🔞TCV 62 | Putri Sempurna Yang Dibanggakan🔞
POV Sophia Chay Brunswick
Sombong sekali...
Aku begitu angkuh sampai-sampai dengan percaya dirinya mendatangi monster saat diriku masih menjadi manusia.
Untuk bisa mengalahkan seorang monster jahat.
Aku harus berubah menjadi monster yang lebih jahat.
Ah... Tapi sepertinya aku juga sudah menjadi monster sejak lama, monster yang lemah...
Aku merasakan kekuatan kakiku yang menghilang. Aku terjatuh kalau saja Ervin tidak menangkap tubuhku. "Aku menangkapmu, mainan cantikku," Ervin menyentuh pelipis ku dengan lembut, lengkap dengan senyuman yang mengembang sempurna di bibirnya.
Hanya kejahatan yang bisa menghukum kejahatan...
Aku terlalu sombong dan arogan, aku masih begitu naif.
Meski begitu, aku tidak ingin menyerah. Aku ingin terus keras kepala untuk mempertahankan hidupku. Aku tidak mau menyesal.
Penyesalan adalah neraka terdalam kehidupan.
Sayangnya, tidak banyak hal yang berubah meski aku sudah berusaha sangat keras. Aku tidak bisa melakukan banyak hal, lagi-lagi keadaan akan sesuai dengan alkitab. Dalam kasus ini, novel sialan itu yang menjadi kitabnya.
Padahal aku sudah mengubah banyak hal...
Apa semua itu sia-sia?
Bahkan saat aku berusaha mati-matian, happy ending tidak pernah datang menghampiriku. Akhir kisah sialan ini, seolah sudah ditentukan.
Semua monster ingin ku hakimi. Namun aku yang begitu sombong dan percaya diri, tidak menyadari bahwa diriku bukanlah Tuhan sungguhan. Aku tidak bisa menghakimi sesuai kehendakku. Apakah, aku bahkan tidak bisa membantu Tuhan sekedar untuk memberikan penghakiman kepada para penjahat itu?
Bukankah...
Penjahat tahu cara mengirim penjahat lain kepada Tuhan?
Apa aku akan mengalami hal itu lagi? Kematian dengan penyiksaan berkepanjangan. Sekali saja, biarkan aku hidup dengan layak. Atau jika tidak bisa, biarkan aku mendapatkan kematian yang tenang.
Kematian tanpa rasa sakit, adalah sebuah berkah.
Aku tidak pernah mendapatkan berkah itu.
"Aku ingin menahannya, tapi sepertinya aku tidak akan bisa menahan diri." Ervin mengangkat tubuhku yang tidak bertenaga, tertawa saat tidak ada perlawanan maupun kalimat yang lolos dari bibirku.
"Aku harus berjalan jauh, tapi aku akan membuatmu nyaman selama perjalanan. Karena setelah ini, kau yang akan memberikan kenyamanan padaku." Pria itu berjalan menyusuri jalan sambil membawaku dalam dekapannya.
Aku bisa merasakan getaran pada tanganku.
"Aku penasaran dengan suaramu, akan aku buat kau berteriak sepanjang malam di bawah kungkuhanku," Ervin mendekat, menghirup dalam-dalam aroma tubuhku.
"Sepertinya kau bukan manusia rendahan seperti yang aku duga. Kulitmu terawat dengan baik, rambutmu sangat indah dan tertata rapi, bahkan aromamu sangat harum dan memabukan. Ini edisi wewangian yang dikirim dari Adhulpus, jarang ada yang membelinya karena harga perbotol yang setara dengan dua rumah di ibu kota. Sudah pasti kau adalah seorang bangsawan." Ervin mengangkat tubuhku lagi, menatap mataku lebih dekat.
"Jika dipikir-pikir, kau mirip temanku. Entah apa yang kau lakukan disana, tapi aku senang kita bertemu. Ah, aku tidak akan melepaskan tangkapan bagus sepertimu, jadi siapkan dirimu sayangku." Ervin kembali melaju sambil tertawa. "Sialan aku sudah sangat tidak tahan, aku sudah sangat tegang. Tidak pernah aku segila ini karena menahan diri!" Ervin kembali melirikku yang masih diam mematung sambil menunduk. "Benar-benar tipe kesukaanku," gumam pria itu dengan suara beratnya di telingaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...