TCV 68 | Primadona Dalam Pesta
"Kakak belum datang juga?" Lorelie yang sudah berada di antara para bangsawan di tengah pesta, tidak menemukan sosok sang kakak. Ia yang satu kereta dengan ayah, ibu dan Khaled memang berangkat lebih awal. Membiarkan Aefar, Sophia dan Raimund menyusul. Pada awalnya Harald tidak berencana untuk datang. Namun pemandangan pagi yang dirinya lihat antara Sophia dan Lorelie membuat ia pada akhirnya hadir di pesta itu.
Khaled dan sang ayah sudah sibuk berbincang dengan para bangsawan lain–begitu pula dengan Rosalinde yang berbincang dengan nyonya kenalannya. Lorelie yang dikerumuni oleh para lady tampak terusik, terus menatap ke arah pintu berharap Sophia segera hadir.
"Aefar Carl Brunswick, Sophia Chay Brunswick dan Raimund Schafer Brunswick dari duchy Brunswick memasuki aula." Pengumuman itu membuat semua mata tertuju kepada ketiga orang yang memasuki ruangan.
Raimund yang mengenakan setelan putih dengan ornamen berwarna merah tampak begitu menawan. Raut wajah tanpa senyuman Raimund tetap membuatnya terlihat tampan dan menggemaskan di saat bersamaan.
Aefar menggandeng Sophia dengan tenang. Pemuda yang mengenakan setelan berwarna biru dengan ornamen emas itu tampak begitu mempesona. Mata merah nya yang lebih gelap dari milik Sophia, melirik sang adik–tampak memastikan bahwa semuanya berjalan lancar.
Sedangkan Sophia...
Tidak ada satu mata pun yang tidak menatapnya...
Semua orang terpukau–terdiam selama beberapa saat kala melihat Sophia. Suasana hening di tengah keramaian itu, membuat langkah dari sepatu Sophia terdengar begitu nyaring–menggema di seluruh ruangan.
Gaun putih dengan hiasan kristalnya berkilau, membuat penampilan Sophia begitu bersinar. Hiasan ukiran bunga berwarna merah tampak sangat serasi dengan set perhiasan yang Sophia kenakan–jangan lupakan mata merah tajam dan jernih Sophia, yang mengalahkan indahnya batu ruby. Bibir merahnya membuat semua pemuda tidak bisa memalingkan pandangan. Rona merah di pipi Sophia semakin menambah kecantikan sang lady dari Brunswick.
"Kakak yang paling cantik disini." Lorelie langsung menghampiri Sophia. Menggenggam tangan Sophia dengan gembira sambil mendekat. "Kakak harum sekali," ujar Lorelie sambil tertawa.
Beberapa orang berdehem kecil–mencairkan suasana yang sempat sunyi karena kedatangan putri dari duchy Brunswick itu.
"Lorelie juga cantik sekali malam ini," Sophia menyentuh surai Lorelie dengan lembut. Lorelie tersipu malu mendengar ucapan Sophia. Gadis itu menunduk kecil dan tampak terkejut saat melihat pakaian Sophia. "Gaunnya cantik sekali, tapi Kakak apa ini gaun yang kita pesan bersama?" Tanya Lorelie dengan tatapan polos. Sophia menggeleng kecil, "sepertinya ukurannya tidak begitu pas, karena itu aku memakai gaun lain. Lain kali kita pakai gaun yang sama bersama yah," ucapan Sophia langsung di angguki oleh Lorelie.
Aefar melirik ibu tirinya yang tampak begitu tidak senang menatap Sophia. Wanita itu menegak minumannya dan berlalu pergi menuju teras.
"Kakak, ada makanan yang harus Kakak coba." Lorelie menarik Sophia ke meja makanan. Aefar langsung mengikuti, saat Lorelie memaksa Sophia mencicipi berbagai potongan kue yang sudah dirinya ambil ke atas piring–Aefar langsung merebut piring itu.
"Kau sudah makan makananku sebelum kesini, berhenti makan atau gaunmu akan meledak Sophia!" Ujar Aefar dengan nada mengejek. Sophia tersenyum–tahu arti dari tindakan Aefar yang langsung menyantap semua kue di piring itu.
"Kakak sudah makan yah? Padahal aku ingin Kakak mencicipi semua kue enak ini," Lorelie memasang wajah sedih. Sophia tertawa kecil–mengulurkan tangannya kepada Lorelie. "Apa Anda berkenan berdansa dengan saya, Lady?" Lorelie tertegun–menatap tangan ramping Sophia yang dihiasi beberapa cincin kristal yang begitu cantik. Lorelie menatap mata Sophia dan mengangguk dengan wajah tersipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...