TCV 79 | Larutan Sachar

230 32 3
                                    

TCV 79 | Larutan Sachar

Beberapa waktu lalu. Tepat setelah Sophia menyatakan sumpah pada kesucian persidangan–Sophia meminum sebuah potion. Sejenis racun yang dapat bertahan dalam tubuh selama dua jam, racun itu hanya bereaksi saat seseorang yang meminumnya melakukan kebohongan. Cara membuatnya hanya diketahui oleh satu keluarga, yaitu keluarga Adler, bangsawan yang mendukung keluarga Hannover. Benda yang sempat Sophia minta pada Damian. Sepertinya sang penulis terlalu banyak menonton film distopia sampai-sampai membuat benda semacam ini dalam novelnya.

Potion itu...

Baru saja bereaksi atas kebohongan Sophia.

"Anda terbukti berbohong," ujar hakim kepada Sophia. Tidak ada jawaban dari Sophia, gadis itu memilih bungkam.

"Sophia Chay Brunswick," sang hakim memanggil. Sophia yang menyeka darah pada bibirnya menatap hakim dengan raut wajah lemas dan mata sayu. Racun itu, mulai menyebar di tubuhnya.

"Apa Anda mengingat kejadian malam itu? Berikan kesaksian jika Anda mengingatnya," tanpa berpikir Sophia langsung menggeleng. "Tidak! Saya tidak mengingatnya."

"Ukhhhh," lagi, Sophia terbatuk dengan darah yang menghitam di bibirnya. Suasana masih hening, kulit Sophia semakin terlihat pucat lantaran racun yang semakin menyebar luas. "Anda mengingat kejadian malam itu!" Tanya hakim lagi dengan tegas.

"Tidak!" Jawab Sophia masih bersikeras. Lagi... Sophia kembali terbatuk darah sampai tersungkur, berpegangan pada kayu yang menjadi podium bagi sang tersangka dalam persidangan.

Tubuhnya yang lemah semakin kehilangan tenaga, bibirnya bergetar hebat, rasa sakit jelas ditimbulkan kala reaksi terjadi. Namun Sophia, masih terlalu berkeras hati.

"Kenapa dia bersikeras begitu sih."

"Tentu saja semua kejahatannya akan terbukti jika dia mengakuinya."

"Dasar penjahat tidak tahu malu."

Akhirnya bisikan-bisikan itu kembali terdengar. Sophia menyeka bibirnya–kembali menegakan posisi berdirinya. Sekilas ia melihat George yang duduk di bagian kiri mimbar hakim. Pria itu terlihat terpaku...

George terus menatap Sophia, terpaku dengan situasi sambil menyentuh dadanya. Mungkin jantungnya berdebar saat melihat Sophia mendapatkan sejuta kebencian. Bibirnya sedikit terbuka sambil terus menatap Sophia tanpa enggan berpaling. Dapat Sophia lihat, telinganya bahkan sedikit memerah.

Hanya satu hal yang membuat telinganya memerah...

'Orang gila itu...'

'TERANGSANG KARENA SITUASI INI?'

'Bajingan sinting!!!'

Sophia memalingkan wajahnya, kembali menatap hakim. 'Benar-benar orang gila!' Sophia tidak pernah lupa seberapa gila mantan suaminya itu. Ketakutan yang semula menyelimutinya mulai terganti dengan rasa risih dan mual. Ia tidak menyangka bisa melihat sisi George dengan ketidakwarasannya secepat ini. Padahal mereka bahkan hanya pernah berbincang sebanyak dua kali.

'Pria itu, melakukan hal gila semacam ini demi menggagalkan pertunanganku, untuk mendapatkan dukungan Brunswick?'

'Tapi... Harusnya dia memiliki opsi lain...'

Sophia menoleh ke arah Lorelie, gadis yang menangis sambil menatap Sophia dengan histeris. Sophia kembali melirik George sebelum kembali menunduk.

'Selain itu, dia mulai menunjukan tanda ketertarikan, padahal hanya pernah berbincang sebanyak dua kali? Dasar psikopat biadab!'

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang