TCV 104 | Tidak Lepas Dari Pandangan
Waktu berlalu begitu saja. Beberapa hari setelah kunjungan George, sekolah kecil yang dibangun oleh penguasa wilayah Drechsler pun diresmikan.
Sophia tidak banyak ambil adil demi kelancaran sekolah. Beberapa guru dari kota sebrang menjadi pengajar dan rakyat di daerah itu tentu sangat senang. Kemajuan daerah pinggiran yang miskin menjadi hal paling membahagiakan bagi mereka. Terutama dengan datangnya kabar baru bahwa nyonya Drechsler akan memulai bisnis pribadi setelah beberapa bulan sekolah di resmikan. Tentu hal itu akan membuat daerah kumuh mereka yang memiliki suhu dingin menjadi lebih maju. Detail mengenai bisnisnya belum tersampaikan namun warga sudah menantikan peresmiannya.
"Intensitas mereka mengawasi Nona masih belum berkurang. Bahkan mereka menggambar semua yang Nona lakukan dan mengirimnya ke ibu kota. Dari yang Killian sampaikan, gambar-gambar itu di kirim ke Hannover." Sophia yang tengah duduk di taman menikmati semilir angin mengangguk kecil, saat Tia menyampaikan laporannya. Tidak begitu sulit mengetahui siapa yang melakukan hal konyol semacam ini. Mengirim paparazzi untuk mengetahui semua pergerakan Sophia.
"Pemuda bajingan itu memang tidak mendatangi Nona lagi, tapi dia tidak melepaskan Nona dari pandangannya." Tia melirik ke arah pohon, dimana ada orang suruhan George yang tengah mengawasi dan menggambar Sophia.
Sophia mulai meraih bukunya dan membaca buku itu dengan tenang. "Bagaimana dengan masalah di ibukota? Citraku sudah membaik?" Tanya Sophia pada Tia. Sejak pertemuan Sophia dan George dua bulan lalu, tidak ada lagi rumor buruk yang menyebar dan yang tertinggal hanyalah pujian-pujian.
"Sekitar delapan keluarga bangsawan bangkrut dan mengalami target perampokan selama dua bulan terakhir," Tia memberi keterangan.
"Orang itu membereskan masalah yang dibuatnya sampai ke akar," lanjutnya. Jika sebelumnya George yang menangkap umpan Sophia sampai-sampai Sophia terlihat kehilangan kendali, atas permainan yang dibuatnya sendiri, kini pria itu menangkap umpannya tanpa mencoba mengambil alih.
Rumor...
Sophia bisa saja mengurusnya sendiri.
Sophia bisa meredakannya–namun seperti virus, hal itu akan terus menyebar tanpa penggunaan vaksin yang tepat. Sebenarnya Sophia tidak begitu peduli, namun di era ini rumor bagaikan racun tanpa obat penawar.
Kata-kata tidak memiliki sayap, tetapi dapat terbang ribuan mil. Lebih mudah membendung sungai daripada menghentikan sebuah rumor. Rumor mengatakan di belakang mereka apa yang tidak akan dikatakan di depan. Sanjungan mengatakan di depan wajah mereka apa yang tidak akan dikatakan di belakang.
Rasanya begitu konyol...
Sophia kecil sangat menderita sampai gadis sekecil itu memikirkan untuk mengakhiri hidupnya karena rumor.
Karena berita bohong yang disebarkan manusia-manusia tidak bertanggung jawab.
"Pemikir hebat mendiskusikan ide. Pemikir biasa membahas peristiwa. Pemikir kecil mendiskusikan orang," gumam Sophia sambil membalik halaman buku yang tengah di bacanya.
"Sungguh lancang menarik kesimpulan tentang seseorang dari apa yang didengar. Sebesar apapun usaha kita, rumor mengenai Anda tidak menghilang dengan mudah. Terus ada dan sewaktu-waktu akan menjadi bom waktu bagi Anda. Namun setidaknya sekarang, Anda menimbulkan protagonis effect dikalangan masyarakat."
"Setelah pembersihan yang dilakukan oleh Hannover, Anda semakin mematenkan peran Anda."
"Saat ini, dimanapun, ketika seseorang berpendapat buruk tentang Anda, entah itu sebuah kebenaran atau kebohongan, orang-orang itu akan mendapatkan kecaman. Mendapatkan label bahwa mereka pendukung iblis yang menyebar kebencian. Orang yang membenci Anda tanpa sebab dan menginginkan kejatuhan Anda, akan dianggap sebagai penjahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crowned Villain's
Historical FictionKetika kau yang merupakan seorang penjahat sejati, harus berpura-pura menjadi protagonis demi menghindari akhir tragis. Banyak cerita mengenai seorang protagonis yang masuk ke dalam tubuh penjahat wanita. Perubahan karakter sang penjahat, menarik ke...