TCV 42 | Alur Cerita Yang Sophia Tentukan

306 33 0
                                    

TCV 42 | Alur Cerita Yang Sophia Tentukan

Aefar memperhatikan, Sophia yang hanya makan beberapa potongan daging, sedikit sup dan jus. "Itu cukup? Kau kan menghabiskan banyak tenaga untuk latihan," Aefar yang dihidangkan steak oleh pelayan kastil utara sama sekali belum menyentuh makananya.

Sophia mengangguk kecil. "Cream sopnya sudah mengandung semua yang aku butuhkan untuk pertumbuhan. Sejujurnya, mungkin karena ini jugalah tubuhku jadi lebih ringan dan lincah." Sophia tersenyum, senyuman itu justru hanya membuat Aefar merasa tidak nyaman. Merasa bersalah akan kondisi Sophia yang menjadi seperti ini.

Tatapan Aefar hanya membuat Sophia menahan tawa. Dalam waktu dekat, Sophia mungkin akan membutuhkan dukungan Aefar. Karena itulah gadis ini mau repot-repot meluangkan waktu untuk pemuda kurang ajar ini.

"Nona seperti biasa camilannya lezat sekali, terima kasih ba-" beberapa pelayan yang datang ke ruang makan tampak terkejut melihat Aefar. Mereka langsung pamit undur diri. "Cemilan-cemilan itu, kau tidak memakannya?" Sophia yang tengah minum jusnya menggeleng pelan. "Hanya membuatku mual," jawab Sophia pelan. "Bagaimana jika memeriksakan kondisimu?" Sophia kembali menggeleng. "Itu tidak akan berdampak apapun."

"Tapi kan bisa dicoba dulu, aku akan panggil dokter di kastil jadi-"

"Kau pikir aku tidak berusaha menyembuhkannya? Melebihi siapapun aku yang paling ingin kondisi itu hilang, aku sedang berusaha untuk itu jadi, aku akan mengurusnya sendiri, seperti biasa." Aefar tidak lagi bisa membantah.

"Kau tidak suka makanannya?" Tanya Sophia kepada Aefar. "Kau pikir aku bisa makan saat kau hanya makan hal semacam itu?" Sophia tertawa kecil. "Tidak perlu dipikirkan, kondisiku saat ini sudah sangat jauh membaik."

"Itu artinya pernah lebih buruk," timpal Aefar. Pemuda itu langsung bangkit dan pergi keluar kastil utara tanpa berpamitan.

Sophia memandang punduk Aefar yang sudah pergi menjauh.

"Harusnya tunjukan sikap seperti itu di kehidupan yang lain," Sophia berujar sendirian. Tia tiba-tiba datang menghampiri, "saya sudah mempersiapkan semuanya" pelayannya yang satu itu berdiri di hadapan Sophia. Sophia yang mendengarnya tersenyum senang, ia beranjak menuju kamarnya dengan diikuti oleh Tia di belakangnya.

Selama lima tahun terakhir...

Sophia memperdalam pengetahuannya mengenai artefak yang ditinggalkan kekaisaran di masa lampau. Ribuan tahun lalu, Kekaisaran Euthoria pernah berjaya di bawah pimpinan penyihir luar biasa yang menciptakan banyak artefak kuno. Sebelum akhirnya sang kaisar pergi dan perebutan kekuasaan terjadi hingga memecah wilayah menjadi empat bagian. Selatan menjadi Kerajaan Oberon, timur menjadi Kerajaan Adhulpus, barat menjadi Kerajaan Lambard dan utara menjadi Kerajaan Normand. Wilayah Brunswick berada tidak jauh dari perbatasan antara Normand dan Oberon. Karenanya cuaca di sana bisa berubah dengan begitu pesatnya.

Brunswick menjadi penjaga perbatasan Oberon dan Normand karena kondisi geografis dan tata letak wilayah. Sedikit saja Brunswick melemah, maka perluasan wilayah Normand akan terjadi. Ada alasan khusus mengapa Brunswick dihargai bangsawan lain, karena keluarga itu telah menjaga perbatasan selama ratusan tahun.

Di dekat area perbatasan, tepat sebelum memasuki wilayah Normand, ada wilayah dibawah kekuasaan kerabat Harald. Seorang viscountess miskin yang bertahan hidup dari uang yang Harald kirimkan. Wanita itu pernah di ceritakan sekilas saat peperangan, lantaran wilayahnya menjadi semacam area pengintai. Wilayah viscountess terletak di pegunungan terjal dan sulit di jangkau. Area terpencil dengan suhu ekstrim yang sering luput dari pandangan. Bahkan Normand dan Oberon pun tidak akan mengusik atau terlibat, lantaran area tersebut yang dianggap sebagai kartu mati, meski ada namun tidak berguna dan hanya menghabiskan anggaran.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang