TCV 108 | Tiga Baris Surat

255 33 3
                                    

 TCV 108 | Tiga Baris Surat

Riuh dan bising.

Mungkin kata itu akan terdengar sangat pas untuk menggambarkan situasi benteng saat ini. Kehadiran Komandan Charles De Faultrier Du Fay disambut baik oleh semua kesatria. Terlebih saat mereka bisa berpesta dengan alasan kedatangan sang komandan.

"Wah lihat tawa-tawa mereka!" Charles melihat para kesatria yang tertawa keras saat menyantap daging dan bir. Peter hanya menarik sudut bibirnya untuk memberi tanggapan.

"Mereka pasti merasa bosan menjaga benteng sampai begitu puasnya bersenang-senang malam ini," Charles terkekeh. "Ah tapi pesta harus segera dihentikan. Aku dengar pengiriman bahan pangan akan terlambat bulan ini. Dermaga yang ditutup karena konflik antar serikat perdagangan benar-benar makin kacau, kau tahu? Serikat dengan pemimpin baru itu benar-benar mengambil alih semua sektor secara terang-terangan dan brutal." Terang sang komandan sambil menenggak minumannya.

"Jika memang hal tersebut yang terjadi, bukankah seharusnya tidak mempengaruhi pengiriman? Kita mendapatkan kiriman dari kerajaan bukan serikat perdagangan." Fie si kesatria wanita yang duduk di hadapan sang komandan memberikan pertanyaan.

"Tentu saja berpengaruh saat serikat itu membuat dermaga baru dan mematikan dermaga yang sudah ada sebelumnya. Alur perdagangan menjadi kacau dan semua itu menguntungkan bagi serikat dagang tersebut. Seperti sudah diperhitungkan sebelumnya, mereka membuat kesempatan untuk mengambil alih serikat dagang lain dan jika menolak maka akan menghadapi kebangkrutan. Jelas pemimpin barunya adalah orang gila." Ucapan Charles tidak membuat para kesatria tertarik. Bir dan makanan lebih menarik perhatian mereka.

Sebuah musik terdengar, para kesatria mulai menari dan menyanyi saat rasa mabuk menguasai. Bising mulai semakin menjadi.

"Padahal hanya ada sekitar 2.800-an kesatria, namun mengapa benteng terasa begitu sesak dan pengap," keluh sang komandan sambil tertawa keras.

"Apa maksudnya 2.800? Kesatria? Bukankah seharusnya masih ada setengah pasukan yang menuju ke sini?" Tanya Peter dengan mata yang mulai serius.

"Ahh kau belum tahu yah? Ini memang keputusan yang mendadak. Pasukan benteng yang sebelumnya bersiaga adalah sekitar 2.000 orang bukan? Sayangnya, karena kau mengumumkan pembatalan pertunangan secara sepihak, Brunswick menarik kembali kesatria mereka dan aku hanya membawa sekitar 800 kesatria Wolfenbuttel dalam perjalanan kali ini."

"Brunswick membatalkan 40.000 kesatria yang seharusnya mereka berikan kepada Wolfenbuttel." Penjelasan sang komandan membuat Peter dan Fie saling bertatapan dalam diam. Keduanya langsung beranjak dari kursi dan berjalan keluar ruangan dengan tergesah. Melihat tingkah Peter yang terlihat ganjil, Charles langsung mengikuti.

Dengan tergesah Peter kembali ke ruangannya, membuka surat yang sempat diterimanya. Pria itu menyalin angka-angka dalam surat di papan. "Apa suratnya dari Brunswick?" Tanya Fie tepat setelah Peter selesai menulis ulang surat tersebut pada papan.

"Itu tidak mungkin! Kau tidak tahu seberapa kacau ibukota saat persidangan karena kau sudah pergi saat itu, setelah kau memutuskan pertunangan secara sepihak." Charles memperhatikan papan, dengan gelas bir yang masih di tangannya.

"Duke Brunswick bahkan mengabaikan perintah kerajaan dan kembali dari dinasnya saat tahu putrinya di seret ke persidangan. Pria itu setengah gila saat melihat proyeksi ingatan putrinya yang mengorbankan hidupnya hanya demi sebuah artefak. Pada dasarnya putri Brunswick itu bisa terbebas dari hukuman, tapi sepertinya yang dia inginkan adalah terbebas dari keluarganya sendiri. Selain itu, sepertinya terjadi pertengkaran hebat. Aku dengar duke hampir menyerang kehakiman bersama komandannya jika kesepakatan yang diajukannya tidak disetujui." Charles menambahkan.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang