33

58.4K 3.8K 29
                                    

Fahri terasa berat melepaskan pelukan ini. Dirinya ingin selalu mendekap tubuh mungil istrinya.

Dalam dekapan Fahri, tangan Oca dengan ragu mengulur untuk melingkar dipunggung kekar itu.

Rasanya ada setitik kehangatan menderai hatinya. Namun sebisa mungkin dia menepis itu.

Jangan ca.. lo jangan jatuh cinta sama pria ini.. jarak usia kita jauh, dan lo gak mungkin bisa ngimbangin dia dengan sikap bocah elo Ca...

Berusaha memejamkan mata didekapan hangat Fahri. Setelah lama, Fahri mengurai pelukan itu, memandang lekat wajah Oca, dan mencium kening istrinya lembut.

"Tunggu saya jemput kamu ya"

Oca mengangguk samar.

"Udah ah, gak usah melow gini, yang lain udah nungguin dibawah" Oca berusaha mengalihkan rasa yang tidak dia pahami itu. Wajah Fahri masih terlihat muram.

"Ayo..." Oca meraih tas selempang yang diletakan diatas tempat tidur.

"Sayaang..."

Astagfirullah... lebih-lebih manjanya kek si Aidan dah...

Oca berdecak pelan "Cuma sebentar ko yah, tar juga kesini lagi.. ayo ah malu ama umur!"

"Ckk.. kamu itu!" Fahri bangkit melongos meninggalkan Oca yang masih mematung, membuat rahang Oca nyaris jatuh saking melongo melihat tingkah Fahri.

"Tuh orang ada masalah ape sih?!"

"Malah gue yang ditinggal sendiri gini, gak tau terima kasih emang. Udah gue baik-baikkin." Oca menggerutu sendiri seraya geleng-geleng.

Kakinya kemudian melangkah menghampiri yang lain yang sudah siap didepan mobil hitam Abi.

"Udah siap Ca?" Tanya Abi, Oca mengangguk.

"Kalau gitu, kami pamit dulu, Abah, Umah" Abi dan yang lainnya menyalami satu persatu keluarga besannya.

Umah langsung memeluk menantu kecilnya "Jangan lama-lama disana ya nduk"

Oca tersenyum dan mengangguk "Iya Umah"

Setelah itu Oca hendak menyalami Fahri, mendongak melihat raut muka suaminya yang masih tanpa ekspresi.

"Oca pamit dulu ya"

Fahri mengangguk dan tersenyum, seraya menepuk pelan puncak kepala Oca.

"Sabar ya mas" kekeh Abi seraya menepuk pundak menenatunya.

Fahri mengangguk dan tersenyum. Setelah nya membatu mang Asep memasukan barang-barang yang akan dibawanya keJakarta.

Tak lama, deru suara mesim mobil menyala, bertepatan dengan keluarga itu mengucapkan salam. Hingga mobil pun sudah menghilang dari penglihatan Fahri.

Fahri mendesah pelan. "Sabar ya pakde..." Ucap Arum sambil cekikikan.

"Apa sih nduk!"

"Hari ini ada acara kemana mas?" Tanya Umah.

Fahri melirik kearah umahnya "Emm.. dirumah saja Umah, nanti siang ada undangan dari Pak Rianto"

Umah mengangguk paham "Yo wis, kalau gitu Umah sama Abah mau pulang"

****

Fahri tengah bersiap memakai baju batik tangan panjang yang keliatan gagah membungkus tubuhnya yang kekar.

Saat ini ia akan pergi ke acara pernikahan anak dosen yang dikampusnya mengajar. Setelah mengirim pesan kepada Oca, ia meraih kunci mobil hitamnya.

Melajukan mobil itu dengan kecepatan standar, hingga sampailah ditempat tujuan.

With You GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang