TCV 7 | Kehidupan Menjijikan Yang Menjadi Milikku

605 40 0
                                    

TCV 7 | Kehidupan Menjijikan Yang Menjadi Milikku

"Bukankah kehidupan ini sangat menyenangkan?" Levana bertanya pada Aurelie, mendengarnya, Aurelie mengetup bibirnya. "Kau bahagia?" Aurelie balas bertanya. Tatapan sayu dapat Aurelie lihat dari gadis itu. Sementara Levana hanya mengangguk kecil sebagai jawaban. "Padahal kau tidak terlihat demikian," komentar Aurelie menimpali. Mendengarnya Levana terlihat termenung, Aurelie jadi bertanya-tanya, bagaimana bisa Levana terlihat tidak pernah menyesali semua keputusan dalam hidupnya.

"Kisah apa yang paling istimewah bagimu?" Aurelie bertanya, entah dirinya benar-benar menginginkan jawaban atau dirinya hanya sekedar mencari topik pembicaraan.

"Kisah ketiga yang dirilis menjadi kesukaanku," Aurelie diam sesaat. "Aku belum membacanya," gumam gadis itu pelan. "Kalau begitu bacalah. Semua kisah romansa yang aku ciptakan tidak akan pernah mengecewakan." Levana meraih botol wine ketiganya, menegak habis tanpa ragu.

"Berhenti minum," pinta Aurelie namun hanya dibalas senyuman kecil oleh Levana.

"Kalau begitu, kenapa kau harus membuat prekuel yang menyimpang seperti itu?" Aurelie membuat Levana menatap dirinya. "Apa yang kutulis itu fiksi, bukan biografi. Juga, dibandingkan prekuel bukankah ini lebih tepat disebut spin off? Ahhh tapi itu memang terjadi sebelum cerita utama benar-benar dimulai." Lagi Levana menegak gelas wine keempatnya.

Aurelie yang tidak tahan, menarik gelas itu sebelum isi di dalamnya benar-benar habis.

"Wooo wo, apa jawabanku tidak membuatmu puas Nona Bangsawan?" Mendengar ucapan dari Levana, Aurelie hanya terdiam dan berlalu pergi.

"Bagaimanapun juga aku memang tidak bisa cocok dengannya. Wanita itu... selalu saja membuatku kesal."

'Menyebalkan.'

'Menyebalkan.'

"Menyebalkan."

"Ada yang membuat Anda kesal nyonya?" Aurelie menoleh terkejut. Rupanya tidur siangnya telah usai.

Tadi malam Aurelie memimpikan banyak hal, masa kecil yang sempat terlupakan, masa remaja yang cukup melelahkan dan hal-hal tidak penting lainnya.

Saat terbangun. Aurelie sudah berada di tempat busuk ini lagi.

Rupanya semua yang terjadi bukanlah sebuah mimpi belaka. Aurelie benar-benar menjadi Sophia. Aurelie benar-benar menjadi karakter menyedihkan dalam sejarah...

Atau lebih tepat jika disebut dalam sebuah novel...

Yang jelas saat ini adalah...

Wanita tua berusia 59 tahun ini akan segera meninggal tahun depan. Tepat saat usianya mencapai 60 tahun.

Mati tanpa kehormatan...

Mati sendirian...

'Sangat tidak cocok denganku...'

"Nyonya?" Aurelie tersadar dari lamunan. Ia kembali menggenggam sulaman yang terlihat cukup berantakan. "Sepertinya Anda tengah lelah saat ini, Anda membuat sulaman yang aneh Nyonya." Kepala pelayan yang kemarin sempat dilihat oleh Aurelie tampak tersenyum kecil melihat hasil sulaman sang nyonya.

Sebenarnya Aurelie sempat belajar menyulam saat usianya masih 10 tahun. Namun saat ia mulai mengejar pembelajaran secara berlebihan, keahlian itu tampaknya memudar. Tetap saja, seharusnya Aurelie bisa melakukannya lebih baik, namun tangan lemah yang bergetar ini memperburuk sulamannya.

"Aku memang sedang tidak enak badan," Aurelie beralasan. "Sebenarnya saya merasa sangat terkejut Nyonya. Saya pikir ada hal yang aneh mengenai Anda, namun saya menyukai perubahan ini." Sang kepala pelayan menyentuh lengan Aurelie yang tampaknya tidak sengaja tertusuk, lantaran kemampuan menyulamnya yang tiba-tiba memburuk.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang