TCV 16 | Pukulan Pertama
Sophia berjalan dengan percaya diri saat kembali ke kastilnya. Gadis itu langsung menuju ruang santai untuk menemui para pelayan yang tengah sarapan riang dengan mewah.
Kepercayaan diri hanyalah milik mereka yang terlahir dengan anugrah untuk meraih kekuasaan. Sophia sama sekali tidak mengerti, mengapa hama menjengkelkan ini begitu percaya diri?
Manusia yang tidak tahu tempatnya, selalu menjadi makhluk unik yang jenaka.
Melawak dengan tingkah konyol dan selerah humor sampah.
"Bagus kalian berkumpul, aku jadi tidak perlu memanggil," Sophia duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Gadis itu memperhatikan meja makan panjang yang penuh dengan hidangan mewah yang belum pernah dilihatnya sejak ia datang selama empat bulan di kediaman Brunswick ini.
Seperti inikah rasanya? Terjaga dengan rasa lapar tanpa bisa dipuaskan. Kondisi tubuh Sophia, seberapa lemah, rapuh dan ringkihnya tubuh ini adalah hasil dari perbuatan semua orang di kastil ini.
Inilah yang selalu dilakukan oleh seorang penjahat kelas teri, menindas untuk menikmati kemewahan yang tidak pernah menjadi milik mereka.
Kisah dimana para protagonis mati dan lenyap dengan mudahnya...
Kisah dimana para antagonis merajalela dan menguasai cerita...
'Mengapa kau tercipta dalam kisah menjengkelkan ini, Sophia?'
'Kisah yang tidak cocok untuk gadis lemah sepertimu...'
'Kisah ini, akan berakhir hari ini...'
Sophia resmi menjadi antagonis dalam kisah ini!
"Wah, mewah sekali. Aku kira kediaman Brunswick adalah seorang vegetarian karena aku hanya diberi makan tomat yang bahkan dihidangkan dalam kondisi membusuk." Perkataan Sophia membuat beberapa pelayan terkejut, dengan sikap tidak biasa sang nona.
"Apa maksud Anda? Kami selalu menghidangkan yang baik untuk kesehatan Anda. Tolong jaga sopan santun Anda Nona."
'Omong kosong ini akan berlangsung panjang...'
'Aku bahkan terus merasakan rasa busuk di pangkal lidahku...'
'Ada saat-saat dimana Evans tidak membawakan apel, saat-saat itu akan menjadi saat dimana aku harus memaksakan diri memakan potongan tomat dengan bagian busuk paling minim. Sebelum akhirnya berakhir dengan memuntahkan kembali semuanya...'
Sophia tertawa mendengar ucapan si pelayan penanggung jawab kastil utara.
"Tidak mau, kenapa aku harus menurut? Kalian budaknya kenapa aku yang harus bersikap sopan?" Ucapan Sophia membuat pelayan-pelayan itu bangkit berdiri lantaran terkejut. Mereka bukanlah budak, Sophia tahu itu. Beberapa di antaranya bahkan putri dari keluarga yang bangkrut, beberapa lainnya warga biasa yang membutuhkan uang. Panggilan itu, akan sangat menyinggung dan menghina mereka semua.
Namun, siapa yang peduli pada perasaan mereka? Sophia? Tentu tidak!
"Tadi apa kau bilang? Demi kesehatanku? Jangan berbicara melantur!" Sophia menghela nafas dan melirik pantulan Damian dari salah satu perabotan platinum di atas meja makan.
"Ketidaksopanan macam apa ini Nona? Jika tuan duke sampai tahu dia pasti akan semakin murka pada Anda. Anda harus mendapatkan pendidikan mental hari ini. Kalian bertiga, pegangi nona sekarang. Aku sendiri yang akan mendidiknya." Tiga orang pelayan mulai memegang tubuh kecil Sophia. Si kepala pelayan mengambil sendok sup dan mendekat pada Sophia sambil memukul-mukul kecil pada tangannya sendiri, mencoba mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...