Arc 7: Lost Treasure in Never Ending Labyrinth
(Arc 7: Harta yang Hilang di Labirin Tak Berujung)
"Bangs*t... Kalau memang sedang ada urusan, setidaknya kabari sebelumnya, dong?!"
BRAKK!!!
Seruan penuh murka itu disusul dengan bantingan benda ke lantai.
"...Ugh."
Geraman kecil milik laki-laki berambut merah itu lepas dari mulutnya, jemari memijat pelipis. Kepalanya terasa sakit, minum berapa botol wine dia semalam?
"Belial. Wajahmu sangat murung. Ada apa?" tanya sebuah suara wanita yang familiar, menghampirinya. Angin laut bertiup sepoi-sepoi, membuat rambut mereka yang berwarna merah panjang tertiup.
"...Tidak apa-apa, mama. Kepala saya sedikit sakit, itu saja," jawab Belial membalikkan badannya, menyadari kehadiran Sang Ratu di sana. Leraye menunjukkan ekspresi khawatir.
"Sakit kepala? Sejak kapan? Tidak langsung sembuh?" tanya wanita tersebut, kini meraba wajah anaknya. Belial menggelengkan kepala.
"Sejak pagi. Sepertinya saya kebanyakan minum semalam," jawab Belial lirih, mengingat apa yang ia lakukan semalam.
Berkat ucapan satan saat rapat Stygian soal Olivia, anak itu tidak bisa mengusir pikirannya sendiri. Masalahnya, Olivia tidak bisa dihubungi sejak itu. Pesan tidak dijawab, telepon tidak diangkat. Entah apa yang Belial rasakan, marah atau khawatir? Mungkin perpaduan keduanya.
Anak itu malah mengamuk sendiri di kamarnya semalaman. Karena tidak bisa tidur, Belial akhirnya memutuskan untuk minum alkohol sebanyak mungkin dan merokok beberapa batang.
Tidak, Belial awalnya bukan anak yang seperti itu. Ia tidak pernah menyentuh perempuan, rokok, alkohol, dan lainnya. Hanya ada Belle yang populer karena tampang, sifatnya yang sangat baik, supel, serta kecerdasannya dalam akademik maupun non-akademik. Akan tetapi, tekanan dari kehidupan barunya benar-benar mendorong dia...
Jangankan tertawa, senyum saja ogah. Berapa kali ia memaksakan dirinya untuk tersenyum ketika bertemu dengan orang-orang baru?
Ketika amarahnya mereda di pagi hari—belum ada balasan sedikit pun dari kekasihnya—ia memutuskan untuk memberi pesan "aku ada trip tiga hari. aku tinggalkan HP di istana." dan meninggalkan ponselnya begitu saja.
"Hmm. Kamu harus tau batas, Belle. Apalagi kalau besoknya ada acara seperti ini," kata Leraye, menasihati putra sematawayangnya. Leraye tidak melarang Belial untuk melakukan hal itu, lagipula untuk apa? Belial adalah seorang iblis. Semakin banyak melakukan hal dosa, semakin bagus bukan?
"Benar. Maafkan saya," balas Belial lirih, sebelum merasakan dekapan hangat dari sang ibunda.
"Anak mama kepikiran apa saja sampai minum sebanyak itu? Masalah percintaan? Sama perempuan yang kamu rahasiain dari papa dan mama?" tanya Leraye lagi, kali ini sedikit tertawa. Ia bisa melihat wajah anaknya memerah. Belial tidak menjawab, hanya mengalihkan tatapannya ke arah laut.
"Ahaha. Untung saja kamu keceplosan, Belle. Bangsawan seusiamu biasanya sudah dicarikan tunangan, dan kamu gak tau berapa banyak bangsawan di luar sana yang menawarkan anaknya untuk jadi calon istrimu. Kalau saja kamu gak keceplosan, pasti si Satan Galak itu sedang memilah. Meski begitu, papa dan mama harap kamu mau lebih terbuka," lanjut Leraye, mengelus kepala Belial.
"Perempuan yang Belle suka itu satu sekolah sama Belle dulu, dia baik dan cantik. Nanti, kapan-kapan Belle ceritakan," jawab Belial sambil tersenyum lelah, memegang tangan Leraye.
Obrolan ibu-anak itu segera terpotong oleh bunyi cerobong kapal pesiar yang sangat kencang, bersama suara burung-burung yang berterbangan.
Cuaca di siang itu sangat bagus, cerah, namun tidak terlalu terik. Mereka berangkat dari Pandemonium melalui portal dan tiba di pelabuhan Ptolomea (yang ternyata sudah ramai oleh bangsawan lainnya) sekitar jam 9 pagi. Menunggu persiapan dan loading kapal, akhirnya kapal berangkat jam 10, sekitar 4 jam yang lalu.
![](https://img.wattpad.com/cover/298212053-288-k976495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INFERNO: The Lost Prince
Fantasy[END; DILENGKAPI DENGAN ILUSTRASI DI BEBERAPA CHAPTER] "...Mustahil. Pangeran itu, sudah tewas ratusan tahun yang lalu!" Tidak ada yang menyangka bahwa karya wisata itu akan membawa malapetaka. Belle Vierheller, seorang murid SMA yang bisa dikataka...