Huuhh ..
Tiba-tiba, Hye Kyo tersentak dan tubuhnya berkeringat deras saat menyadari bahwa semua yang dilakukannya dan dilihatnya hanyalah sebuah mimpi. Dalam kebingungan, ia menyadari bahwa sejak tadi ia hanya berdiri di tempatnya dan hanya menjadi penonton pada percakapan Jisoo, Taehyung, dan Yerim yang begitu asyik. Mereka terus membahas banyak hal tanpa henti, dan Hye Kyo tidak menyadari bahwa waktu telah berjalan begitu lama semenjak ia terdiam di sana.
Hye Kyo merasa sedih, terluka, dan penuh rasa bersalah pada Jisoo. Bayangan tentang bagaimana Jisoo memaafkannya dan melupakan semua masalah yang terjadi di antara mereka menghantui pikirannya. Ia terus membayangkan situasi tersebut, hingga tanpa sadar dirinya sudah terdiam terlalu lama di tempat itu. Hye Kyo merasa seperti terjebak dalam mimpinya sendiri, berharap agar semuanya bisa kembali seperti dulu.
"Jadi, itu semua hanya mimpi ya, Jisoo memaafkanku itu cuma sekedar mimpi belaka? tidak. Mengapa semuanya cuma mimpi, mengapa itu tidak jadi kenyataan? aku sudah cukup lega saat itu, cukup senang karena Jisoo sudah mau memaafkanku. Tapi rupanya semua yang kurasa itu hanyalah halusinasiku belaka. Astaga, Hye Kyo ... kau sudah stres sekarang," gumam Hye Kyo sembari menepuk jidatnya berulang kali dan hampir saja menangis. Hye Kyo hampir menangis sebelum akhirnya munculah Taehyung dari sisi samping tubuhnya, membuatnya sedikit merasa tenang.
"Ma, sejak kapan Mama ada di sini?" tanya Taehyung tanpa ekspresi.
Lalu sesaat Hye Kyo akan menjawab, tetiba saja dari arah belakang tubuh Taehyung munculah Jisoo yang saat itu menatap begitu tajam kearahnya. Tatapan tajam yang membuatnya merinding. Hye Kyo merasa seperti diserang tanpa peringatan, dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Matanya terpaku pada Jisoo, yang terlihat begitu serius dan misterius pada saat yang sama. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Hye Kyo merasa seperti dunianya berhenti berputar, dan ia hanya bisa menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan Jisoo.
"Ma, aku sama Jisoo mau pamit ya, tadi Jisoo dapet wa dari bunda Suzy, katanya pengen ketemu, ada urusan penting," ucap Taehyung masih dengan ekspresi yang sama.
Disini Hye Kyo tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya ketika Taehyung dan Jisoo meraih tangannya dan mencium punggung tangannya dengan penuh rasa hormat. Hye Kyo merasa seperti sedang berada di hadapan dua raja yang sangat dihormati. Dia merasa kecil dan tidak berarti di depan mereka, tetapi pada saat yang sama, dia merasa sangat dihargai. Hye Kyo merasa seperti dunianya sedang berputar dengan cepat, dan dia tidak tahu harus berbuat apa selain menyerahkan dirinya sepenuhnya pada takdir.
"Hati-hati nak, jangan ngebut-ngebut ya," sahut Hye Kyo setelah Taehyung dan Jisoo membalikkan badannya dan berjalan pergi menjauhinya.
Mereka berjalan beriringan, bergandengan tangan dan melemparkan senyum pada satu sama lain. Namun, ketika Hye Kyo mengucapkan sesuatu, mereka tidak menjawabnya. Sepertinya mereka tidak mendengar atau bahkan sengaja mengabaikan ucapannya.
"Sepertinya tak hanya Jisoo saja yang marah padaku, tapi Taehyung juga. Dari nada bicaranya dan ekspresi wajahnya, tampak sekarang jika dia ikut memusuhiku. Huufftt ... Baiklah, sepertinya disini hanya Yerim dan papa yang tak marah padaku. Selain Papa tidak tau masalahnya, papa juga sangat mencintaiku. Jadi dengan semua perasaannya itu, Papa tidak mungkin untuk memarahiku atau bahkan menceraikanku. Papa mungkin akan marah tapi dia takkan sampai hati untuk menceraikanku. Dulu saja saat mendapatkanku, papa membutuhkan banyak cara dan perjuangan ekstra. Banyak hal yang Papa lakukan untuk mendapatkanku dan mendapatkan Restu orang tuaku, jadi dengan semua perjuangannya itu dan perasaannya padaku, tidak akan mungkin papa untuk memarahiku lebih lama ataupun menceraikanku. Ya, tidak akan mungkin papa untuk melakukannya," batin Hye Kyo percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta setelah Cinta
Fanfiction"Dasar wanita murahan, apa dengan menggoda suamiku seperti ini kau merasa hebat, hah?!" ucap Jisoo dengan suara yang penuh amarah. Jennie menoleh ke arah Jisoo dengan tatapan yang penuh keterkejutan. Ia tahu bahwa cepat atau lambat hal ini pasti ter...