TCV 59 | Perbudakan Keluarga Bachmeier

267 27 1
                                    

TCV 59 | Perbudakan Keluarga Bachmeier

"Ferdi Bachmeier, putra kedua keluarga Bachmeier."

"Tapi kenapa? Kenapa dia membantai keluarganya sendiri," Aefar bertanya, rekan kesatrianya tampak berpikir sebelum memberikan jawaban. "Bukankah mungkin karena perebutan gelar?" Tebakan diberikan dengan begitu masuk akal.

"Saat dia membunuh keluarganya sendiri, dia menyadari bahwa dia tidak akan mendapatkan gelar apapun." Sophia akhirnya ikut dalam percakapan. "Itu benar," Aefar setuju dengan perkataan Sophia. "Itu berarti dia mengincar hal yang lebih besar," komentar Aefar sambil menatap Sophia, menantikan tanggapan Sophia.

"Hal itu tidak bisa dilakukan seorang diri sampai-sampai dia bekerja sama dengan para pelayan," Sophia menjawab Aefar. "Dimana dia ditemukan?" Tanya Aefar pada si kesatria yang jelas habis menguping sehingga mengetahui banyak informasi. "Pelabuhan, hendak menyusup dengan identitas baru," jawab kesatria sambil menatap Aefar.

"Tidakkah itu aneh? Keluarga yang jatuh miskin tiba-tiba menjadi kaya raya? Padahal saat ini semua petani di wilayah itu mengalami gagal panen, karena arus dingin angin kerajaan Normand," gumam Sophia sambil menatap Aefar. Aefar membuang air minum yang dipegangnya dan berlari menuju Khaled, menyadari suatu hal, hendak mengatakan hasil pemikirannya.

"Kenapa dia berlari?" Tanya salah seorang calon kesatria Brunswick sambil menatap punggung Aefar yang menjauh. "Dia menyadari hal yang dilewatkan banyak orang," gumam Sophia pelan. "Tuan Aefar memang cerdas," puji si calon kesatria yang membuat Sophia menarik sudut bibirnya.

Sophia bangkit dari posisinya, "aku kembali ke kediamanku dulu, aku sangat mengantuk," Sophia bangkit dan hendak pergi.

"Tidur Anda sepertinya tidak nyenyak," Sophia hanya mengangguk kecil sebelum pergi kembali ke kastilnya.

Alexi hanya diam...

Memandangi sang nona...

Memperhatikan bagaimana Sophia menggiring pemikiran Aefar sesuai dengan kehendaknya. Alexi mengepalkan tangannya dan beranjak dari posisinya. "Aku harus memastikannya sendiri," Alexi beranjak pergi.

Pasukan kesatria tambahan yang dipimpin oleh Khaled dan Aefar akan berangkat menuju pelabuhan. "Saya akan ikut," Alexi sudah mengenakan pakaian kesatria pelatihannya, lengkap dengan semua senjata dan kuda yang sudah ditungganginya. Khaled tampak menimang keikutsertaan Alexi namun pada akhirnya memberikan izin.

Kuda melesat dengan cepat menuju pelabuhan. Semua kapal yang hendak melakukan pelayaran dihentikan. "Cari apapun yang mencurigakan, geledah semua kapal!" Perintah Khaled yang membuat semua kesatria langsung berpencar untuk memeriksa puluhan kapal yang ada di pelabuhan.

***

"Mengapa Anda terlihat murung Nona," Sophia yang memejamkan matanya membuka mata dan menatap Elowen yang menyerahkan cangkir teh. "Tidak apa-apa," Sophia menerima teh yang diberikan Elowen.

"Ehhhh, Nona tidak perlu sungkan menceritakan apapun kepada saya, mulut saya ini tertutup untuk orang lain Nona," Elowen terus menatap Sophia dengan mata berbinar.

Sophia tersenyum kecil. "Kau ingat bahwa aku pernah membeli kapal kan?" Elowen langsung mengangguk menjawab perkataan Sophia. "Sepertinya hari ini aku akan kehilangan kapal termewahku," Sophia menyeruput teh panasnya.

"Kehilangan? Kenapa?" Tanya Elowen tampak sangat tertarik. "Sudah kukatakan, sejak awal aku membelinya atas nama orang lain dan memberikannya sebagai hadiah kepada mitra bisnis. Hari ini, kapal itu resmi tidak lagi menjadi milikku," ujar Sophia sambil meletakan cangkir tehnya.

"Tapi jika nona menyukai kapal itu, mengapa nona beli atas nama orang lain dan memberikannya dengan cuma-cuma kepada mitra bisnis?" Elowen memasang wajah kebingungan.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang