oleh Fahri.
"Istri saya" Sahut Fahri dengan amarah tertahan. Gus Ibarahim mengeryit tak percaya, pasalanya dari raut wajah pun sudah terlihat perbedaan yang mencolok. Meski wajah masih Fahri tampan diusinya, tapi tetap saja begitu timpang dengan Oca yang masih cantik dan imut.
Sahutan Fahri membuat Oca menatap malas, suaminya memang pecemburu akut.
Gus Ibrahim kembali menertalkan mimik wajahnya lalu meminta maaf kepada Fahri.
"O--oh istri gus Fahri, s-saya minta maaf, saya kira adiknya Ning Arum" gus Ibrahim berbicara dengan gugup, melihat kilatan amarah dimata Fahri.
Gus Ibrahim kira, Oca adalah anak bungsu abah Umar dan Umah Sifa. Dia berniat untuk mengkhitbah Oca, meskipun baru pertama kali bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza