TCV 65 | Jalan Baru Menuju Mahkota

221 27 1
                                    

TCV 65 | Jalan Baru Menuju Mahkota

"Aku menolak."

Sophia menyentuh pundak Damian–mencengkram kuat dengan amarah yang dirinya tunjukan jelas. "Susunan puzzle itu sudah salah sejak awal. Tindakan impulsif yang kau bilang membahayakan justru akan menyelamatkan kita dari kehancuran. Aku tidak akan menjalankan rencana cacat! Satu-satunya jalan? Lihat mataku Damian, mungkin sekarang aku memang belum sepenuhnya menemukan jalan itu. Tapi akan aku pastikan bahwa aku akan membangun rencana yang lebih sempurna dari sampah di dinding yang aku buat lima tahun terakhir ini. Kali ini, aku akan benar-benar melakukannya dengan sempurna." Sophia memejamkan matanya, sesaat dan melepaskan cengkramannya dari Damian.

"Aku bukan bersikap seolah-olah mengetahui masa depan. Aku memang mengetahui masa depan. Aku adalah catatan hidup–sejarah dunia ini."

Damian menatap Sophia–melihat sorot retina merahnya yang menyala dalam kegelapan. Gadis itu–serius dengan perkataannya.

"Ah mengenai reputasi burukku yang mengganggu pikiranmu, akan segera berubah. Awalnya aku hanya akan menggunakan rencana itu untuk memulihkan nama baik sebelum pembicaraan pernikahan. Namun, kini bisa digunakan untuk memulihkan nama baik dan menambah waktu." Sophia melirik Damian yang masih menatapnya.

"Lagipula, bukankah hal itulah yang membuatmu berada di sisiku, Damian? Karena tindakan-tindakanku." Sophia memperhatikan tatapan Damian, menggeleng kecil memfokuskan pikirannya. "Sikapku keterlaluan yah?" Gumam gadis itu yang langsung memberikan senyuman manis, seolah arogansi dan tekanan yang diberikannya sebelumnya menguap seketika.

Perubahan ekspresinya sangatlah menakutkan.

"Ahhh, aku akan memikirkan perkataanmu dalam rencana baru. Aku akan menyusun ulang semuanya, tolong bersabar hem," Sophia akhirnya melangkah keluar–sebelum kembali terhenti karena mendengar pertanyaan dari Damian.

"Perkataan yang mana? Saya terlalu banyak bicara hari ini kepada Nona," Damian masih meminta penjelasan. Sophia membalik badannya, menatap Damian dengan senyuman mengembang. "Kau memberikan tamparan keras padaku hari ini. Sesuai dengan perkataanmu, aku memang berencana memperbaiki reputasiku. Lalu, mungkin satu..." Sophia menggeleng kecil. "Maksudku lima..." Sophia menghentikan ucapannya dan menghela nafas pelan

"Aku belum bisa memberikan jawaban pasti, tapi..."

"Di masa mendatang aku akan memulai rencanaku," Sophia tersenyum. Gadis itu akhirnya benar-benar pergi. Raimund langsung mengikuti kakaknya keluar dari ruangan.

Damian mencengkram wajahnya sendiri dengan frustasi. 'Aku merasa terintimidasi,' pikir Damian sambil menatap dinding yang baru saja sang nona bakar dengan begitu mudahnya–padahal itu adalah kerja keras sang nona selama beberapa tahun terakhir. Saat ini dia bahkan tidak memiliki estimasi waktu pasti untuk rencana selanjutnya namun ia bisa mengintimidasi Damian seperti ini.

Bahkan ketika tindakan Sophia diluar nalar seperti ini, Damian tidak bisa berhenti mengikutinya. Jika dia menghancurkan semua rencana yang sudah susah payah dirinya bangun dengan begitu mudah, itu berarti dia benar-benar menemukan kecacatan dalam rencana yang dirinya sendiri bangun.

'Jalan buntu.'

Apa nonanya bisa menemukan jalan baru?

***

Sophia diam membisu. Memandangi buku catatannya dengan bahasa latin yang dirinya tulis saat ia baru memasuki dunia ini. "Satu-satunya jalan?" Sophia memejamkan matanya saat kembali mengingat ucapan dari Damian.

Sampai detik ini dirinya masih belum menemukan jalan itu, karenanya sebelumnya Sophia memasukan pernikahannya dengan George sebagai bagian dari rencana. Lagipula dalam ingatan pertama, George cukup baik pada Sophia di awal pernikahan mereka.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang