TCV 101 | Bukan Pentas Pertunjukan

164 26 5
                                    

TCV 101 | Bukan Pentas Pertunjukan

Hari pertama

"Ukhhh" Sophia memuntahkan hampir semua isi perutnya sesaat setelah dirinya sampai di kamar dan masuk ke dalam kamar mandi. Tia membantu Sophia dan memegangi surai Sophia agar tidak terkena toilet. Sophia selalu terkulai lemas setelah dirinya memuntahkan isi perutnya.

Hari Kedua

"Uaakhhh" Lagi, tentu saja Sophia memuntahkan semua isi perutnya. Hidangan yang disiapkan adalah makanan dengan begitu banyak daging. Mungkin karena daerah ini merupakan daerah dengan cuaca yang dingin, tidak banyak sayuran dan buah yang bisa dihidangkan. Sedangkan Sophia selalu merasa mual saat makanan berat masuk ke dalam tubuhnya.

"Kali ini lebih buruk dari kemarin" Tia menyeka bibir Sophia dan memberikan minuman hangat untuk menenangkan perut sang nona.

Hari Ketiga

"Uakkkhhh" Setidaknya saat berada di kastil miliknya sendiri. Sophia bisa minum jus buah dan sayur. Di tempat ini tidak banyak buah-buahan, hanya saat hari pengiriman saja akan ada buah, itu pun tidak akan banyak. Setidaknya saat di kastilnya Sophia bisa makan hanya saat dirinya ingin saja, itu pun hanya beberapa suap. Di tempat ini, Sophia tidak bisa banyak bertingkah.

"Nona minum teh ini" Elowen memberikan secangkir teh sambil mengelus punggung Sophia dengan penuh kehati-hatian.

"Pengiriman bahan-bahan masih belum datang?" Tanya Sophia yang di angguki oleh Elowen. "Pelayan sini bilang bahwa pengiriman hanya datang satu bulan sekali Nona" Sophia hanya bisa mendesah pasrah.

Hari Keempat

"Uakkhh" Tidak perlu dibahas. Sudah tahu bukan apa yang terjadi. "Muntah Anda hari ini lebih sedikit" Tia berkomentar.

"Itu karena tidak banyak yang bisa masuk ke mulut Nona, Nona saya akan menyiapkan larutan madu Anda" Elowen beranjak pergi keluar dari kediaman itu.

"Saya akan mengurangi dosisnya untuk sementara waktu. Batu sihir yang kita miliki tidak begitu banyak" Tia memberikan cangkir teh hangat kepada Sophia yang diterima Sophia dengan tangan terbuka.

Kalian tidak lupa bukan teh apa yang Sophia minum. Teh yang membuat tubuhnya bisa bertahan bahkan dari racun manticore sekalipun. Sudah bertahun-tahun Sophia meminum teh buatan Tia itu.

Lebih tepatnya, sejak tidak kembali.

"Tidak, lanjutkan dengan dosis yang sama." Tia ingin membantah namun gadis itu mengurungkan niatnya. Sang nona selalu bertindak dengan alasan, awalnya Tia tidak begitu mengerti akan tindakan yang Sophia lakukan, namun melihat bagaimana teh itu menyelamatkan nyawa sang nona, tidak ada lagi keraguan atas perintah-perintah yang diucapkannya dimata Tia.

"Baik Nona" ujarnya sambil menuangkan teh ke gelas kosong Sophia.

Dosisnya, terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Sophia seolah memiliki alasan kuat mengenai keputusannya ini. Tepat setelah persidangan berakhir, instruksi pertama yang Tia terima justru peningkatan dosis dalam kandungan teh nya.

Hari Kelima

Setelah rutinitas sophia selesai–dengan perutnya. Malam itu nyonya Elaina meminta Sophia untuk menemuinya. Karenanya saat ini Sophia sudah duduk di ruangan sang nyonya, berhadapan dengan tatapan yang memberikan Sophia senyuman.

"Bagaimana harimu saat berada di tempat ini? Aku harap aku sudah menyediakan yang terbaik untukmu. Akan memalukan bagiku jika kau tidak nyaman di kediamanku" sang nyonya tampak menyiapkan teh.

Dengan sopan Sophia mulai menjawab, "kediaman Anda sangatlah tenang. Tentu saja saya merasa nyaman karena Anda menyambut saya sebaik ini" sang nyonya tersenyum sambil menuangkan teh.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang