"Teh saja" Sela Alya membuat Oca menyeringai.
Bu Lek mengangguk sopan "Oh nggih, tak buatin dulu sambil nunggu Umah selesai shalat" Ucap Bu Lek lalu berjalan menuju dapur.
Oca yang masih berdiri, kemudian melangkahkan kakinya untuk duduk didepan Alya yang berwajah pucat.
Oca duduk dengan anggun, bertopang dagu dengan kedua tangan, seraya menatap Alya dengan senyum tanpa berkedip.
Alya yang ditatap pun merasa sangat risih.
Ngapain ngeliatin begitu sih.. batin Alya.
Oca masih bertahan dengan kelakuannya, melihat Alya yang tampak risih tidak melunturkan semangat untuk memandang pocong berkedok manusia itu dan malah semakin menaikan mood nya.
Alya menangkat takut-takut kepada Oca, tidak ada satu katapun keluar dari bibirnya atau bahkan permintaan maaf.
Saat melihat Alya yang menatapnya, Oca lalu melambaikan sebelah tangannya kepada Alya.
Alya beringsut mundur lagi,.
"Mau kemana?" Bisik Oca.
"A-apa?"
"Mau kemana, kenapa menjauh terus?" Bisiknya lagi seperti suara asmr. Sungguh situasi ini sangat horor untuk Alya.
"Hey daki badak, kenapa gak jawab ?" Bisik Oca lagi.
Tok..tok...
"Assalamualaikum..." Suara laki-laki mengucapkan salam membuat Oca mendongak, melihat siapa yang datang ternyata pak Le.
"Waalaikumsalam Pak Le" jawab Oca.
"Ini beras, tak simpan dimana?" Tanya Pak Le yang membawa sekarung beras.
Oca menggaruk tengkuknya "Emmm,, bawa ke dapur aja Pak Le," Jawab Oca menyengir.
Pak Le pun berlalu melewati Oca dan Alya yang mendunduk. Oca menolehkan kepalanya kepada Alya,.
Yaelaaa nunduk lagi....
Oca masih memperhatikan tingkah laku Alya yang menurutnya aneh.
Benar-benar elastis.. batinya saat melihat Alya yang menunduk begitu dalam.
Oca memiringkan kepalanya kekiri dan kanan Alya melihat dimana letak mata Alya, apakah sampai dileher atau tidak, dia sungguh penasaran.
Ia pun mengambil ponsel yang ada didalam saku gamisnya lalu diam-diam memotret Alya dan mengirimkannya kepada Fahri.
To : Om Fahri
(Foto)
Elastis kan mas? Kok Oca gak bisa ya nunduk ampe begitu 😔😔Pesan terkirim dan centang dua, namun masih belum dibaca oleh Fahri, mungkin sibuk pikirnya.
Alya masih betah menunduk, lalu dengan hati-hati Oca pun berjongkok dibawah Alya membuat Alya kembali terkejut.
"BAA.....!!" Pekik Oca saat kepalanya mendongak melihat wajah Alya yang menunduk.
"Aaa... astagfirullah!!" Alya memegang dadanya yang kian berdegup lalu kembali beringsut mundur.
Bukannya menjauh Oca malah bangkit lalu menjatuhkan bokongnya disebelah Alya, tentu Alya semakin panik, bergeser sedikit demi sedikit diikuti Oca yang terus saja begitu.
Wajah Alya semakin pucat dan gusar, Oca terus mendekatinya.
"Diminum teh nya Ustadzah," Bu Lek menyajikan dua teh hangat untuk Alya dan Oca. Hati Alya merasa sedikit lega setelah ada Bu Lek disana.
Alya tersenyum samar.
"Silahkan diminum, jangan malu-malu anggap saja ini rumah orang..bhakkssss" Ucap Oca disertai tawa jail.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You GUS
Spiritualité"Kenapa harus Ocha abi? Kenapa tidak kak Raisa aja?" Marissya Arlista "Saya jatuh cinta saat pertama bertemu denganmu dek" Fahri Alfreza