"Hah..."
Helaan panjang itu terdengar dari malaikat dengan satu sayap yang berada di tengah wilayah pertarungan, semua ini menyimpang dari rencananya.
"Aku sudah sejauh ini, Calliope..." gumam Seraphim sedih, ia menggigit bibirnya untuk sesaat sampai telinganya menangkap suara tiga langkah yang mendekat.
"Kenapa kalian selalu menggangguku?" tanya Seraphim tiba-tiba, nadanya terdengar marah saat ia menoleh dengan murka ke arah tiga tamunya. Tiga malaikat, dua di antaranya bersayap hitam. Mata Seraphim berkedut karena kesal melihat keluarga di depannya yang sama sekali tidak berkutik.
Malaikat itu menarik napas panjang, mengangkat lengan di depan dada yang kini terlilit kalung emasnya.
"Ray of Light: Loving Kiss."
"Tiba-tiba?!" gumam Ramiel kaget, melihat sebuah cahaya terbang cepat ke arahnya. Gak bisa, Ramiel gak akan bisa menghindar dengan serangan mendadak seperti itu. Pangeran itu menutupi wajahnya dengan kedua tangan ketika sebuah senjata dilempar.
PRANG!!!
"SERAPHIM!" seru Michael murka, dengan segera menjadi pusat perhatian.
"Ramiel, kamu gak apa? Ada yang luka? Kamu tidak jatuh dalam kontrolnya, kan?" tanya Lucifer bertubi-tubi, menghampiri anaknya dan membantunya berdiri.
"Mm. Gapapa," jawab Ramiel singkat, mendapati di hadapannya terdapat sebuah tongkat putih emas yang tergeletak di atas tanah.
"Memalukan," lanjut Michael pada musuhnya, ia berjalan dan mengambil tongkat yang ia lempar sebelumnya untuk menangkis serangan Seraphim, mementalkannya ke arah lain. Suara Michael terdengar berat dan dalam, intonasi marah jelas sekali ada di sana.
"Kau mengeluhkan rencanamu yang terganggu. Bahwa kami semua adalah penganggu yang membuatmu menjauh dari tujuan, menarikmu ke kesengsaraan."
TAK TAK!
Michael mengetukkan tongkat tersebut ke atas tanah, lalu melanjutkan narasinya.
"Dengan mengabaikan kenyataan bahwa kami juga memiliki rencana. Kau dan kami, Seraphim, merupakan entitas yang memiliki tujuan yang sama, yaitu kebahagiaan dan cinta abadi. Lalu kau mengganggu rencana kakakku untuk membawa kebahagiaan pada kami semua."
Seraphim terkekeh, mengenal dengan baik nada bicara ini. "Hakim Agung Michael. Apa maumu?"
"Bertarunglah dengan adil layaknya raja di tanah Celestial sesuai dengan posisimu yang terhormat, Principle of Love. Putraku," panggil Michael, suaranya terdengar sangat yakin.
Ramiel menggerakkan tangannya, memanggil senjata yang persis dengan pilar milik Michael.
"Sanguine Rosa."
BLAR!
"AHAHAAH! RADIANT ARIA!"
Seraphim melesat dengan cepat ke arah Ramiel, wajahnya dipenuhi esktaksi yang muncul tiba-tiba. Sudah gila, mungkin?
Lucifer memicingkan matanya melihat duel itu, suara senjata yang saling mengadu terdengar nyaring.
KLANG!
"Ugh!" geram Ramiel begitu merasakan beban pada polearm-nya, Seraphim menekan pedangnya dengan berat di sana.
"Tidak buruk, Ramiel, tidak buruk," ujar Seraphim, menambah bebannya lagi saat melihat ekspresi Ramiel yang sedang berjuang.
"Kecepatanmu, seranganmu, senjatamu, bahkan kekuatanmu. Mirip juga ya kau dengan dua ayahmu, Anak Haram."
Seraphim memusatkan sebuah cahaya pada tangannya, bersiap untuk melepaskan cahaya tersebut pada lawannya yang berada di posisi skakmat. "Pft, HAHA!" tawa Seraphim gila lagi, sebuah cahaya dilesatkan dalam jarak dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFERNO: The Lost Prince
Fantasy[END; DILENGKAPI DENGAN ILUSTRASI DI BEBERAPA CHAPTER] "...Mustahil. Pangeran itu, sudah tewas ratusan tahun yang lalu!" Tidak ada yang menyangka bahwa karya wisata itu akan membawa malapetaka. Belle Vierheller, seorang murid SMA yang bisa dikataka...