"Tuan Barbatos, kami awalnya berada di tempat yang berbeda. Tiba-tiba kami ditarik ke dimensi yang sama, yang seharusnya hanya bisa dilalui penyihir, iblis, dan malaikat. Namun, anak manusia itu entah kenapa juga ikut masuk, dan lebih parahnya, terkena serangan," jelas Irvine, menjawab pertanyaan Barbatos yang belum terjawab tadi.
"Hmm..." gumam Barbatos, berpikir. "Sihir macam apa yang digunakan untuk menyerang Andreas tadi?" tanya Belial.
Barbatos menatapnya dan membalas, "salah satu jenis sihir hitam, sangat fatal untuk manusia, seperti sudah diperuntukkan untuknya. Penyihir hitam pasti tidak sebodoh itu untuk menyerang iblis sekelas pengawal dan bangsawan dengan mantra itu. Yah, tapi untung kalian tepat waktu. Telat sedikit dan mungkin dia sudah..." jelas Barbatos, sambil menggerakkan jarinya secara horizontal di leher, mengisyaratkan 'mati'.
"Apa kamu seorang bangsawan, Barbatos?" tanya Belial, tengah menyeruput makanannya.
"Ah, iya, lihat mataku? Aku aslinya seorang duke, masih satu kerabat dengan Belphegor. Akan tetapi di kerajaanku sudah terlalu banyak orang-orang pintar, lagipula aku malas memimpin. Jadi aku meminta izin padanya untuk mencari suasana baru di sini," jawab Barbatos.
"Kenapa dengan mata? Bukankah semua iblis memiliki mata merah?" tanya Belial lagi.
"Kamu, belum pernah ke dunia iblis, ya?" tebak Barbatos. Ia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, iblis pada dasarnya justru tidak punya perbedaan yang drastis dari manusia lainnya. Sebenarnya cukup banyak yang berkeliaran di dunia manusia, hanya saja mungkin kamu tidak sadar. Kamu lihat Zagan dan Irvine? Mata mereka tidak berwarna merah, bukan?" lanjut Barbatos. Belial menoleh dan baru sadar, selama ini ia hanya memperhatikan pupil mereka yang vertikal.
"Mereka adalah keluarga hellbeast yang terbagi menjadi beberapa spesies dan kelas lagi. Ciri khas mereka adalah pupil mata yang tajam dan memiliki unsur hewan seperti tanduk, telinga, atau sayap," jelas Barbatos.
"Jadi sejauh ini, kita hanya bisa membedakan iblis keluarga kerajaan dan hellbeast dengan iblis biasa. Iblis biasa bisa memiliki warna rambut, mata, dan fisik seperti manusia. Hellbeast, warna mata dan rambutnya bergantung pada wujud asli mereka," lanjutnya.
Belial melirik ke arah Zagan dan Irvine yang sedang makan dengan anteng. Zagan memiliki mata kuning, rambut pirang dengan beberapa streak coklat, persis seperti bulunya ketika menjadi griffin. Sementara Irvine, rambutnya lebih hitam, manik matanya magenta.
"Bangsawan memiliki mata merah dan warna rambut yang lebih mencolok. Ayahmu dan kamu, sama-sama berambut merah. Begitupula dengan Astaroth dan Leviathan yang memiliki rambut silver. Ditambah lagi, kita ini..." Barbatos menyapukan jarinya ke poni, menyibak dahinya.
"Tampan, bukan?" tanyanya sambil mengedipkan satu mata.
"He," ucap keempat iblis lainnya berbarengan, menatap Barbatos aneh.
"Ayolah, dukung aku, dong!" gerutu Barbatos, mendapatkan tawa dari yang lain.
"Ah, aku hampir lupa. Belial, kita harus segera kembali ke yang lain. Zagan, Irvine, kalian harus ke Pandemonium, bukan?" tanya Astaroth, mereka mengangguk.
"Tapi, apa bisa? Memangnya kita ini dimana sekarang? Terbang pun akan memakan waktu yang lama, bukan?" tanya Belial.
"Tidak perlu khawatir, aku memiliki portal di sini berkat pasien-pasienku yang datang dari kelompok penyihir maupun iblis. Aku meminjamnya dari Belphegor, jika kalian ingin memakainya. Tinggal pikirkan tempat yang akan kalian tuju maka kalian akan otomatis tiba di sana," jawab Barbatos.
"Bagaimana dengan Andreas?" tanya Belial lagi, ia mengernyitkan dahi.
"Untuk itu, sepertinya ia harus tinggal di sini hingga beberapa hari setelah ia siuman. Dia masih terlalu lemah untuk dibawa keluar, lagi kita juga belum mengetahui motif yang sebenarnya, bisa-bisa dia diserang lagi. Untuk saat ini biarkan aku yang memantau dan merawatnya, sekaligus akan kucari tahu juga jika ada yang berkaitan dengannya. Ini nomorku, silahkan panggil aku jika butuh bantuan. Aku juga akan mengabari kalian kalau ada perkembangan," jawab Barbatos, mengulurkan kartu namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFERNO: The Lost Prince
خيال (فانتازيا)[END; DILENGKAPI DENGAN ILUSTRASI DI BEBERAPA CHAPTER] "...Mustahil. Pangeran itu, sudah tewas ratusan tahun yang lalu!" Tidak ada yang menyangka bahwa karya wisata itu akan membawa malapetaka. Belle Vierheller, seorang murid SMA yang bisa dikataka...