TCV 73 | Mimpi Sang Duke
"Apa masih ada yang ingin Anda bahas dengan saya Yang Mulia?" Lagi, Sophia menanyakan hal yang sama saat ingin mengakhiri percakapan mereka. Harald merasa sedikit terusik saat memutuskan masa depan Sophia tanpa mendiskusikannya dengan gadis itu, namun ia membuat langkah yang ia anggap yang terbaik dan tepat. Sophia yang tidak terusik sama sekali dengan keputusannya justru membuat dirinya merasa khawatir.
Meski begitu, Harald tampaknya masih ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama Sophia, sayangnya tidak ada hal yang bisa menjadi bahan obrolan lagi.
"Kau benar-benar tidak keberatan dengan pernikahan ini?" Tanya Harald lagi, memastikan. "Tidak," Sophia menjawab secara cepat. "Baiklah kau boleh pergi," Harald akhirnya membiarkan Sophia pergi.
'Toh tanpa melakukan apapun, pertunangan ini akan berakhir,' Sophia tersenyum kecil saat keluar dari ruangan Harald.
Sophia yang keluar dari kastil utama melihat kereta persediaan yang tampaknya menuju kastil utara. Sophia melihat si kusir bersurai jingga yang memacu kereta kuda dengan begitu semangat. Tangannya melambai saat melihat Sophia.
"Sudah waktunya yah."
Sedangkan Harald yang duduk di kursi kerjanya terus memandangi sofa tempat Sophia sebelumnya duduk. Mimpi-mimpi aneh yang datang padanya mempengaruhi segala keputusannya. Harald melirik surat lamaran yang beberapa minggu lalu sempat dikirimkan kediaman Hannover. Dari segi apapun, tawaran yang diberikan Hannover jauh lebih baik. Selain itu, putra tertua mereka George masih memiliki ikatan darah dengan sang ratu, George kemungkinan besar akan menjadi raja masa depan yang menjanjikan. Jika Sophia menikah dengannya, maka anak itu akan menjadi seorang ratu.
Brunswick bukanlah keluarga suci yang tidak terlibat dalam politik seperti Wolfenbuttel. Namun Harald seolah ingin menjauhkan Sophia dari jajahan politik kotor yang ada di sekitar Hannover.
Hanya karena perkataan konyol dari mimpi aneh yang akhir-akhir ini mendatanginya, Harald menolak semua tawaran Hannover dan beraliansi dengan Wolfenbuttel.
'Hanya karena sebuah mimpi.'
Harald menyentuh kepalanya dan memejamkan matanya sesaat. Damian yang memasuki ruangan sang duke langsung menyerahkan beberapa berkas di atas mejanya. Melihat Harald yang masih menyentuh kepalanya sambil memejamkan matanya, membuat Damian membuka laci meja sang tuan dan meletakan obat.
"Anda kesulitan tidur lagi? Yang Mulia Anda harus minum obat dan beristirahat sejenak." Harald menghela nafas kecil dan membuka matanya. Ia membuka botol itu dan meminum obat di dalamnya.
"Khaled sudah menyelesaikan persiapan?" Damian mengangguk kecil sebagai jawaban.
"Karena situasi di duchy tidak begitu baik, terlebih sepertinya tidak lama lagi situasi Oberon akan menegang, aku akan kembali ke duchy lebih dulu. Biarkan Khaled mengurus pekerjaan di ibu kota, bantu dia karena tampaknya banyak hal yang saat ini tengah ditanganinya. Dia juga menjadi salah satu penguji dalam pemilihan kesatria Brunswick kan, dia masih harus mengawasi pelatihan mereka secara langsung juga. Ah, jangan lupa untuk katakan pada Rosalinde bahwa dia akan ikut denganku kembali ke duchy. Jika memang terlalu banyak hal yang harus disiapkannya maka buat jadwal pribadi untuknya agar menyusulku." Harald bangkit dari posisinya dan berjalan keluar ruangan. "Langsung beritahu aku jika istana mengirimkan kabar. Aku akan kembali ke kamarku sebentar," sambil terus berjalan, Harald kembali memberi instruksi. Damian membungkuk kecil sebagai tanda hormatnya kepada sang duke.
Harald melihat Sophia yang tengah berdiri di depan kastil sambil melihat kereta persediaan yang menuju kastil pribadinya. Gadis itu berjalan dengan langkah kecilnya menuju kastilnya sambil memperhatikan bunga-bunga yang berjejer sepanjang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...