TCV 61 | Binatang Liar Yang Menawan

255 31 0
                                    

TCV 61 | Binatang Liar Yang Menawan

Semuanya harus sempurna...

"Nona Aurelie menjadi juara satu lagi yah," seorang kepala pelayan di kediaman Bonaparte berujar. Aurelie hanya tersenyum kecil menanggapinya. "Nona sangat cantik, cerdas, anggun dan bersinar. Bagaimana bisa ada anak sesempurna ini?" Aurelie saat itu baru berusia empat belas tahun. Ia melirik sang ayah yang duduk di meja makan utama. "Tentu saja, dia mencirikan seorang Bonaparte sejati," ujar pria tua yang merupakan kepala keluarga Bonaparte, sekaligus bangsawan di era modern yang cukup berpengaruh.

Aurelie tersenyum, dia sudah melakukan yang terbaik, berada di puncak rantai makanan selalu menjadi hal yang menyenangkan.

"Aurelie, Papa ingin berbincang denganmu habis ini. Ada buku yang Papa rasa akan kau sukai," mendengarnya Aurelie mengangkat kepalanya sambil memamerkan senyuman manisnya. "Iya Papa," Aurelie kembali menatap piring di meja makannya.

Hal yang dulu paling dirinya benci adalah panggilan dari sang papa.

Mengapa?

Sophia sempat melupakannya, ah lebih tepatnya ia sempat tidak mengingatnya. Namun ingatan itu bagai sebuah ranjau. Sophia berdiri di tengah ladang ranjau, saat ingatan Aurelie dan Sophia datang secara membabi buta.

Bagai mozaik yang tersusun untuk dihancurkan.

Bukan jenis ingatan yang menyedihkan, namun jenis yang menjengkelkan...

Sophia melajukan kudanya dengan begitu pesat. Jalanan sepi nan sunyi itu terasa begitu asing, namun peta yang sudah Sophia baca sangat membantu dirinya dalam menyusuri jalan asing itu.

Ada salah satu sosok yang menikmati siksaannya. Tidak! Bisa dibilang orang ini adalah orang gila yang gemar menyiksanya. Bukan George, namun sosok lain... Sosok yang sering George panggil ketika Sophia melakukan kesalahan. Sosok ini, adalah hukuman bagi Sophia.

Ervin Martin, putra sulung keluarga Martin yang merupakan salah satu bangsawan kelas atas. Keluarga Martin sudah memegang tongkat estafet sebagai menteri militer. Dalam dua tahun, Ervin akan menduduki posisi komandan pasukan kesatria istana. Dimasa mendatang, ia akan meneruskan tongkat estafet, menggantikan ayahnya menjadi seorang menteri.

Pria itu memiliki paras yang cukup menarik. Surai chartreuse dengan bola mata berwarna olive membuat tampilannya terlihat lebih menawan. Namun, dia adalah orang yang gila seks dan menyukai dunia pelacuran. Ervin sangat suka menyiksa wanita-wanita muda di ranjangnya, bahkan sejak dirinya masih remaja.

Sebenarnya, dalam pemerintahan George, Ervin sangat gagal dalam dunia militer. Namun karena sumber dana dan koneksi tidak terbatas yang dimiliki keluarganya, membuat dirinya tetap mendapatkan posisi tinggi dalam pemerintahan–bahkan menjadi salah satu teman dekat George dan Khaled di akademi.

Pria itu, adalah pria bodoh yang hanya memikirkan selangkangan.

Sampah yang menyebabkan kekalahan dalam peperangan dan membuat rakyat menderita.

Sophia ingin menghabisinya.

Memenggal kepalanya, menginjak sesuka hati...

'Apa diawetkan dan dijadikan cinderamata?' Sophia menggeleng kecil dengan pikirannya. 'Itu hanya akan membuat jejak tertinggal, ide buruk.'

Sophia tersenyum saat melihat kereta kuda yang melaju ke arahnya. Alasan sebelumnya hanyalah sebuah alasan.

Sejak ingatan kehidupan kedua Sophia datang, entah bagaimana Aurelie merasa seolah semua itu adalah dirinya. Seolah dia benar-benar mengalami semua yang Sophia alami. Sekali lagi, Aurelie tidak bisa menemukan jawabannya. Entah semua itu adalah Sophia, atau dirinya dalam tubuh Sophia.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang