Episode 89. Peperangan Mematikan; Benar-benar Menginginkan Kematianku (!!!)

49 7 0
                                    

Halo guys. Kalian yang membacanya awas ya, hati-hati saat membaca bab ini. Siapkan emosi kalian. Karena di bab ini akan penuh dengan emosi dan kejutan. So, happy reading😘😘

....................................................

"Rasanya aku ingin pergi sejauh mungkin dari kota ini atau bahkan ke luar negeri. Tidak kuat aku harus berurusan dengan gadis itu lagi. Mengapa dia tidak mau mengerti jika aku sudah tidak mau bersamanya lagi. Aku hanya ingin bahagia bersama istriku. Punya anak dan sampai tua bersamanya. Apa itu terlalu sulit untuk kudapatkan?

"Aaakkkhh ... Sial! Sepertinya rencanaku untuk membawa Jisoo berlibur ke Paris itu dalam waktu dekat ini saja. Aku ingin menenangkan diri sekaligus bulan madu bersamanya di sana. Ehm, tapi jika aku bulan madu di Paris sama Jisoo tidak apa-apa kan jika aku harus meninggalkan pekerjaanku? Sekarang ini saja aku juga meninggalkannya, lama pula. Hmm, baiklah. Rencana ini akan aku langsung kan beberapa saat lagi. Sepertinya dua hari lagi adalah hari yang bagus untuk kita kesana." ucap Taehyung, dengan tatapan penuh konsentrasi, terpaku pada layar televisi yang memancarkan cahaya keemasan.

Beberapa saat sebelumnya setelah dia berbincang hangat dengan istrinya ditelepon, kini tampak Taehyung bersantai di depan TV sembari menikmati beberapa snack. Sebenarnya di saat Jisoo meminta izin padanya untuk menemui teman lamanya di suatu taman, Taehyung ada ide untuk mengantarkannya. Taehyung ingin memastikan istrinya itu baik-baik saja sampai di tempat tujuannya, namun Jisoo yang tidak ingin merepotkan Taehyung terus saja menolaknya, hingga akhirnya Taehyung pasrah dan membiarkan Jisoo pergi sendiri ke taman tersebut.

"Huufftt ... Jisoo maafkan aku. Aku tidak izin padamu dulu sebelum aku menemui Tzuyu. Sebenarnya aku ingin izin padamu dulu sebelum menemuinya, tapi karena aku sudah tidak kuat dengan semua teror yang dia berikan aku pun langsung saja menemuinya tanpa berpikir panjang. Aku capek banget dengan semua ini. Semua yang dia berikan membuatku lelah. Tapi, setelah semua ucapanku tadi dia akan mengerti atau tidak? aku rasa dia tidak akan mengerti dan terus saja mengganggu kehidupanku. Hmm, baiklah. Sepertinya aku harus lebih menjaga Jisoo kali ini, takutnya jika Tzuyu akan semakin nekat dan malah mengancam ketenangan Jisoo. Dia kan anaknya nekat banget, bisa bahaya kalau sampai berurusan sama dia. Oh iya, tadi temannya Jisoo itu siapa ya, laki-laki atau perempuan? kok aku merasa nggak enak ya. Mengapa aku rasa akan ada sesuatu hal buruk yang terjadi pada Jisoo. Tidak, Tae. Berhenti memikirkan itu. Tidak akan ada apapun yang terjadi pada istrimu. Dia akan baik-baik saja, iya dia akan baik-baik saja." entah mengapa, Taehyung merasakan kegelisahan yang merayap di dalam pikirannya. Seakan-akan ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang membuatnya merasa khawatir akan keselamatan Jisoo.

Pikiran-pikiran negatif mulai menghantuinya ketika ia teringat akan pergiannya Jisoo untuk bertemu teman lamanya di sebuah taman yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Sebuah perasaan tak menentu tiba-tiba melingkupi pikirannya, tanpa dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Taman Merpati. Nama itu terus menggeliat dalam benak Taehyung, menciptakan rasa penasaran yang tak terbendung. Sejauh perjalanan hidupnya di Jakarta, ia belum pernah mendengar tentang taman tersebut. Namun, Taehyung tidak ingin terjebak dalam prasangka negatif. Mungkin saja taman itu baru saja dibuka, atau mungkin ia saja yang kurang perhatian terhadap tempat-tempat baru di sekitarnya. Ia memilih untuk mengusir pikiran-pikiran negatif tersebut, meyakinkan dirinya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Dengan langkah mantap, Taehyung meninggalkan tempat duduknya dan menuju dapur. Ia merasa lapar setelah melewati beberapa saat tanpa sarapan atau secangkir kopi pagi. Pikirannya terlalu terfokus pada kekhawatiran dan layar televisi, sehingga ia melupakan kewajibannya untuk memberi perhatian pada dirinya sendiri di pagi hari.

Di dalam dapur yang hangat, aroma mie instan yang sedap mulai tercium. Taehyung dengan cekatan mempersiapkan makanannya, menikmati momen kecil ini sebagai waktu untuk meredakan kegelisahannya. Meskipun ada kekhawatiran yang menghantuinya, ia tahu bahwa mengurus dirinya sendiri adalah langkah penting dalam menghadapi segala situasi.

Setelah mie instan selesai dimasak, Taehyung duduk di meja makan, menikmati hidangan sederhana tersebut. Ia berusaha menenangkan pikirannya, menyerap kehangatan mie instan yang memenuhi ruangan. Meski ada rasa tidak menentu dalam benaknya, Taehyung memutuskan untuk menjalani hari ini dengan hati yang tenang dan siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Cinta setelah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang