TCV 23 | Bermain Dengan Tragedi Orang Lain
Hari ke tujuh sejak Sophia jatuh sakit, keadaan Sophia akhirnya sudah membaik. Meski ia sulit menelan makanannya, namun membuat jus buah dan sayuran untuk mendapatkan nutrisi yang cukup adalah salah satu cara yang selama ini Sophia gunakan agar tubuhnya bisa tetap sehat. Elowen mempersiapkan semuanya dengan sangat baik.
Sophia saat ini tengah duduk di kursinya sambil membaca buku mengenai strategi peperangan. Gadis itu dapat melihat Aefar yang tengah berdiri menatap kastil seperti orang bodoh, ucapan Sophia saat itu sepertinya cukup membekas pada dirinya sampai-sampai ia tidak bisa sesuka hati melangkah masuk ke kastil utara seperti sebelum-sebelumnya.
Sophia menarik sudut bibirnya dan hanya membiarkan Aefar berlalu pergi.
Gadis itu mengambil buku catatanya yang sudah mencapai halaman tengah. Sophia mulai menulis profil mengenai Alexi.
Anak yang akan segera mengalami tragedi yang mengubah hidupnya dalam waktu dekat. Anak itu berniat menjadi kesatria Brunswick seperti ayahnya. Namun kematian sang ayah membuat ia pergi dari pasukan kesatria Brunswick dan mengabdikan diri pada kerajaan.
Sang ibu yang meninggal saat melahirkan beserta adiknya yang mati saat proses persalinan membuat harapan hidupnya tidak lagi ada. Hal itu mendorong Alexi menjadi mesin pembunuh yang sangat ditakuti di kerajaan. Ia menjadi kaki tangan raja sejak usia lima belas tahun dan setelah George naik takhta, kepemilikan Alexi berpindah padanya, George yang memiliki banyak musuh menempatkan Alexi di sisinya sebagai mesin pembunuh sekaligus penjaga.
Sebelumnya Sophia memang tidak mengingatnya. Namun saat menghabiskan waktu bersama di danau itu, akhirnya Sophia mengenali Alexi.
Alexi ada di sana...
Saat George membuat pertunjukan dengan menjadikan Sophia sebagai objek pelecehan. Alexi ada di sudut ruangan dengan menundukan kepalanya, enggan melihat penyiksaan yang Sophia dapatkan.
Di kehidupan lalu, Alexi pertama kali bertemu Sophia saat Sophia bersikeras ingin melihat jasad Evans yang dibawa kembali dari peperangan. Sophia yang menangis menerima sapu tangan dari Alexi yang memiliki tatapan kosong hari itu. Dianggap tidak sopan, Sophia diseret kembali ke kastil utara. Namun untuk pertama kalinya Sophia menolak perintah dan terus menggenggam tangan Evans dengan erat tanpa mau melepaskannya.
Alexi tidak bisa memalingkan matanya dari Sophia hari itu.
Namun Khaled yang tidak tahan langsung memerintahkan prajurit mengurung Sophia dan tidak mengijinkannya sekedar memberikan penghormatan kepada Evans, karena takut Sophia membuat kegaduhan di pemakaman sang guru yang sangat dirinya hormati.
Sophia yang dikurung di penjara menangis selama dua hari. Alexi duduk disamping tembok penjara sepanjang malam, untuk mendengarkan tangisan Sophia.
Dalam hatinya, Alexi sangat berterima kasih karena rupanya Sophia merasa begitu kehilangan saat ayahnya kembali dalam keadaan tidak bernyawa. Ia memang mengetahui bahwa ayahnya sering kali menemui Sophia dan keduanya beberapa kali berjalan berdua di taman. Alexi mengetahuinya karena sang ayah sering menceritakannya saat makan malam mereka di rumah.
Awalnya Alexi mengira bahwa sang ayah terlalu percaya diri karena merasa akrab dengan nona dari kastil utara. Namun melihat bagaimana Sophia tidak bisa memalingkan matanya dari jasad sang komandan, sampai menangis selama dua hari penuh di penjara, hingga jatuh pingsan, membuat Alexi menyadari bahwa sama seperti ayahnya yang menyayangi sang nona, nona dari kastil utara itu juga menyayanginya.
Saat hari kematian sampai pemakaman sang ayah, Alexi tidak bisa mengeluarkan satu tetespun air matanya. Tangisan Sophia tanpa sadar menenangkannya, mewakilkan perasaan yang Alexi tahan sampai rasanya memberikan pengampunan dari sang maha kuasa, lantaran tidak ada yang bisa dilakukannya untuk sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...