TCV 8 | Terjebak Dalam Tubuh Wanita Tua
Aurelie duduk diam. Menatap jendela dengan sinar mentari yang mulai tenggelam.
Ia ingat...
Setiap putri yang Sophia lahirkan akan mengunjungi ayahnya, Sophia akan memakai gaun terbaiknya dan bersolek selama berhari-hari sambil duduk diam di depan sebuah jendela, menantikan sang putri. Harap-harap cemas, berdoa dengan keyakinan teguh agar putrinya mau mengunjungi barang hanya beberapa menit.
Sudah puluhan tahun Sophia tidak melihat kedua anaknya...
Ia dibutakan rasa rindu sampai-sampai terus menyakiti dirinya dengan harapan palsu yang dirinya ciptakan sendiri. Tidak ada yang bisa Sophia lakukan.
Dalam buku novel
Maupun buku sejarah
Ia...
Hanya Sophia yang selalu berakhir menderita sendirian...
Kisah dari The Uncrowned Queen adalah kisah dari dibalik layar, dengan karakter Sophia yang menyedihkan.
"Kita mulai," Aurelie berujar. Bangkit dari posisi duduknya dan mendatangi sebuah meja. Ia mulai menulis pada sebuah buku usang yang diletakan di atas meja.
"Aku bukan Sophia," gumam Aurelie sambil terus mencengkam kertas dari buku usang yang rusak lantaran diremasnya dengan sangat kuat.
"Berakhir menyedihkan menggantikannya, bukanlah apa yang ingin kulakukan" Aurelie kembali memfokuskan pikirannya. Kali ini ia mulai meraih pena dan menuli banyak hal yang mungkin bisa menyadarkannya dan membantunya dalam menjadi Sophia.
Ia tidak mengingatnya, namun entah bagaimana amarah meluap-luap dalam dirinya meminta pembebasan. Aurelie tidak mengetahui penyebab amarah ini, namun ia merasakan muak yang membabi buta. Ketidakpuasan atas kehidupan yang harus dijalankan sebagai Sophia.
Aurelie seperti merasa ingin membinasakan semua orang, bahkan saat dirinya tidak mengingat banyak hal.
Kemarahan, yang sungguh tidak masuk akal.
Aurelie tidak tahu dia marah karena kehidupan Sophia atau kehidupan dirinya sendiri.
"Pertama, aku Aurelie, mati karena hal yang tidak kuingat dan menjadi Sophia, sosok yang aku teliti semasa kuliah." Aurelie mulai menulis fakta-fakta yang saat ini sudah diingatnya.
Ia tidak hilang ingatan...
Namun ingatannya seolah terpecah menjadi beberapa bagian dan berdasarkan hasil pengamatannya, ingatan-ingatan tersebut secara perlahan akan kembali padanya.
"Kedua, waktu kematianku, sebagai Aurelie-" Aurelie menahan goresan penanya. Ia terdiam selama beberapa saat. "Tidak diketahui, tunggu apa aku bahkan benar-benar mati? Bagaimana jika ini hanya ilusi saat aku koma atau semacamnya?"
"Penyebabnya semua ini terjadi juga... tidak diketahui" Aurelie terdiam sesaat. "Aku tidak mati atau koma karena penyakit atau tertabrak truk kan? Eish mana mungkin!" Aurelie meyakinkan dirinya. "Setidaknya aku harus mati dengan cara yang menakjubkan," lanjutnya menghibur diri.
"Ketiga, Sophia yang saat ini. Sophia yang ku tempati tubuhnya adalah Sophia versi Levana." Aurelie mencoba mengingat-ngengat perbedaan Sophia dari novel yang dibacanya, dengan Sophia dari buku sejarah. "Dari ciri fisik, nama pelayan bahkan rambut pelayan yang seperti pelangi, jelas ini adalah dunia Levana. Mereka tidak mungkin pergi ke salon untuk mewarnai rambut." Aurelie yakin dengan fakta yang satu ini, bahkan meski dia masih terjebak di tempat sempit dengan minim informasi, fakta ketiga yang ditemukannya tidak terbantahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...