TCV 56 | Wanita Tua Penjual Mawar
Jalanan kota saat ini cukup ricuh. Semua orang menggosipkan hal yang sama, semua penduduk juga merasakan ketakutan dan menuntut hal yang sama.
Pembantaian keluarga bangsawan...
Sebanyak 17 pelayan dari kediaman Brunswick yang dipecat atas tuduhan penggelapan dana dan penganiayaan. Dikirim ke keluarga Bachmeier atas permintaan keluarga Bachmeier, karena keluarga itu mengalami kebangkrutan dan membutuhkan tenaga tanpa bayaran.
Keluarga Bachmeier yang bangkrut menjalankan pertanian kecil dan meminta bantuan tenaga kepada sang duke. Duke sudah memperingatkan kejahatan dari 17 pelayan dengan catatan kejahatan yang tidak disembunyikan. Karena keluarga Bachmeier tidak harus memberikan bayaran dan hanya perlu memberikan makan dan tempat tinggal mereka pun menerima dengan senang hati.
Namun...
Saat keuangan keluarga Bachmeier tiba-tiba membaik dan keluarga itu menjadi kaya raya. 17 pelayan itu membantai keluarga Bachmeier dan lari dengan membawa semua harta keluarga Bachmeier.
Semua anggota keluarga Bachmeier ditemukan tewas di kediamannya dengan cara yang mengenaskan. Hanya ada satu orang anggota keluarga yang selamat lantaran tidak berada di kediaman pada saat kejadian, orang itu tidak lain tidak bukan adalah Ferdi Bachmeier, putra kedua keluarga Bachmeier. Saat ini, keberadaan pria itu masih tidak ditemukan. Jelas ia juga menjadi tersangka.
Di tengah kekacauan kota...
Sophia pergi berbelanja ke sebuah butik kecil yang baru selesai di renovasi. Pembangunan besar berada tepat di samping butik itu. Sophia membeli cukup banyak gaun dari butik yang dikunjunginya.
Setelahnya, Sophia dengan tenang menikmati angin sore dari keramaian kota yang bising di situasi genting. Ia menyusuri jalanan yang menjual aneka bunga, menikmati aroma jalanan yang memikat dan membangkitkan suasana hati. Sampai secara tidak sengaja, ia melewati sebuah gang kecil. Sophia melihat-lihat barang-barang antik yang dijual oleh seorang wanita tua. Wanita tua itu juga menjual beberapa tangkai bunga mawar merah segar dan mawar kering yang mengeluarkan aroma harum.
Sophia melihat sebuah permata dengan desain seperti artefak tanpa sinar. Sophia tertawa kecil. 'Barang palsu yang cantik,' pikirnya sambil menyentuh benda suram yang sudah usang dengan ukiran bunga anyelir itu. Jika permata yang ada pada benda itu tidak mati, mungkin Sophia akan tertipu mengira bahwa benda yang dijual wanita tua itu adalah sebuah artefak asli.
"Aku akan mengambil ini," Sophia menggenggam benda palsu itu.
"Anda berbau darah," wanita tua itu bergumam pelan. Sophia mengangkat kepalanya menatap kerutan dari wajah si wanita tua yang berkata lancang.
"Kau bau tanah," balas Sophia dengan senyuman manisnya. Toh tidak ada siapapun dan tidak ada jejak identitas apapun yang dapat membuat Sophia dikenali. Jadi dirinya akan bersikap seenaknya. Terlalu lama menahan diri dan berpura-pura manis membuat Sophia terkadang merasa muak.
Wanita tua itu mengambil salah satu kotak dan membukanya–menunjukan barang bagus yang mungkin akan Sophia sukai. Sophia melihatnya cukup intens, sebuah gelang yang terlihat indah dengan desain bunga mawar yang dikelilingi duri. "Rose," gumam Sophia yang membuat wanita tua itu meliriknya dan semakin bersikap ramah, dengan tersenyum sambil menunjukan gigi.
"Mau mencobanya?" Tanya wanita tua itu yang membuat Sophia menggeleng, "entah mengapa aku membenci gelang dengan desain nyentrik seperti itu." Sophia menolak dengan jelas, meski tidak dipungkiri wanita tua itu menunjukan gelang yang sangat cantik dan menarik.
"Bahkan meski membencinya, Anda harus mencobanya dulu," wanita tua itu bersikeras dan terkesan memaksa. Sophia mengabaikan, gadis itu kemudian meletakan koinnya di atas meja dan mengambil benda yang tadi dipegangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...