TCV 34 | Mendahului Takdir
Evans yang baru kembali langsung memeluk tubuh wanita yang tidak lain merupakan istrinya saat ia kembali ke rumah. Seorang balita yang ada di samping wanita itu menangis, tangisannya itu justru membuat Evans tertawa bahagia. Kekhawatiran yang sempat hinggap di kepalanya hilang entah kemana. Alexi hanya memperhatikan dari kejauhan, ia tersenyum tipis, setelahnya ia keluar dari rumah dan menatap langit malam lekat-lekat.
"Aku dengar sempat ada masalah, apa yang terjadi?" Tidak lama setelah Alexi keluar, Evans menyusul putranya. Alexi menoleh pada ayahnya, memperhatikan tangannya dengan bekas luka yang tidak pernah dirinya lihat sebelumnya.
"Ibu melahirkan lebih cepat dari waktu yang dikatakan dokter," Alexi menjawab sang ayah. Evans yang mendengarnya cukup terkejut, hal buruk benar-benar hampir terjadi. "Saat itu, aku dan calon kesatria lain sedang melakukan pelatihan malam dan kami tidur di pangkalan bukit di belakang istana. Jika saja..." Alexi menggantung perkataannya, kini anak itu menunduk lantaran merasa bersalah karena telah lalai, padahal ayahnya meminta dirinya untuk menggantikan posisinya sebagai pelindung keluarga selama sang ayah pergi berperang.
"Harusnya aku kembali malam itu," gumam Alexi tidak mampu mengungkapkan penyesalannya lebih dari ini. Ia bahkan merasa tidak pantas meminta maaf atas hal yang tidak patut dimaafkan.
Evans menyentuh pundak putranya—menenangkan dengan cara yang ia ketahui. "Tuhan masih mengasihi kita, kita beruntung karena tidak ada yang terjadi kepada ibu dan adik cantikmu hem." Evans tersenyum kepada putranya, enggan melihat anak laki-lakinya itu berlarut-larut pada masa lalu.
"Nona yang datang, membawa seorang dokter dan persalinan berjalan lancar. Jika nona Sophia tidak datang. Aku pasti sudah menanggung dosa tidak termaafkan seumur hidupku." Alexi masih tidak bisa mengangkat kepalanya. Evans yang mendengar penurutran putranya hanya bisa mematung selama beberapa saat.
Lagi...
Orang yang sama menyelamatkan dirinya dari kemalangan...
Hutang macam ini, tidak akan mampu dirinya bayar bahkan dengan berlutut dan mengorbankan nyawanya sekalipun.
"Nona itu... Tampak berbeda kan?" Evans bergumam kecil. "Dia terlalu dewasa untuk usianya, namun melihat bagaimana tuan muda Khaled yang begitu pandai menguasai semua pembelajaran aku berpikir bahwa itu memang keunggulan karena dia memiliki darah Brunswick. Wajar jika dirinya memiliki kepandaian yang luar biasa, terlebih memang tidak ada yang bisa dirinya lakukan selain membaca buku. Namun tidak hanya memiliki pengetahuan luas, dia juga pandai menilai situasi dan mengambil tindakan. Hal yang tidak bisa dipelajari dari sebuah buku." Perkataan Evans mendapatkan perhatian sang putranya. Tatapan Alexi jelas memberikan kesetujuan dengan setiap perkataan yang ayahnya lontarkan.
"Terlebih, semua tindakannya seolah mendahului takdir," gumam Alexi sambil menatap langit-langit malam. "Mendahului takdir?" Evans ikut bergumam pelan.
"Bagaimana kita membayar takdir baik yang nona berikan kepada kita?" Tanya Evans di tengah keheningan.
Tidak ada jawaban. Karena Alexi pun tidak memiliki jawaban itu.
Sementara itu, di kastil Brunswick bagian utara. Sophia menatap langit malam yang bersinar dengan begitu terangnya. Gadis itu melirik sosok wanita yang baru saja datang dan berdiri menatapnya yang tengah duduk di kusen jendela lantai dua. Wanita dengan jubah merah yang mengenakan tudung itu menunduk hormat pada Sophia.
Sophia tersenyum melihatnya. "Akhirnya kau kembali, Tia."
***
"Pemulihan tidak bisa dilakukan dengan cepat karena perang memakan waktu cukup lama. Karena itu saya mengusulkan untuk menurunkan pajak yang harus dibayar petani dan menaikan pajak pemilik tanah. Untuk meningkatkan pertanian, saya berpikir untuk mensejahterakan para petani, Ayah." Khaled sudah ada di ruangan ayahnya sejak pagi buta, tampak begitu sibuk. Melaporkan hasil kinerjanya kepada sang ayah selama ia meninggalkan kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historická literaturaKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...