TCV 36 | Ilusi Kehidupan Kedua Sophia

312 33 2
                                    

TCV 36 | Ilusi Kehidupan Kedua Sophia

Dalam keadaan terhuyung, Sophia kembali ke kastilnya dengan selamat. Beruntung kastilnya tidak begitu jauh dari arena pelatihan sehingga ia bisa cepat sampai, mandi, memaksa makanan masuk ke perutnya dan berbaring di tempat tidur, sambil menenggelamkan diri dalam selimut. Evans benar-benar tidak pandang bulu dan melatihnya dengan sangat keras padahal ini adalah hari pertamanya.

Padahal Sophia hanya ingin meningkatkan fisiknya sebelum melarikan diri, padahal dirinya tidak serius ingin mahir berpedang. Evans malah melatihnya terlalu keras.

Glarrrdd

Mendengar petir yang bergemuruh, Sophia semakin menenggelamkan diri di dalam selimut. Gadis itu hanya ingin terlelap, tubuhnya tidak bisa ia rasakan karena rasa sakit merajalela tanpa henti.

Sophia akhirnya, terlelap...

Masuk ke dalam gerbang mimpi tanpa undangan.

***

"Saya akan membantu Nona melarikan diri," Evans berujar sambil berlutut. "Saya mempercayainya, Anda sudah membuktikan diri bahkan menyelamatkan saya, istri dan anak saya. Anda memberikan takdir yang baru terhadap hidup saya, sudah menjadi kewajiban bagi saya membalas kebaikan Anda." Sophia yang sudah dewasa akhirnya menyentuh pudak Evans.

"Aku sudah mencobanya, aku mencoba berbagai cara. Tapi tidak pernah berakhir baik bagi diriku sendiri. Terima kasih karena mempercayai ucapan tidak masuk akalku. Tapi tidak ada lagi yang bisa dilakukan, toh pernikahannya diadakan besok," suara putus asa itu terdengar parau. Sophia berbalik pergi namun dicegah oleh Alexi yang tiba-tiba berada di depannya.

"Ayah Anda tidak bisa melakukan hal itu, tapi saya bisa," Sophia merasa sangat lelah saat ini. Semua usahanya tidak berjalan lancar. "Takdir? Saya akan memperbaiki takdir Anda Nona," Alexi mengulurkan tangannya tanpa memalingkan wajahnya dari Sophia.

Sudut mata Sophia memerah, gadis itu akhirnya menangis.

"Aku takut sekali, seperti semua yang ku impikan menjadi kenyataan. Bagaimana jika tragedi itu juga benar-benar menjadi nyata? Bagaimana jika aku kembali terjebak dalam perbudakan pernikahan itu? Bagaimana jika aku kembali mendapatkan tuduhan itu? Bagaimana jika aku kembali mati dengan membunuh diriku sendiri? Aku takut sekali, aku takut sekali Alexi." Sophia yang menangis, membuat Alexi mendekat dan memeluknya erat.

"Tidak akan saya biarkan," ujar pria muda yang saat ini baru berusia delapan belas tahun itu. Entah mengapa ucapannya begitu membuat Sophia merasa tenang.

"Anda bekerja keras mengubah tragedi dalam hidup saya, saya pun akan bekerja keras untuk Anda." Alexi menepuk-nepuk punggung Sophia dengan lembut. Sedangkan Sophia hanya bisa terus terisak dalam tangisan, meremas pakaian Alexi dalam genggaman.

"Saya, juga akan bekerja keras," ujar Evans yang berada di belakang Sophia. Melihat miris sang nona yang begitu disayanginya dan putranya, yang putus asa dengan keadaan.

Setelahnya, dengan bantuan Evans. Alexi berhasil membawa Sophia melarikan diri tepat di hari pernikahannya. Kegemparan terjadi di wilayah kekuasaan Brunswick lantaran pernikahan memang di adakan di sana. Pencarian dilakukan secara besar-besaran.

Namun Sophia dan Alexi yang sudah menaiki kapal kini mulai bisa bernafas tenang.

"Ayahmu akan mendapatkan hukuman kan?" Tanya Sophia sambil menoleh pada Alexi yang duduk di sampingnya. "Tidak ada jejak bukti, hanya saya yang akan menanggung semuanya. Kalaupun dia mendapatkan hukuman. Jasa yang telah diberikan akan menghapus hukuman yang ada. Ayah hanya akan diberhentikan dari posisi dan pensiun dini. Lagipula dia sudah tua dan bermalas-malasan dalam bekerja." Ucapan Alexi hanya membuat Sophia semakin merasa bersalah. "Tidak perlu dipikirkan, dia selalu mengeluh saat berangkat kerja dan selalu mengatakan bahwa dirinya memiliki banyak harta yang ingin dihabiskan sambil bermain dengan putrinya." Sophia akhirnya mengangguk, usaha Alexi untuk menenangkannya cukup keras sampai membuat bocah yang tidak suka berbicara itu berbicara panjang lebar.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang