"Apa?" tanya Belial, mencerna informasi tadi. Zagan dengan berani melangkah ke depan.
"Raja Satan adalah iblis yang sangat kuat dan kejam. Raja dari para raja iblis. Seorang kaisar," tegas Zagan dengan nada yang agak mengusik Belial.
"Katakan apa yang mau kamu katakan, Zagan," perintah Belial, Zagan mempercepat langkahnya. Belial mendongak karena merasa ada kilat yang muncul. Tiba-tiba, dari udara muncul sebuah tombak yang jatuh ke genggaman Zagan.
"Beliau menginginkan penerusnya sama sepertinya, namun harapannya harus pupus karena ada perang yang terjadi. Andaikan beliau memiliki penerus lagi, Tuan Satan pasti tidak akan mengasuh anaknya sampai seperti ini. Jadi, siapa anda?!" seru Zagan, mengayunkan tombaknya.
SRAAAK
Belial belum mencerna apa yang terjadi, ia hanya tahu Zagan berusaha menyerangnya dengan tombak, namun tombak tersebut membeku menjadi es dan patah.
"Jangan begitu dong, Zagan," ucap suara yang familiar, terbang turun perlahan. Zagan tampak kaget. "Tuan Muda Astaroth," salamnya dan Irvine.
"Belial, kamu sedang apa sih memangnya, sampai bisa diserang Zagan? Kamu lagi gak acting jadi penjahat mencurigakan, kan?" Astaroth merangkul sahabatnya.
"Zagan, Irvine. Yang tadi itu, gak sopan banget, loh. Ini beneran Belial, aku sendiri yang ngomong, nih," ucap Astaroth santai. Zagan dan Irvine lagi-lagi, meminta maaf.
Astaroth kemudian menjelaskan ke Belial, "Mungkin kalian sudah ngobrol dikit. Tapi benar, Bel. Sebenarnya, tidak salah juga mereka curiga. Belial yang mereka tahu, seharusnya sudah mati."
Belial menaikkan alisnya, "Haah?"
Astaroth tertawa. "Aku mengetahuinya sejak aku masuk ke dunia manusia. Seorang pangeran akan bisa mengetahui keberadaan pangeran lainnya, bukan? Belial dinyatakan menghilang dari dunia iblis ratusan tahun yang lalu. Ternyata, ada di sini."
Belial yang masih bingung, hanya mengerutkan dahinya. Astaroth, hobi sekali melawak ya. Aku harusnya sudah mati? Ratusan tahun yang lalu?
"Hayo Zagan, Irvine. Dia gampang marah, lho. Persis ayahnya. Benar kok jika dia bilang ada di dunia manusia selama ini. Makanya kalau dia bertanya soal dunia iblis, gabisa disalahkan juga, ya. Ayo ayo, anak baik dan anak baik harus saling berteman," canda Astaroth, mencairkan suasana.
"KAMI MOHON MAAF, TUAN MUDA BELIAL!" seru dua hellbeast itu, sujud bersamaan membuat Belial takut, "HII!"
Setidaknya, sekarang mereka sudah menyelesaikan kesalahpahaman yang ada.
"Astaroth, darimana saja? Kamu tau apa yang terjadi?" tanya Belial ketika napasnya sudah stabil lagi.
"Entah, Bel. Aku sedang berjalan dengan Andreas, detik berikutnya yang aku tahu, seluruh manusia di sini menghilang," jawab Astaroth.
"Aneh. Aku juga awalnya bersama Olivia di kereta gantung, kemudian rasanya seperti berpindah dimensi, tubuhku nggak enak. Setelah itu aku sadar kalau aku terkunci di kereta gantung yang merosot turun, untungnya aku lompat tepat sebelum kereta itu bertabrakan dengan kereta lain," jelas Belial.
Irvine dan Zagan memiringkan kepala, "Andreas, Olivia? Siapa lagi mereka, Yang Mulia?"
"Ah, Andreas teman dekat kami. Olivia pacarnya," jawab Astaroth santai.
"Amin," celetuk Belial.
"He?" Ketiganya menoleh, menatap satu pangeran itu dengan tatapan aneh.
"...Apa? Tidak ada salahnya kan berdoa?" tanya Belial.

KAMU SEDANG MEMBACA
INFERNO: The Lost Prince
Fantasy[END; DILENGKAPI DENGAN ILUSTRASI DI BEBERAPA CHAPTER] "...Mustahil. Pangeran itu, sudah tewas ratusan tahun yang lalu!" Tidak ada yang menyangka bahwa karya wisata itu akan membawa malapetaka. Belle Vierheller, seorang murid SMA yang bisa dikataka...