TCV 5 | Aurelie

632 53 3
                                    

TCV 5 | Aurelie

Kehidupan Masa Lalu Aurelie

"Aurelie?"

Gadis yang dipanggil Aurelie itu tersentak dan berdehem pelan, memaksakan kesadarannya yang sempat larut dalam lamunan.

"Maaf, bisa tolong ulangi pertanyaanya?" Aurelie tersenyum kecil, materi yang selesai dibawakannya di hadapan para mahasiswa semester empat, membuat sebagian diantara mereka mengantuk karena bosan.

"Pada 1683 George dan saudaranya bertugas dalam perang besar. Hal apa yang menaikan prospeknya? Perangnya atau fakta bahwa pewaris terlahir dari Sophia?" Aurelie tersenyum mendengar pertanyaan yang didapatkannya.

"Emm, itu karena di tahun berikutnya, adiknya diberitahu tentang adopsi anak sulung, yang berarti dia tidak akan lagi menerima bagian dari wilayah ayahnya seperti yang dia harapkan. Hal ini menyebabkan perpecahan, yang berlangsung sampai kematiannya dalam pertempuran pada tahun 1690. Dengan kontribusi terus Hannover untuk perang. Prospek George tentu menjadi lebih baik dari sebelumnya sebagai satu-satunya pewaris ayahnya dan wilayah ayah mertuanya. Pernikahan dengan Sophia jelas berdampak bagus dalam peningkatan prospek itu." Aurelie tersenyum melihat reaksi dari si mahasiswa yang tampaknya mulai cukup tertarik.

"Baiklah, tidak terasa bukan kalian akan segera ujian" ucapan Aurelie membuat sebagian besar mahasiswa di dalam ruangan menghela nafas berat.

"Ini hari terakhirku memasuki kelas, jadi aku akan mengucapkan terima kasih untuk waktu kurang dari satu semester yang kita jalani ini. Ah, dosen yang baru akan memberikan kisi-kisi ujian kalian di pertemuan berikutnya." Aurelie melihat salah satu mahasiswa mengangkat tanganya, hendak bertanya.

"Bisakah Anda yang memberikannya? Senior mengatakan bahwa nilai kami akan bagus jika Anda yang berikan." Aurelie tersenyum sambil merapikan tumpukan buku yang akan dibawanya. "Sudah aku buat, kalian akan mendapatkannya minggu depan. Sekian untuk kelas hari ini."

"Anda harus semangat menyelesaikan disertasi Anda." Ujar beberapa mahasiswa sebelum Aurelie benar-benar keluar dari ruangannya.

"Sudah aku selesaikan" balas Aurel yang justru membuat sebagian dari para mahasiswa tercengang tidak percaya. "Bukankah Anda masih punya waktu beberapa bulan lagi, bagaimana bisa sudah selesai? Maksud saya, jika sudah selesai mengapa mengambil cuti? Banyak yang mengatakan Anda tidak akan mengajar penuh setelah kembali. Padahal saya ingin kembali masuk kelas Anda yang lain di semester depan." Aurel melangkah keluar dari sela kursinya.

"Aku ingin bersantai sambil membaca novel romansa" jawaban Aurel membuat suasana kian mencair, tawa para mahasiswa mulai terdengar. Aurelie dan novel romansa adalah dua hal yang sangat tidak cocok dalam bayangan mereka. "Murid teladan memang berbeda, padahal usia kita tidak terpaut jauh" Aurelie hanya menarik sudut bibirnya kecil menanggapinya.

"Tidak usah memaksa ingin sepertiku, kalian tidak akan bisa" timpal Aurel sebelum keluar dari kelasnya. Kepercayaan dirinya memang sudah melegenda, si penarik perhatian dari keluarga Bonaparte.

Gadis itu kemudian kembali ke ruang dosen, setelah mengurus beberapa hal ia langsung bergegas pulang.

Aurelie menghela nafas saat memasuki penthouse mewahnya. Ia langsung menaruh setiap barang yang dibawanya kembali ke tempat semula, membersihkan diri sebelum memasuki ruang kerjanya dengan pajama berwarna putih.

Matanya melirik tumpukan buku yang harus dibacanya di atas rak buku, yang tersusun dengan rapi, tepat di setiap sisi tembok ruangan. Ada satu deret rak yang menarik perhatiannya. Deretan novel dengan hanya satu nama penulis. Tidak ada novel dengan nama penulis lain pada rak buku Aurelie.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang