TCV 29 | Damian Yang Mengecewakan

304 30 3
                                    

TCV 29 | Damian Yang Mengecewakan

"Lorelei Ilina Brunswick, kau cukup menyusahkan"

Sophia menutup buku terakhir yang sudah dibacanya di ruang rahasia itu. Sophia berbaring dan menatap langit-langit ruangan sambil memejamkan matanya. Berharap dapat kembali melihat dirinya dengan kehidupan bahagia yang sempat dilihatnya.

"Apa di kehidupan itu, aku mendapatkan kepercayaan dan bisa pergi membangun kehidupanku sendiri? Atau aku berhasil melarikan diri dengan aman seperti yang kupikirkan saat ini?" Sophia membuka matanya dan kembali tersenyum. Menertawakan bagaimana bisa manusia mengambil keputusan yang sama di garis waktu sama di dunia yang berbeda. Keputusan Sophia lari dari keluarga ini adalah keputusan yang sama dengan keputusan yang akan diambilnya.

"Jika manusia mengambil keputusan yang sama di setiap kehidupan yang terulang, apa itu artinya sesuatu seperti memutar waktu sama sekali tidak berguna? Karena garis akhir dan polanya akan terus berulang," Sophia mengerjapkan matanya. "Manusia yang sama akan terjebak dalam lingkaran yang sama," Sophia melirik salah satu buku yang membahas mengenai sihir. Sophia hanya membaca sekilas lantaran hal tersebut tidak begitu menarik baginya. Sihir sendiri dilarang di Oberon, tidak banyak penyihir tersisa di kerajaan ini. Dunia yang sangat menarik, banyak hal yang tidak terbayangkan ada didunia ini. Mungkin akan menyenangkan jika menjelajah dan melihat sendiri hal-hal yang dituliskan dalam buku. Sama seperti Sophia yang berhasil menjalani hidupnya dan terbebas dari jerat para penjahat Oberon.

Harapan...

Harapan adalah hal paling menyiksa yang ada di dunia ini, namun harapan jugalah yang menjadi pemicu segala hal. Hal baik, maupun hal buruk.

"Firasatku cukup baik soal yang satu ini," Sophia bangkit dan keluar dari ruangan rahasia untuk kembali menuju kamarnya. Suasana hatinya terasa membaik selama beberapa bulan terakhir. Mungkin karena ia bisa bebas melakukan apapun setelah Harald pergi berperang, Khaled sibuk mengisi kekosongan posisi duke dan Aefar yang juga sibuk dengan urusan akademi dan pelatihannya bersama Alexi agar bisa segera resmi mendapatkan gelar kesatria.

'Tenang sekali rasanya.'

***

"Apa yang kau dapatkan?" Tanya Damian kepada sosok di hadapannya yang beberapa waktu lalu diperintahkan untuk mencari tahu mengenai Kaivan.

"Kaivan Schmidt, berasal dari desa bagian timur perbatasan dari ibu kota. Seorang pengrajin alat musik yang gagal. Beberapa bulan lalu terlihat menghabiskan banyak uang di pasar gelap dan memberi beberapa tumbuhan aneh tepat enam hari sebelum keberangkatan pasukan. Pria itu juga membeli senjata yang menggunakan bubuk mesiu di pasar itu. Tidak ada yang tahu apa yang dibuatnya karena ia pindah ke gubuk di tengah hutan setelah hari itu. Saya menyelidiki gubuk itu yang ditinggalkan secara bersih, hanya ada satu kertas mencurigakan yang saya temukan, tertumpuk di antara potongan bambu dari gubuk itu yang di bakar." Damian menerima lembar yang diberikan oleh mata-matanya, ia memperhatikan kertas itu lekat-lekat.

"Tepat setelah pergi dari kastil, ia pergi ke Elysian dan memasuki rumah pelelangan. Pemuda itu membeli seorang gadis muda yang memiliki mata dan surai yang sama persis dengannya. Keduanya baru saja kembali ke wilayah Brunswick dan membeli sebuah rumah di bagian barat pusat kota. Sepertinya pria itu menerima banyak uang dari nona." Damian tertawa mendengar semua informasi yang di dengarnya.

"Tidak heran dia menjadi sangat hemat selama beberapa bulan ini. Tapi, dari mana pemuda itu tahu letak rumah bordil yang menjual gadis yang sudah dipastikan adalah saudarinya itu?" Mata-mata itu memberikan kertas kedua kepada Damian.

"Saya mencurinya saat di kapal Tuan," Damian memperhatikan tulisan itu. Tulisan yang sama dengan kertas pertama yang diterimanya, kertas pertama berisi gambar bagian belakang dari benda yang diberikan Sophia kepada Evans, sebelum berangkat ke medan perang. Tanpa ada penjelasan apapun, gambar itu hanya tertulis angka tiga yang tertera pada bagian kanan kertas yang dilingkari, mungkin sebagai penanda bahwa yang dirinya pegang saat ini adalah lembar ke tiga dari beberapa lembar yang ada.

The Crowned Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang