TCV 27 | Berlutut!

305 32 4
                                    

TCV 27 | Berlutut!

Enam hari berlalu dalam kebisingan. Waktu keberangkatan yang dijadwalkan seharusnya adalah esok sore, perjalanan malam dipilih untuk menghindari perhatian. Namun rencana tersebut gagal. Karena pada akhirnya kerajaan sendiri yang mempersiapkan arak-arakan keberangkatan untuk duke yang semula hendak berangkat di malam hari untuk menghindari perhatian. Sosoknya yang menjadi pelindung kerajaan tentu saja ingin di tunjukan oleh pihak kerajaan, karenanya keberangkatan dilakukan di sore hari dengan arak-arakan lengkap. Namun sampai mentari hampir terbenam, Kaivan masih tidak kunjung datang.

"Terlambat," keluh Sophia yang masih berdiri di depan kastilnya. Gadis itu melirik asap di bagian barat kastil yang menandakan bahwa pasukan telah berangkat. Sophia masih berdiri di posisinya dan menunggu meski hatinya mulai gusar.

Di kehidupan sebelumnya, Sophia tidak melihat pasukan yang pergi karena tidak ada yang mengabarinya, keberangkatan pasukan memang dipercepat satu hari. Akibatnya ia menyesali hal tersebut lantaran dua tahun kemudian, Evans kembali dengan keadaan tidak bernyawa.

Apakah dirinya benar-benar bisa mengubah sebuah takdir yang sudah tertulis? Sejauh ini, ia masih belum bisa mengubah banyak hal. Meski tindakannya berubah, perubahan itu tidak berdampak apapun pada cerita.

Kejadian ini akan berdampak besar pada beberapa karakter. Seperti pada Alexi, Khaled, Harald dan Sophia itu sendiri. Kejadian besar yang akan menjadi awal mula dari banyaknya rangkaian konflik, apa Sophia tidak bisa mengubahnya?

Jika memang tidak, maka rangkaian kejadian lainnya pun akan sulit diubah. Melarikan diri akan menjadi satu-satunya pilihan. Tapi pelarian tanpa anjing penjaga dan sosok yang akan mengoperasikan rencana bisnisnya akan menjadi pelarian buta yang sia-sia? Sophia butuh Damian sebagai wajah bisnisnya. Sophia juga menginginkan Alexi untuk keselamatan nyawanya.

Karena Sophia bahkan tidak bisa mengangkat pedang untuk melindungi diri. Berlatih? Tidak mati muda dengan tubuh ini saja Sophia sudah bersyukur. Sophia memang ingin melatih ketahanan fisiknya, namun ia tidak mungkin bisa menjadi handal berpedang dalam semalam bukan? Karena itulah Sophia butuh Alexi untuk menjadi penjaganya.

Melarikan diri sendirian, dengan tubuh lemah yang miskin ini...

Sophia bisa menjadi sasaran empuk para pelaku kriminal dan berakhir menyedihkan di jalanan. Melakukan pelarian buta seperti seorang idiot hanya akan merugikan dirinya. Sophia menyentuh dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.

Ada yang aneh...

Ada perasaan yang tidak dirinya ketahui...

Ada hal yang ia lupakan padahal ia sudah mengingat semua hal penting...

Hal ini, terasa menyiksa.

"Nona," Elsa, pelayan yang menjaga Sophia saat sakit dan kerap kali mengomeli Sophia ketika tidak memakan makanannya dengan baik itu datang, disusul Elowen setelahnya. Keduanya mendampingi Sophia, menyentuh lengan sang nona yang terlihat mulai terhuyung. "Nona, Anda harus kembali ke kamar, Elowen panggil dokter sekarang," Elsa terlihat mulai khawatir dan berusaha membawa Sophia kembali memasuki kastilnya namun Sophia menolak.

'Kenapa dia tidak datang?'

'Kaivan sialan!'

Sophia mulai meremas kepalan tangannya dan rasa nyeri itu terasa kembali menyiksa. Kini diiringi dengan sakit kepala yang terasa menyerang membabi buta. "Nona?" Elsa mulai kebingungan, ia tidak bisa membawa Sophia, lantaran mendapatkan penolakan dari sang nona, namun pelayan itu juga tidak bisa membiarkan sang nona tetap berada di tempat ini.

'Aku bisa menaiki kuda?' Sophia yang melihat dirinya berkuda dengan senyuman lebar mulai kebingungan. Di kehidupan sebelumnya Sophia terjebak di pernikahan sejak usianya lima belas tahun, setelah hidup sebagai duchess selama beberapa tahun, ia dikurung sampai meninggal. Namun penglihatan yang baru dilihatnya adalah sosok Sophia yang sudah dewasa.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang