TCV 13 | Teh Buatan Elowen

330 35 0
                                    

TCV 13 | Teh Buatan Elowen

"ARGHHHTTTTTT."

Aurelie membuka matanya, mengambil nafas tergesah dengan posisi yang sama saat ia kehilangan kesadaran tadi malam. Aurelie bangkit dan berlari menuju bak mandi, ia langsung menjatuhkan dirinya meski gaun tidur masih melekat di tubuhnya.

Reaksi racun di tubuhnya mulai hilang. Racun itu memang menyiksa, namun efeknya bersifat sementara dan tidak mematikan. Racun itu, hanya digunakan sebagai kesenangan para pelayan untuk menyiksa majikan mereka.

Meski masih sedikit terasa, setidaknya Aurelie bisa kembali mendapatkan kesadaran dan kewarasannya.

Aurelie mulai menangis...

Gadis itu terus menangis...

Ingatan menyeramkan itu datang menghantam tiada henti.

Hari dimana Aurelie tenggelam di tubuh Sophia tua bukanlah hari dimana ia meninggalkan tubuh itu. Aurelie meninggalkan tubuh itu satu tahun setelahnya. Tanggal kematiannya tidak berubah.

Penyebabnya saja yang berubah.

Sophia tidak mati karena gagal hati dan oklusi kandung empedu karena 60 batu empedu. Ia memang memiliki batu empedu di tubuhnya namun ada penyebab lain atas kematiannya.

Aurelie baru mengingatnya...

Pengalaman yang sudah dialaminya...

Saat dia masih berada di tubuh Sophia tua...

Kala itu...

***

"Elowen," dengan tatapan kosong Aurelie memanggil. Wanita itu berlutut di samping Aurelie dengan mata menangis. Jelas dirinya tahu betul apa yang dialami sang nyonya. "Aku dengar, kau mempelajari herbal? Elowen, bisa tolong aku? Selamatkan aku, kumohon." Aurelie berujar tanpa menoleh, tanpa ekspresi dan hanya menatap keluar jendela.

Padahal dirinya tahu bahwa Elowen akan mendapatkan hukuman dan mati karena membantunya. Alasan dibalik Elowen yang meracuni Sophia, mungkin juga karena permintaan Sophia itu sendiri. Elowen rupanya benar-benar tulus pada Sophia, karena itulah dia membantu Sophia untuk mati.

Elowen mengerti maksud sang nyonya.

"Baik Nyonya, saya mengerti." Elowen bangkit dari posisi berlututnya saat ini.

"Aku ingin minum teh mulai besok di waktu ini," pinta Aurelie menambahkan, ia bersyukur Elowen mau membantunya. Ia membantu Sophia untuk membunuh dirinya sendiri. Perbuatan yang akan mengantarkan Elowen pada kematian dan disadari oleh Aurelie, namun Aurelie bahkan tidak memperingatkan.

"Sesuatu yang tidak terlihat dan terlacak, akan memberikan ketenangan bagi kita berdua," Aurelie kembali berujar. Elowen kembali membungkuk sebelum ia keluar dari kamar Aurelie.

Bahkan meski akhir dari permintaanya adalah kematian Elowen, Aurelie memilih untuk tetap egois dan mengutamakan kepentingannya.

Keesokan harinya Elowen menghampiri Aurelie di jam yang sama, dengan membawa teh yang sudah disiapkannya.

"Saya akan menjelaskannya pada Nyonya," Elowen menuangkan teh yang sangat cantik dan harum itu kepada Aurelie. Aurelie hanya diam memandangi cangkir teh yang kini berada ditangannya.

"Greater celandine, bahan herbal ini berwujud tanaman hijau berdaun mirip seledri, dengan bunga berwarna kuning. Tanaman ini banyak digunakan sebagai pengobatan empedu, batu ginjal, maag, serta obat penenang. Namun tak banyak yang tahu, bahan tersebut memiliki efek samping terhadap kesehatan hati. Akibatnya, penggunaannya akan menyebabkan hepatitis kolestatik setelah mengkonsumsi bahan herbal tersebut." Meski mendengarkan, Aurelie tidak memberikan respon apapun.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang