TCV 58 | Sisi Lain Sophia

303 36 0
                                    

TCV 58 | Sisi Lain Sophia

Alexi menahan luka di tangannya. Setelah pertempuran singkat yang dirinya lakukan dengan pria bernama Killian, Alexi sangat beruntung karena bisa kabur. Kelengahannya membuat dirinya hampir saja tertangkap.

Pria itu menghampiri kudanya yang sudah ia sembunyikan dengan baik dan memacu kudanya untuk kembali ke rumah.

"Anda yakin membiarkan dia pergi?" Tanya si remaja laki-laki di sisi Killian.

"Alister, kau ingin berada di sisi nona namun tidak mengerti dengan isyarat nona? Nona yang memerintahkan kita untuk membebaskannya," ujar Killian sambil menyarungkan pedangnya. Remaja lelaki itu bernama Alister Quill, keponakan Killian yang tidak lain akan menjadi penerus klan.

"Ahhh yang tadi?" Salah seorang lainnya menimpali Killian.

"Kapan?" Tanya Alister kebingungan. Killian mendekat dan mengacak surai Alister. "Jika ingin menjaga nona dengan baik, kau harus memakai otakmu bocah. Perhatikan ucapannya, jangan hanya wajah cantiknya saja!" Alister tampak frustasi, melihatnya membuat Killian tertawa.

Bocah yang selalu acuh tak acuh dan tidak memiliki semangat hidup setelah mengalami sebuah insiden itu, bisa bertindak berlebihan dan menunjukan banyak ekspresi jika menyangkut nona baru mereka.

"Saat aku bertanya 'apa ini? Anda mau menyingkirkan saya nona? Setelah masa-masa indah yang kita lalui bersama,' pada nona, nona menjawab, 'tidak' kau lupa?" Alister tercengang.

"Perkataan menjijikan itu disebut isyarat rahasia?" Alister memasang wajah jijik terhadap pamannya. Killian yang kesal memukul kepala Alister dengan keras.

"ITU DINAMAKAN KONEKSI ANTAR MAJIKAN DAN BAWAHAN SIALAN!" Pukulan Killian yang cukup keras membuat Alister yang berpijak di atas atap terjatuh ke tumpukan mayat.

Alister langsung bangkit, mendesah kesal lantaran wajahnya bertempelan dengan kepala putus yang berlinang darah. "Bajuku jadi kotor!" Teriak Alister pada sang paman.

Ia tidak bermaksud menguping...

Awalnya Alister cukup terkejut saat sang nona memberikan perintah beberapa hari lalu. Alister tahu bahwa nonaya ini kejam, namun ia tidak tahu bahwa akan sekejam ini. Siapapun yang menarik perhatian dan bertindak dengan gila untuk mendapatkan dukungan klan Akiji memang bukan orang waras. Sejak awal Alister tahu bahwa nonanya ini bukanlah orang biasa.

Sosok mulia yang begitu bersinar dan indah.

Apa yang didengarnya dari pelayan yang sebelumnya berteriak meminta ampunan hanya memancing amarahnya. Terutama saat ada yang berani merusak helaian indah surai majikannya. Alister menatap helaian rambut yang sempat ia masukan ke dalam sakunya.

"Bagaimana bisa mereka memperlakukan nona seperti itu?" Kepalan tangan Alister menguat. Killian turun dari atap dan berdiri di samping Alister. "Kau tahu apa yang dia tawarkan saat pertemuan pertama kami?" Alister menoleh, menatap Killian meminta penjelasan.

Ia tidak mengetahui cerita lengkapnya, yang ia tahu hanyalah garis besar dimana pamannya itu menyelamatkan sang nona. Nona yang tidak suka berhutang budi menawarkan sebuah benda berharga. Namun, entah mengapa pamannya yang mata duitan justru menolak benda itu. Kemudian disaat-saat terakhir, nona menyadari siapa paman dan mengatakan hal gila yang membuat semua kelompok memujanya dalam sekejap.

Karena semua yang nona katakan...

Menyelamatkan semuanya...

"Aku selalu penasaran, apa yang nona berikan dan apa yang Paman tolak?" Killian tersenyum kecil. "Tadinya aku ingin menceritakannya, tapi seperti yang aku katakan? Majikan dan bawahan punya koneksi kuat. Nona sepertinya tidak ingin hal ini diketahui siapapun. Jika beruntung, kau akan mengetahuinya suatu saat nanti," Killian pergi begitu saja. "Bersekan sisanya bocah," titah Killian sambil meninggalkan Alister.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang