Ini 21+ ya
****
Arum menatap benda berukuran kecil yang ditutupi oleh jari Oca itu dengan penasaran.
"Gimana Mbak?" Arum bertanya lagi.
Oca masih menunjukan ekspresi yang tak bisa ditebak "Negatif mba.." Jawabnya lesu dan berwajad sedih.
Arum memandang Oca dengan wajah teduh seraya mengelus lengan Oca "Ndak papa ya Mbak, mungkin belum waktunya"
"Tapii boong...." Lanjut Oca dengan cengirannya.
Polos banget jir mba Arum..
Oca menunjukan alat test itu kehadapan Arum, terlihat disana terdapat garis dua berwarna merah "Kebobolan mba, kok bisa?" Tanya Oca dengan wajah cengo.
Arum menarik benda itu dari tangan Oca, dia meneliti dengan seksama lalu menatap Oca tersenyum bahagia "Alhamdulillah mbak Oca"
Arum langsung menubruk tubuh kecil Oca dan memeluknya "Selamat nggeh Mbak Oca. Kia punya temen akhirnya"
Tangan Oca dengan ragu ikut merangkul Arum,
Busett dah kayak teletubies gini...
Arum mengurai pelukannya, masig tersenyum haru. "Mas Fahri, Umah dan Abah pasti seneng mbak denger ini"
"Ha-iya-iya. Oca harus seneng apa sedih sih Mba?" Oca menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ha-- maksud mbak Oca?" Arum khawatir Oca belum siap menerima bayi yang ada didalam rahimnya.
"Ini hamil hasil kebobolan"
Arum tertawa pelan "Ya Allah mbak Oca, anak itu rezeki, Allah sudah atur. Mungkin jalannya harus mbak Oca kebobolan"
Gimana gak kebobolan mba..
Kakak ente bringasnya naudzubillah..
Main tubruk aja, gak kenal waktu..
"Ada apa nduk?" Tanya Fahri baru datang dari ruang tamu dengan membawa cangkir kopi yang sudah tandas.
"Mas Fahri selamaaaat..." Arum memberi ucapan selamat dengan wajah berbinar.
Fahri yang sedang meletakan cangkit itu menoleh dan mengeryitkan kening "Hmm.. Selamat ?"
Fahri menatap curiga Oca, apa adiknya diprank seperti dulu dan mengatakan kalau dia sedang ulang tahun.
"Mas Fahri jadi ayah, mbak Oca positif hamil" Ucapnya antusias.
"Siapa yang hamil nduk?" Timpal Umah.
Anjirrr mba Arum lemes juga ternyata..
Fahri masih diam mematung, mencerna ucapan dari adiknya. Dan umah menatap Arum penasaran.
"Sopo sing hamil?" Lanjutnya.
Arum tersenyum penuh arti lalu melirik Oca yang menunjukan cengirannya "Mbak Oca, positif umah. Ini lihat hasil test nya"
Hamil ? Batin Fahri.
Umah tidak bisa menyembunyikan raut bahagia nya, dia merentangkan tangan dan menghampiri Oca "Nduuk.. ya Allah, terima kasih. Umah bahagia nak" Umah berkata parau, sambil memeluk menantunya. Air mata bahagia meluncur begitu saja dari mata tuanya.
"Akhirnya Umah bisa lihat menantu umah hamil, umah wes tua, umah takut ndak bisa gendong cucu umah" Ucapnya disela tangis harunya.
Oca mengelus-elus punggung Umah.
"Umaaaah" seru Oca. Arum yang menyaksikan juga ikut terharu. Dan Fahri juga tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, meski ada setitik dari hatinya rasa cemburu yang keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritual"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza