TCV 102 | Tamu Tak Diundang
Setelah malam itu, Sophia berani mendiskusikan beberapa hal kepada nyonya Drechsler. Tidak disangka, wanita itu benar-benar bersikap santai. Bagaimana cara mendeskripsikannya? Jika di zaman modern, dia seperti independent women dengan pikiran yang terbuka dan maju. Tidak terikat pada aturan dan tradisi, benar-benar wanita yang tidak pernah Sophia jumpai di negeri ini.
"Sekolah?" Gumam Elaina yang duduk di meja kerjanya. "Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan tidak akan sedikit. Memang sekolah di daerah ini tidak ada dan anak-anak tidak mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya. Tapi itu semua karena tidak ada uang di daerah ini, tidak ada hal yang menghasilkan uang di tempat ini, aku sudah berusaha mencari modal tapi tidak berjalan lancar."
Sophia menyerahkan lembar baru kepada sang nyonya. Wanita itu tertawa dan memandangi Sophia tidak percaya.
"Kau yang membuatnya?" Sophia mengangguk kecil. "Aku pernah mendengar bahwa kau menguasai semua pelajaran gila Brunswick hanya dalam waktu satu bulan. Sepertinya itu semua bukan omong kosong." Sophia menyerahkan lembar ketiga pada meja sang nyonya.
"Dana awal akan menggunakan uang pribadi saya. Kemudian untuk benda yang akan kita kembangkan sudah ada investor yang akan memberikan uangnya untuk digunakan. Hanya saja, hal ini hanya bisa dilakukan oleh saya pribadi. Sayangnya saat ini saya masih dalam pengasingan. Sayang sekali kan, padahal ada kesempatan membuat perputaran uang di tempat mati ini." Sophia menatap sang nyonya dengan tatapan tanpa dosa.
Wanita itu tertawa, "seharusnya aku tidak percaya saat kau mengatakan bahwa kau tidak akan menyeretku dalam masalah." Sophia ikut tertawa.
"Apa Anda tidak bosan?" Tanya Sophia pelan.
"Menerima uang receh seperti sumbangan dari duke, apa Anda mau terus melakukan hal hina itu? Bahkan situasi saat ini, Anda menerima seorang kriminal yang diasingkan di kediaman Anda tanpa bisa melakukan penolakan. Beberapa orang menganggap rumah nyaman Anda sebagai tempat hukuman. Jika saya, saya akan merasa sangat terhina." Sophia kembali tersenyum.
"Karena itulah, kau mengajakku dalam tindakan kriminal dan membantumu untuk bisa berkeliaran bebas tanpa ketahuan?" Ucapan dari sang nyonya kembali membuat Sophia memasang wajah terkejut.
"Apa maksud Anda dengan tindakan kriminal? Anda kasar sekali Nyonya. Kita kan hanya berbisnis, sesama orang miskin harus menggunakan otak mereka dengan baik agar tidak berakhir kelaparan kan? Yang kita lakukan hanyalah bertahan hidup dan mencari sesuap nasi untuk menyambung hidup Nyonya." Sophia menampilkan senyuman manis.
"Kau anak paling berbahaya yang pernah aku temui," keluh wanita itu pelan. "Izinkan aku bertanya satu hal," pintanya sambil menatap Sophia yang berdiri di depannya dengan tajam.
"Jelaskan dalam satu kata mengenai persidangan yang kau lakukan." Sophia tampak berpikir sebelum menjawabnya. Wanita di hadapannya ini tidak bertanya mengenai persidangan itu sendiri, apa yang ia tanyakan adalah fakta dimana Sophia dapat membahayakannya atau tidak.
Sophia menarik sudut bibirnya sebelum menjawab. "Sempurna," Sophia teringat sesuatu, "ah kecuali tempat ini," Sophia mengoreksi.
Tindakan sang duke memang diluar prediksi Sophia. Namun tidak begitu buruk karena Sophia justru bertemu dengan wanita menarik ini berkat ayahnya.
"Kau benar-benar berbahaya," keluh Elaina pelan.
"Berapa persentase keberhasilannya? Lalu sejak kapan kau membuat rencana ini?" Sophia tampak berpikir, "99%, untuk rencananya aku buat beberapa hari lalu. Tempat ini memang diluar perkiraan, tapi terkadang kita butuh improvisasi saat terjadi perubahan situasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...