TCV 105 | Berlayar Dalam Pelarian
"Janji yah?" Aneisha tersenyum gembira, Sophia terpaksa mengiyakan, ia akhirnya pergi setelah keinginannya terpenuhi.
'Gadis penyakitan licik!' Sophia memejamkan matanya. Aneisha terus mengoceh sampai akhirnya Sophia menyerah dan mengiyakan bahwa dirinya akan menari dan menonton pertunjukan bersama Aneisha nanti. Setidaknya dia tidak perlu mengajari wanita itu karena akan lebih merepotkan.
Sophia terkekeh kecil, sejujurnya melihat Levana versi naif cukup menghiburnya. Wanita itu akan mempercayai seorang perampok yang mengatakan bahwa mereka ingin meminta tolong padanya. Mungkin dia akan masuk ke jeruji besi secara sukarela jika diminta untuk melihat ke dalam.
Rubah licik itu jadi benar-benar bodoh di tempat ini. Sophia tertawa sendirian. Sudah lama ia tidak tertawa karena memikirkan hal konyol begini.
"Apa lady itu sangat lucu?" Tanya Tia sambil menerima buku yang diulurkan oleh Sophia saat gadis itu beranjak bangun dari kursinya.
"Dia mengingatkanku pada orang lain," Tia berjalan mengikuti Sophia. "Anda pasti sangat memperhatikannya jika Anda masih mengingatnya sampai seperti ini," perkataan Tia membuat Sophia kembali menarik sudut bibirnya.
"Dia adalah pendusta yang selalu berkata jujur padaku. Saat semua orang menipu dan mengatakan dusta, gadis yang berdusta sepanjang hidupnya itu hanya mengatakan kejujuran padaku." Sophia yang tengah berjalan menghentikan langkahnya.
"Aku tidak pernah menghargai kejujurannya sampai dia pergi," setelah gumaman itu, Sophia kembali melanjutkan perjalannya.
Dulu Sophia tidak begitu menyadarinya...
Rupanya ia hanya ingin mengeluarkan kejujuran saat berhadapan dengan dirinya. Seperti apa yah jika dirinya menyadari hal ini lebih awal?
Sophia melirik ke arah pepohonan.
'Seorang wanita?'
'George menambah mata-mata? Kini bahkan ada wanita yang mengawasinya dari kejauhan. Wanita itu bahkan tidak repot-repot menyembunyikan diri, seolah menunjukan dengan gamblang bahwa Sophia tengah diawasi.'
***
"Bagaimana?" Tia membuka tudung seorang gadis dan menatap Sophia sambil menantikan tanggapannya. Sophia terdiam–terpukau dengan apa yang dilihatnya.
"Berapa lama sihirnya bertahan?" Gadis bermata merah itu menatap Sophia. Tersenyum kecil, "sihirnya lemah jadi hanya akan bertahan selama satu bulan. Saya dengar nona Grizelle akan kembali menemui saya sambil membawa artefaknya, setelah pembaruan sihir. Mungkin bisa bertahan sekitar 18 bulan jika dipadukan dengan artefaknya. Lagipula kondisi tubuh Anda pasti sudah berubah saat itu, penyamarannya harus diperbaharui." Sophia mengangguk.
"Kalau begitu, gunakan lembar teleportasi untuk bertemu. Aku tidak mungkin kembali kesini setiap kali harus melakukan pembaruan penyamaran." Sophia tampak puas dengan hasil yang dilihatnya.
"Kalian harus menjaganya, tidak akan ada yang menyadari karena aku terbiasa menghabiskan waktu sendiri, tidak ada yang benar-benar mengenalku." Elowen yang sedari tadi menatap wajah wanita bertudung, mendekat–menyentuh pipinya terpukau.
"Dia benar-benar seperti Anda," gumam Elowen takjub. "Aku akan menemui nyonya Drechsler untuk berpamitan, kalian bisa menyiapkan barang bawaanku. Dengan catatan, aku hanya akan membawa satu tas tangan." Sophia langsung keluar ruangannya–tidak memperdulikan Elowen yang tampak ingin membantah.
"Jangan meminta Nona mengajakmu, akan aneh jika paparazzi itu tidak melihat kita di samping Nona. Jangan membuat keinginan konyol yang dapat merusak segalanya." Tia langsung membuat kaki Elowen lemas. Padahal ia ingin menempel pada Sophia dalam keadaan dan kondisi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...