Chapter 23: Manipulasi Skala Besar & Murid Baru

55 17 0
                                    

"Belvie, yo," sapa Astaroth, duduk di bangkunya. Belial daritadi masih sibuk mencari sesuatu di dalam tas dan kolong mejanya. "Iya, halo, Asta... hm," balas anak itu, tidak melirik sahabatnya sekali pun.

Astaroth menatapnya aneh, hanya bisa mendengar obrolan dari para siswa lain yang masih berbagi kenangan menyenangkannya saat karya wisata. Untuk Belial dan Astaroth sih, karya wisata itu sangat... menegangkan. Orang-orang juga sepertinya hanya mengetahui bahwa karya wisata dipersingkat karena cuaca yang buruk.

"Ah, ini, ketemu!" serunya, ketika tangannya mengangkat sebuah buku tulis pelajaran. "Nyari apasih, cuma buku aja?" tanya Astaroth, menaikkan satu alisnya. Belial mengangguk dan menjawab, "aku dan Olivia hari ini mau belajar bareng."

"Oh ya? Bagus deh, tampaknya kalian jadi lebih dekat. Yang penting jangan lupain sahabatmu ini, sih," balas Astaroth, menunjuk dirinya. Belial menoleh. Anak laki-laki itu, sama seperti dirinya, telah mengubah wujudnya kembali menjadi rambut hitam dan mata biru. Begitu pula Belial yang sudah mewarnai ulang rambutnya menggunakan warna cokelat, meski setelah dipikir lagi, semua hal itu sangat melelahkan untuk dilakukan. Daaaan, mereka telah sepakat untuk bertindak seperti tidak ada yang terjadi di kawasan banyak orang.

"Bodo amat sih kalau kau, Asta," balas Belial cuek, menopang dagunya. Asta yang duduk di kursi depannya memberikan tatapan sedih. Belial melirik ke kursi di sebelah kanannya yang kosong.

"Andreas apa kabar, ya..." gumam Astaroth. Meski bukan kesalahannya, ia tetap merasa yang bertanggungjawab karena tidak melindungi Andreas saat serangan itu terjadi. Sihir yang diberikan Barbatos benar efektif, karena seisi kelas dan sekolah seperti tidak ada yang mengenal Andreas. Bahkan bangku kosong ini, dikatakan memang sudah kosong dari awal, seperti eksistensi Andreas selama ini hanyalah kepalsuan belaka.

"Kita coba hubungi Barbatos nanti saja saat luang. Pulang sekolah, mungkin? Sebelum aku kencan dengan Olivia?" ajak Belial, ia masih menyimpan kartu nama Barbatos untuk berjaga-jaga.

"Jiakh, kencan. Banyak gaya banget kamu. Ya sudah, aku setuju nanti kita hubungi dia. Sudah lima hari sejak dia dirawat di sana," balas Astaroth, mengangguk. Keasikan perbincangan mereka dan murid lainnya berhenti dengan tiba-tiba karena suara bel dan pintu kelas yang terbuka. Seorang guru, lebih tepatnya wali kelas mereka melangkah masuk ke dalam, membawa sebuah map yang mungkin berisi laporan kegiatan.

"Pagi, anak-anak semuanya~ Apa kabar setelah berlibur tiga harinya pasca karya wisata?" sapa guru itu dengan ceria. "Ah, kurang lama liburnya, Pak Ed!" balas seorang murid, dibalas tawa dari sang guru. Guru tersebut memang tergolong masih mudua dan cukup eksis di kalangan murid.

"Haha, tapi kan udah hampir seminggu kalian tidak belajar di sekolah? Saya bawa laporan terkait karya wisata kemarin," ujar Pak Ed, mengangkat map jernih berisi beberapa kertas. "Coba kita lihat, di sini..." gumamnya, mengenakan kacamata dan membuka mapnya.

"Belle Vierheller, kamu hadir sampai akhir acara namun pada presensi malam kedua, kamu tidak ada. Asta juga," ucap Pak Ed, membuat dua cowok yang duduk di belakang menoleh ke depan. Gelak tawa curiga dari anak-anak dari kelas terdengar, mungkin berspekulasi Astaroth melakukan sesuatu dengan Belial.

Butuh waktu bagi mereka berdua untuk berpikir, hingga teringat bahwa itu adalah malam api unggun, saat tiga penyihir datang dan terjadi kekacauan, lalu polisi juga memeriksa satu persatu anak yang ada. Wajar saja mereka absen, mereka sedang berada di kamar Olivia waktu itu.

"Tidak kok, Pak. Saya mungkin sudah tertidur jadi tidak mendengar apa-apa. Setelah evakuasi dari ledakan itu saya langsung ke kamar dan terlalu lelah. Belle mungkin juga sama," tampis Astaroth, berdiri. Belial mengangguk, tidak punya ide lain untuk berbohong. Ketika Astaroth mengatakan itu, semua perhatian terpusat pada mereka dengan wajah bingung.

INFERNO: The Lost PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang