Chapter 124: Bulan dan Matahari, Sebuah Dansa menuju Gerhana

59 8 0
                                    

"Gladiator of Sacrifice."

Rapalan lantang itu disusul dengan terciptanya dua pedang besar yang melayang tepat di atas Michael dan Ramiel, siap untuk dijatuhkan kapan saja.

"Crescent Moon!" seru Lucifer, menerjang lawannya dengan sangat cepat sebelum ultimatum itu aktif. Seraphim menghindari tebasannya dan mengeluarkan pedang lainnya, membuat keduanya beradu.

KLANG!

"Siksa mereka dan kau akan mati dengan sengsara, cecunguk," ancam Lucifer, kini suaranya bergetar karena amarah, pedangnya ia tekankan untuk memberikan beban lebih berat.

"Luci adikku," panggil Seraphim, menendang Lucifer kemudian mengangkat pedangnya ke arah matanya sendiri.

"Pasifmu akan sia-sia. Aku tidak akan terpana olehmu."

CRAT!

Malaikat gila. Sinting, Seraphim menebas kedua bola matanya sendiri untuk mencegah dirinya membeku setiap melihat Lucifer.

"Orang-orang akan melakukan apapun untuk cinta," ujar Seraphim, melambat regenerasinya sampai pasif Lucifer habis. Kini ia mengangkat pedangnya, memprediksi di mana malaikat itu berada menggunakan inderanya yang lain.

"DAN KITA ADALAH SALAH SATU ORANG YANG AKAN MELAKUKAN APAPUN UNTUK HAL ITU!"

SRAAAK!

Lucifer terbelalak begitu Seraphim menorehkan sayatan diagonal yang sangat besar dari ujung bahu kiri sampai ke pinggang kanannya, membuatnya kembali tersungkur akibat ayunan yang diberi Seraphim.

"Mana yang mau kau pilih untuk selamatkan? Adikmu, atau anak haram dari hubungan terlarangmu bersama adikmu?" Lucifer mendongak dan teringat dengan dua pedang cahaya besar yang diciptakan Seraphim, menggantung bebas di atas dua malaikat yang sangat ia cintai itu.

Yang mana, yang mana?

Keringat dingin membanjiri dahi Lucifer, ia menggigit bibirnya dengan keras sampai berdarah. Dengan kondisinya sekarang, terbang untuk menyelamatkan keduanya tidak akan berhasil. Mana yang harus dia pilih? Ia menoleh ke Ramiel.

"Ayah, lari ke arah papa! Kalau papa mati sekarang, ayah tidak akan punya tenaga yang cukup untuk bertarung melawan Seraphim di akhir nanti!"

Lucifer menoleh ke arah Michael.

"Bodoh, buat apa kau berpikir?! Luci, selamatkan anak kita! Kau pikir aku akan mati begitu saja?"

"A-ah..." Lucifer berlutut, mengangkat kedua lengannya ke kepala karena pusing berpikir.

"Yang mana, Lucifer? Pilih yang mana? Yang mana, yang mana, yang mana?" ulang Seraphim berkali-kali, semakin membuat Lucifer panik.

"Oh? HAHAHAHA!" tawa Seraphim lagi begitu melihat Lucifer berjalan dengan lemas ke arah Ramiel, mendapatkan gelengan kepala dari putra pride itu.

"Ramiel," panggil Lucifer, berjongkok untuk membantu Ramiel berdiri.

"Kau sudah memilih," tegur Seraphim, kini mengangkat tangan kirinya.

"Gladiator of Sacrifice," ulang Seraphim, membuat semua yang ada di sana merinding.

"TIL DEATH DO US PART!"

Seruan itu dilanjutkan dengan gerakan menebas oleh tangan kirinya, seolah-olah Seraphim sedang memotong 'tali' yang mengikat pedang tersebut di langit tiada batas. Dalam hitungan detik, pedang besar itu menerjang Michael.

"URKK!"

"Papa—Ayah, papa dalam bahaya!" seru Ramiel panik, berusaha mendorong tubuh Lucifer untuk membebaskan dirinya.

INFERNO: The Lost PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang