TCV 43 | Hutan Suci Dengan Lima Titik Suci
Setelah memacu kuda sehari semalam, Sophia akhirnya sampai di hutan yang ditujunya. Tempat ini dulunya adalah hutan suci dengan lima titik suci yang diyakini menjadi tempat disembunyikannya artefak-artefak yang sangat kuat yang pernah diciptakan.
Sophia menginginkan benda kuno itu.
"Entah mengapa terasa begitu suram." Sophia langsung melanjutkan perjalanannya, melangkah sesuai peta yang dilihatnya. Sophia membuka perbekalan dan memberikan buah apel kepada kudanya. "Kau sudah bekerja keras," Sophia menyentuh surai sang kuda dengan lembut.
Gerombolan kupu-kupu berdatangan, mendekati Sophia seolah menyambut kedatangannya. Sophia bersikap waspada, memperhatikan corak perak kupu-kupu yang tidak asing di matanya.
"Ahhh, kalian tidak beracun kan, awas saja jika- heng?" Sophia diam mematung saat kupu-kupu itu hinggap di pipinya. Sophia memperhatikan gerombolan lain yang mencoba hinggap di tubuhnya juga.
"Bukankah kalian harusnya takut, kalian tidak beracun kan? Awas saja jika kal- akhh," Sophia bergerak, menghindari para kupu-kupu yang masih berterbangan di sekitarnya. Gadis itu menyentuh pipinya yang terasa berdenyut, ia menemukan darah di pipinya.
"Kalian menghisap darahku?" Sophia mengeluarkan sebuah semprotan dari sakunya dan menyemprot kupu-kupu itu dengan semprotan berbau merica. "Kurang ajar!"
Gerombolan makhluk bersayap itu dibubarkan secara paksa, hingga menimbulkan kesunyian hutan setelahnya, kesunyian yang terasa sangatlah ganjil.
Seolah ada yang memantau keberadaan Sophia.
Sophia sudah mengetahui bahwa ini adalah hutan yang dipenuhi oleh para monster. Sophia cukup percaya diri dengan kemampuannya, meskipun ia tidak memiliki pengalaman di kehidupan ini maupun kehidupan lampau untuk menghadapi monster. Ia segera kembali menaiki kudanya, memacu dengan tergesah agar keluar dari zona sunyi itu.
Sayangnya hal itu tidaklah mudah...
Sophia terus berputar-putar di tempat yang sama.
"Ahhh jangan-jangan," Sophia memejamkan matanya sesaat, frustasi karena takut dengan tebakannya sendiri. Ia mengetahui sosok monster yang memiliki ilusi menyesatkan di zona kekuasaanya.
Mata Sophia akhirnya melihat siluet kuda iblis, memiliki kepala dan kaki kuda, tetapi tubuh tengah manusia.
Di dunia yang asing dan aneh ini...
Sophia yang selalu hidup dalam lingkup keamanan dan jauh dari bahaya luar, belum pernah benar-benar bertemu dengan monster. Begitu bertatap muka, tubuhnya seketika menjadi kaku.
Monster bernama tikbalang terlihat. Monster yang suka menipu dan menyesatkan manusia di hutan. Padahal Sophia baru saja memasuki hutan namun sudah bertemu dengan monster yang sangat merepotkan.
Tanpa turun dari kuda, Sophia melepaskan tudung di kepalanya. Memperhatikan monster bernama tikbalang itu yang kini juga tengah memperhatikannya. Buku yang Sophia baca mengatakan bahwa monster ini mengandalkan indra penglihatan dan pendengarannya yang tajam.
Sophia menundukan kepalanya, hal itu karena tikbalang memiliki satu sifat yang menjadi kelemahannya. Seperti seorang tuan tanah, orang yang mau lewat harus meminta izin dengan tenang tanpa mengganggu. Sophia menundukan kepalanya memberikan rasa hormat kepada si monster yang menguasai zona bagian luar hutan ini.
'Apa berhasil?'
Sophia mengangkat kepalanya, monster itu tidak lagi terlihat.
'Semudah itu?'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...