TCV 51 | Pemimpin Serikat Perdagangan Tsuru

248 31 1
                                    

TCV 51 | Pemimpin Serikat Perdagangan Tsuru

Sophia melangkah keluar dari kereta kudanya. Gadis itu mengenakan gaun berwarna biru tua dengan taburan kristal pada bagian luarnya. Renda tangan yang menjuntai membuat penampilan Sophia terlihat lebih dewasa dari usianya. Sophia yang mengenakan sepatu dengan warna senada melangkah memasuki aula pesta. Surainya ia biarkan tergerai bergelombang, helaian rambut bagian dalam Sophia yang berwarna perak dibiarkan terlihat. Bahkan meski beberapa orang menganggap bahwa surai itu adalah sebuah kesalahan ataupun kutukan, Sophia akan menunjukkannya dengan percaya diri.

Beberapa hari lalu Sophia menemui duke, meminta izin untuk mengikuti pesta. Duke mengizinkan, mungkin memang berpikir bahwa sudah saatnya Sophia terlibat di pergaulan kelas atas. Karena tidak lama lagi, Sophia akan dinikahkan. Sophia sadar, karena itulah dia memanfaatkan pemikiran ayahnya tersebut untuk mulai terlibat di pergaulan kelas atas.

Sophia memasuki aula seorang diri.

Ia tidak datang bersama ibu, Lorelei, Khaled dan Aefar. Duke sendiri saat ini sudah berbincang dengan keluarga kerajaan. Sophia datang terlambat dan membuat semua perhatian tertuju ke arahnya.

Bintang utama, selalu datang terlambat bukan...

Sophia datang menghampiri keluarganya, gadis itu membungkuk memberi hormat kepada sang ibu. "Aku tidak tahu kau diizinkan datang," Rosalinde berbicara tanpa berbasa-basi.

"Ayah mengizinkannya Ibu," jawab Sophia pelan.

"Menjijikan! Mendengarmu memanggilku seperti itu." Bisik Rosalinde yang dapat didengar oleh Aefar. Sophia hanya tersenyum dan menunduk kecil.

'Jika begini...'

'Semua orang akan mengira Rosalinde merundung anaknya sendiri bukan?'

'Toh kini, semua mata tertuju padanya...'

Rosalinde mengajak Lorelei pergi, "kenapa pula kau datang!" Khaled melirik dengan sinis. "Aku sangat penasaran dengan pesta Kak," Sophia tersenyum. "Nikmati, karena mungkin ini pesta pertama dan terakhirmu," Khaled juga beranjak pergi.

Sophia melirik Aefar, bocah lelaki itu berpura-pura sibuk dengan minumannya dan mengabaikan panggilan dari beberapa anak gadis dan teman-temannya. Sophia menarik sudut bibirnya dan mendekat pada Aefar. "Kau tidak menyapa temanmu dari akademi?" Tanya Sophia membuat Aefar berdehem kecil. "Kau harus sopan padaku di tempat ini, kau tidak bisa bicara begitu pada kakakmu sendiri bocah!" Aefar memberi saran dengan nada ketus. Meski demikian remaja itu tidak meninggalkan Sophia sendirian.

"Pergi sapa temanmu dan berdansalah denganku," Sophia menyenggol kecil pundak Aefar. "Berdansa?" Tanya remaja lelaki itu sambil menatap Sophia. Sophia mengangguk kecil, "sudah lama sejak aku berlatih, mungkin kakimu akan banyak terinjak," Sophia kembali tersenyum. Wajah Aefar memerah hingga ia memalingkan wajahnya malu.

'Dansa pertama Sophia? Dia ingin melakukannya bersamaku? Bukan Alexi?' Aefar berdehem kecil dan menoleh pada Sophia dengan acuh tak acuh.

"Tidak ada pilihan. Tidak ada yang mau berdansa denganmu, kau sangat kasihan sekali. Tapi, sebagai kakakmu aku akan menyelamatkanmu dari rasa malu. Aku akan kembali nanti setelah menyapa teman-temanku." Aefar akhirnya pergi setelah bertindak sok keren. Sophia memandang punggung Aefar yang menjauh.

Harus ia akui...

Bahkan di kehidupan sebelumnya...

Saat Sophia tertangkap dan Alexi dibunuh. Hanya Aefar yang meminta maaf berkali-kali dan meneteskan air mata. Meski terlibat, ia memohon ampunan kepada Sophia setelah menyadari tindakannya.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang