TCV 100 | Masa Pengasingan

257 41 1
                                    

TCV 100 | Masa Pengasingan

Sepertinya duke melakukan negosiasi yang menggila dengan kehakiman. Tempat dimana Sophia harusnya diasingkan adalah daerah perbatasan terluar utara yang memiliki cuaca ekstrim dan rawan konflik. Tempat itu berubah menjadi daerah perbatasan utara, kediaman dari kerabat jauh duke, tidak jauh dari daerah kekuasaan Brunswick. Tempat itu sulit dijangkau karena berada di dataran tinggi, namun terbilang cukup nyaman untuk seseorang yang di asingan.

Seorang nyonya keluarga Brunswick yang menjanda setelah suaminya mati dalam peperangan, menjadi penguasa daerah. Selama ini, Harald yang menopang kediaman itu. Meski ditawari tempat yang lebih layak setelah kematian suaminya, viscountess Elaina Iraly Drechsler sepupu jauh dari ayah Sophia itu menolak, memilih tetap tinggal di rumah mendiang suaminya.

Di kediaman yang tidak terlalu besar itu, ia tinggal bersama seorang putri dan dua pelayan. Sophia akhirnya datang di kediaman itu. Nyonya yang memiliki tampilan begitu anggun dan menawan itu menyambut kedatangan Sophia. Wanita itu memeluk Sophia dengan begitu lembut, sambil mengelus punggungnya dengan penuh kehati-hatian.

"Perjalananya pasti sulit," wanita itu memasang wajah penuh kekhawatiran. Sophia menggeleng kecil, "para pelayan dan kesatria menjagaku dengan baik," jawab Sophia dengan sopan. Para kesatria itu memberi salam dan akhirnya beranjak pergi setelah menurunkan barang bawaan Sophia.

"Tidak banyak hal yang bisa dilakukan di tempat terpencil seperti ini," sang nyonya menuntun Sophia memasuki kediamannya. Meski terlihat usang, tempat itu begitu terawat. Sang nyonya merawat rumahnya dengan sangat baik, lebih baik dari yang Sophia kira.

Dari apa yang Sophia dengar dari Elowen, nyonya Elaina dulunya adalah seorang primadona pergaulan kelas atas. Ia jatuh cinta kepada seorang kesatria dan mereka menikah, meski sempat mendapatkan pertentangan, nyonya Elaina hidup dengan bahagia. Sayangnya beberapa tahun lalu suaminya gugur dalam peperangan yang juga seharusnya merenggut nyawa Evans. Nyonya Elaina yang memiliki satu putri akhirnya menulis surat untuk duke, dan sang duke membantu nyonya Elaina hanya karena wanita itu kerabat jauhnya. Tidak di sangka, perbuatan baik dari duke menjadi karma baik untuk Sophia.

Dimana kini Sophia mendapatkan tempat pengasingan yang cukup nyaman...

Padahal dia berharap tempat yang lebih sulit di jangkau agar bisa lebih leluasa.

"Ini adalah kamar yang akan kau tempati, meski tak seindah kastil Brunswick aku harap kau bisa nyaman disini." Sophia tersenyum dan mengangguk kecil. "Terima kasih atas sambutan hangatnya," Elaina ikut tersenyum.

"Istirahatlah, lalu turunlah saat makan malam hemm," Sophia mengangguk sambil tersenyum sebagai jawaban.

Setelah sang nyonya keluar Elowen langsung berdecak kagum. "Tampaknya nyonya benar-benar seorang primadona. Tidak heran dia mendapatkan julukan itu, bahkan di usianya saat ini, dia benar-benar terlihat sangat menawan," Elowen terlihat penuh kekaguman.

"Itu benar–dia sangat anggun dan berkelas," gumam Sophia sambil menuju tempat tidur dan berbaring di sana.

"Nona pasti juga akan menjadi primadona saat melakukan debutante," Elowen membantu Sophia melepaskan sepatunya.

"Debutantenya akan lebih terlambat dari gadis seuisa Nona, mungkin Nona kita akan terlambat menikah juga," Tia datang sambil menaruh beberapa barang bawaan. "Nona akan debutante saat usia sembilan belas tahun. Sejujurnya para gadis yang melakukan debutante di usia lima belas dan enam belas itu tidak begitu menarik kan? Dada mereka bahkan belum tumbuh besar sudah melakukan debutante. Nona akan debut di usia yang sangat pas, yang paling penting adalah apa kalian tidak pernah dengar istilah pemeran utama selalu datang terlambat? Lagipula untuk apa menikah cepat-cepat?" Elowen bertolak pinggang menghadapi Tia yang terlihat tengah berpikir.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang