TCV 48 | Hubungan Diatas Kontrak

298 33 2
                                    

TCV 48 | Hubungan Diatas Kontrak

"Ini gaun yang sangat cocok dengan Nona, seolah memang tercipta untuk Nona kenakan." Elowen yang saat ini pergi berbelanja terlihat begitu bersemangat. Tanpa henti Elowen memakaikan setiap gaun cantik yang ada di toko dan meminta disesuaikan dengan ukuran Sophia.

"Wah, kau sepertinya sangat hobi menghabiskan uang yang bukan milikmu," tiba-tiba Rosalinde datang bersama seorang gadis yang begitu mirip dengannya. Sophia terdiam sesaat, ini kali pertama ia berjumpa dengan Lorelie. Dia terlihat cantik dan begitu mirip dengan ibunya. Matanya lebih kecil dari Sophia, hidungnya runcing dan tinggi, bibirnya juga kecil dan berwarna merah muda. Berbeda dengan Sophia yang cenderung lebih tinggi dan dewasa, perawakan Lorelie justru lebih kecil dan mungil. Surainya berkilau indah, sedikit gelombang.

"Sesuaikan semua pakaian itu ke ukuran Lorelie dan kirim ke kastil utama Brunswick." Rosalinde berjalan dengan santai melewati Sophia, sambil duduk di kursi yang tersedia, tentu Lorelie mengikuti sang ibu, meski saat ia melewati Sophia, ia sempat mencuri kesempatan menyentuh tangan Sophia sambil tersenyum ke arah kakaknya itu.

Sophia melirik namun tidak bicara. "Ah Nyonya, tapi nona Sophia sudah..." Tentu si pemilik toko kebingungan. Namun, enggan terlibat dengan perselisihan antar keluarga Brunswick, terlebih saat raut wajah masam Rosalinde terlihat. "Akan saya kerjakan dan selesaikan secepatnya Duchess." Alya, si pemilik toko sekaligus perancang gaun paling terkenal itu langsung membungkuk hormat kepada sang duchess.

"Kalau begitu saya pamit undur diri Duchess," Sophia dengan sopan berpamitan. Meski menahan kesal, Elowen tetap mengikuti Sophia tanpa banyak bicara. Elowen menampilkan air muka yang serat akan kemurkaan, tangan yang mengepal kuat menahan amarah.

"Tidakkah itu keterlaluan? Bagaimana bisa duchess memblokir semuanya? Lagipula setahu saya pernikahan duke dan duchess diresmikan tidak lain tidak bukan karena duke ingin memberikan gelar bangsawan kepada Anda, lagipula Anda memang layak. Bagaimana bisa duchess bersikap begini padahal dia menjadi duchess karena Anda!" Elowen menghentakan beberapa kali kakinya, jelas ia merasa begitu frustasi saat ini. Sejak Lorelie bangkit, Rosalinde menjadi sedikit memperhatikan Sophia.

Dalam sudut pandang yang sedikit kurang baik.

Toko tempat Sophia biasa membeli kebutuhan pokok tidak lagi menerima pesanan, Sophia tiba-tiba dilarang masuk ke dalam toko perhiasan, Sophia juga tidak lagi bisa memesan kue dari toko camilan. Bahkan kini, ia juga tidak bisa membeli pakaian di butik.

"Ini benar-benar keterlaluan. Nona persediaan hampir habis, bagaimana kita bisa membeli kebutuhan untuk bulan ini? Selain di toko rakyat biasa, tidak ada lagi toko persediaan yang bisa kita kunjungi." Elowen berjalan dengan lesu, namun senyumannya kembali saat melihat pria berambut jingga yang menghampiri sang nona. Elowen terus menatapnya dengan wajah tersipu malu.

Dengan hormat, pria itu membungkuk dan memberikan gulungan kepada Sophia. "Ahh, sudah dikirim?" Sophia memeriksa beberapa kertas dalam gulungan itu. "Saya akan mengawasi pengiriman mulai bulan depan Nona," Kaivan mendekat dan berbisik pada Sophia. "Kapan Anda akan mengambil apa yang Anda titipkan? Anda akan membayar biaya penitipannya kan? Saya bisa gila jika terus mengurusnya!" Keluh Kaivan sambil memasang wajah penuh senyuman mencurigakan.

Sayangnya, Sophia tidak memberikan jawaban apapun. Mengerti bahwa Sophia sedang tidak ingin membahasnya, Kaivan akhirnya pamit pergi. "Semoga hari Anda menyenangkan," Kaivan kembali membungkuk sebelum beranjak.

"Tuan Kaivan selalu terlihat begitu bersinar," gumam Elowen tanpa bisa melepaskan pandangannya dari punggung Kaivan yang menjauh pergi, sampai tidak lagi terlihat setelah melewati gang.

"Kau menyukainya?" Tanya Sophia tanpa berbasa-basi. "Nonaaa, apa yang Anda maksud? Mana mungkin saya..." Elowen menyentuh kedua pipinya dan memalingkan wajah dari Sophia. Jelas Sophia bisa melihat rona merah di pipinya.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang