TCV 75 | Memotong Ekor Busuk
POV Sophia Chay Brunswick
Tidak perlu malam untuk sekadar menyaksikan sinar rembulan, di sudut sepi jeruji besi, dapat kau saksikan cahaya yang begitu redup–dari pakaian putih kotor penuh noda tanah, serupa dengan sinar yang akan segera sirna.
Keheningan adalah cara berbicara dengan diri sendiri. Kadangkala kita menemukan semua jawaban dalam keheningan.
Seperti saat ini...
Suara langkah berat, kembali terdengar. Lagi-lagi aku kedatangan tamu tak di undang.
Tamu itu...
"Kau terlihat lebih kacau dari yang aku kira," ujarnya dengan suara berat.
Aku hanya diam saja, menatap mata berwarna biru kehijauan seperti olive itu dengan seksama. Rasa sakit di dadaku masih terasa, namun aku sudah terbiasa. Rasa sakit yang sebenarnya tidak bisa disembunyikan. Cara tercepat untuk mengubah sikapku terhadap rasa sakit, adalah menerima kenyataan bahwa segala sesuatu yang terjadi padaku, telah dirancang untuk mencapai kedamaianku. Mereka yang tidak memahami rasa sakit, tidak akan pernah bisa memahami kedamaian sejati.
"George?" Panggilku dengan bibir kering yang pecah.
Panas yang sangat menyengat saat siang hari dan dingin yang sangat menyiksa saat malam hari. Membuat setiap tahanan menggila setiap detiknya.
Seorang bangsawan biasanya mendapatkan sel yang lebih baik dari tempat ini. Namun absennya sang duke membuat tidak ada yang bisa aku lakukan. Terlebih penempatan sel ini di rekomendasikan oleh pengganti kepala keluarga Brunswick–Khaled Karl Brunswick itu sendiri.
George berjongkok–mengulurkan tangan besarnya untuk menyentuh suraiku. Aku memandangi wajah datarnya sesaat–menyadari senyuman tipis dibalik bibirnya.
Pengadilan kerajaan dipimpin oleh keluarga Hannover. Kerabat dekat George yang tidak lain adalah kakeknya sendiri dari pihak ayah, mantan duke Hannover sebelumnya.
Sejujurnya...
Ini di luar perikiraanku...
Situasiku menjadi jauh lebih buruk...
Aefar cukup membantu dalam menyampaikan informasi mengenai sang pemimpin pengadilan. Pria itu, kakek George yang seorang hakim, pernah menjadi guru dari Harald...
Kakek dari George dan guru dari Harald. Ke sisi mana fakta ini akan berpihak?
Ada rencana dalam sebuah rencana yang direncanakan? Terlalu banyak orang yang menunggangi kasusku.
Rencana pria ini, tidak lain tidak bukan, untuk menggagalkan pertunanganku. Pria ini, pria gila ini mulai terobsesi padaku, seperti dalam kehidupanku sebelumnya.
Jika dalam kehidupan pertama obsesinya di picu atas tuduhan perselingkuhan, maka obsesi di kehidupan kedua di picu atas tindakan lancang yang menghina kedudukannya, dengan melarikan diri dari pernikahan.
Selain pertemuan pertama di pesta, aku tidak ingat pernah melakukan tindakan yang membuat matanya tertuju padaku.
Ini diluar dugaan...
Harusnya orang ini belum melihat ke arahku saat ini.
Skenario yang sudah aku buat berantakan, kini mengarah dan merugikan diriku sendiri.
"Tapi seperti biasa, kau tetap terlihat indah, kupu-kupu kecilku." George sambil mengangkat daguku. Apa aku sudah mengatakannya? Fakta gila dari si calon kaisar...
Orang ini, pria yang pernah menjadi suamiku ini...
Merasa terangsang saat melihat diriku penuh siksaan...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...