TCV 52 | Ratu Peran Sosialita

265 37 9
                                    

TCV 52 | Ratu Peran Sosialita

"Gaun yang cantik," komentar seseorang yang menyapa Sophia. Sophia tersenyum manis, "gaun Anda juga sangat cantik," Sophia membalas pujian. Kehidupan sosial bangsawan adalah makanan sehari-harinya saat ia menjadi Aurelie. Sophia tidak begitu mahir bermain peran dalam kalangan sosialita, namun Aurelie adalah ratu peran sosialita.

"Lady, maafkan saya karena mungkin saya tidak sopan. Tapi, perawatan kulit apa yang Anda lakukan? Bagaimana bisa seseorang memiliki kulit seindah ini?" Sophia terus melihat pipi dari si wanita.

Sejujurnya Sophia tahu bahwa wanita itu adalah salah satu teman dekat Ratu. "Lady?" Wanita itu tertawa kecil, sementara Sophia memasang wajah bingung dengan polos. "Aku harap Anda bisa lebih sering mengikuti pesta dan acara minum teh Lady Sophia," ujarnya sambil beranjak pergi. Sophia menghela nafas kecil, akhirnya ia kembali sendirian, hal itu jelas lebih membuatnya tenang.

Sophia melihat ke arah kerumunan. Diantara orang-orang yang berkerumun itu ada seorang pemuda seusia Khaled yang menarik perhatian Sophia. Lambang pada bros yang dikenakannya menjelaskan siapa pemuda itu secara jelas.

Surai hitam legam yang sangat indah. Matanya yang berwarna biru kehijauan seperti olive, saking indahnya hampir mirip dengan kristal. Senyuman kecil yang misterius lengkap dengan gerakan tangannya yang memainkan cincin pada jari telunjuk, mengembalikan ingatan Sophia akan satu sosok.

"George Vann Hannover..." Sophia menatapnya terdiam.

Ini merupakan kali pertama Sophia bertemu dengan George. Sosok yang akan menjadi Raja, sosok yang akan menikah dengannya dalam satu tahun mendatang, sosok yang menyiksa dan mengurung Sophia seumur hidupnya, sosok yang akan memaksa Sophia merelakan hidup dan membunuh dirinya sendiri.

Sosok itu ada di hadapannya...

Sosok itu benar-benar nyata...

Sophia menyentuh kepalanya yang terasa berdenyut.

Hantaman kuat dan kilasan bayangan asing mulai terlihat tanpa mampu Sophia tanggulangi. Suara-suara aneh mulai memenuhi gendang telinganya, berdengung bagai terjebak dalam belenggu kaset rusak.

"Sophia."

"Sophia."

***

"Sophia."

"Sophia."

"Sophia, kakakmu menyerahkan dirimu sebagai kesepakatan. Tanpa kehadiran ayahmu dia sangat kesulitan." George mendekat, menyentuh surai Sophia yang masih terdiam. Terkejut dengan kematian Alexi beberapa waktu lalu.

"Kau milikku, ingat itu!" George mencengkram tangan Sophia dan menariknya dengan kasar, memasuki ruang bawah tanah kediamannya. Tidak ada satupun pelayan yang mencegah, mereka berpura-pura tidak melihat saat berpapasan.

Sebuah ruangan kecil menjadi tujuan George. Pria itu memborgol tangan dan kaki Sophia, membuat semua pergerakan Sophia terbatas dengan rantai yang terikat pada tembok.

George menyentuh surai Sophia, "indah sekali," gumam pria itu sambil memilah surai perak Sophia yang tersembunyi di balik surai pirangnya. "Indah sekali," gumam George sambil mendekat. Pria itu mengecup leher Sophia sambil menyusupkan tangannya di balik pakaian yang Sophia kenakan.

"Kupu-kupuku, milikku..."

Sophia tidak bisa bergerak...

Kematian Alexi menghantui pikirannya...

"Namun berani sekali kau kabur dengan pria lain," George kembali menatap Sophia. Sophia masih diam tanpa respon, air matanya mengalir dengan tatapan kosong—menatap lurus ke depan.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang