107

3.9K 709 96
                                    


   Mereka sudah siap berangkat bahkan tadi pagi mereka semua bekerja bakti memunguti sampah di sekitar tempat camping.

  Namun semuanya harus tertunda saat Renjun tiba-tiba tidak mau pulang.

  Bahkan Reno terpaksa menyuruh agar rombongan bis yang membawa muridnya berangkat lebih dulu, sekarang hanya tersisa Reno dan beberapa guru yang membawa kendaraan sendiri.

"HUWAA dak mau puyang om, Jun dak Puyang" Reno sudah mencoba membujuk Renjun tapi anak itu tetap histeris dan tidak mau pulang.

"Injun, Injun gak kangen sama papa mama, kasian loh, entar moca moci di jual loh sama papa, terus moomin Jun yang besar di buang sama Echan kalau Injun gak mau pulang" bujuknya namun lagi lagi Renjun tetap menggelengkan kepalanya sembari terus menangis di bawah bahkan celana anak itu sudah di pastikan kotor.

"Injun dak puyang, Jun mau main sini, hiks Jun dak puyang, hiks adik ikut Jun om hiks" gumamnya.

"Pak dari kemarin Renjun bilang adik mulu padahal gak ada apa apa, takutnya keponakan pak Reno ketempelan pak" ujar pak Dayat.

"Pak Dayat jangan nakut nakutin saya dong, nanti saya yang di geplak sama bapaknya nih anak" ujar Reno.

"Tapi bisa jadi tuh pak, Renjun bilang pengen main sama adik kan tapi gak ada anak anak yang main sejak kita datang" Reno menatap bu Lastri yang baru saja berbicara.

"Injun sama ibu yuk, ibu punya ice cream nanti Injun milih sendiri" bujuknya.

"HUWAA dak mau bu Asti jeyek" ujar Renjun membuat Reno langsung melototkan matanya.

"Hee gak boleh" gumamnya.

"Huwaa om anjil Jun dak puyang dak puyang, lepas om, Jun dak puyang angcat" histerisnya membuat Reno sedikit kualahan.

"Aduh pak, kasian udah dari tadi nangis sampe sesenggukan gitu, mending coba aja kita cari bantuan warga sini gitu, takutnya beneran ketempelan, kasian juga kalau nangis terus sampe pulang nanti, badannya juga mulai anget" gumam bu Lastri, dirinya tidak tersinggung sama sekali walaupun di katain jelek sama Renjun.

"Masak beneran di ganggu setan hutan ini sih" Reno menatap Renjun yang masih menangis di tanah.

"Coba aja pak, biar pak Dayat yang cari bantuan kita jaga Renjun di sini, liat ini moomin Injun kotor loh ikut nangis" ujar bu Lastri.

"HUWAA bonecanya jeyek" ujarnya.

"Anjir, biasanya di puji puji mulu tuh boneka, seharusnya di abadikan nih boneka kesayangannya di bilang jelek" ujar Reno.

"Emang ajaran bapak nih gak bener, pantes Renjun anjil anjil mulu, yang ngajarin aja kayak gini" sindirnya membuat Reno langsung menatap bu Lastri sinis.

"Ini suami ibu gak akan salah paham kan" gumam Reno.

"Lah tadi suami saya pak Dayat ada di sini baru di tinggal bentar ngapain salah paham" ujar bu Lastri.

"Mau kemana pak?" Tanyanya melihat Reno yang buru buru pergi.

"Mau buang air kecil bu, titip Renjun bentar" ujarnya.

"Injun kita pulang ya, kasian loh mama Injun pasti udah nungguin sekarang" bu Lastri masih mencoba membujuk Renjun.

  Beruntung Renjun sudah sedikit lebih tenang bahkan Renjun kini bersandar nyaman dengan bu Lastri.

"Kasian banget sih anak manis hm, sampai sesenggukan gini, minum mau?" Tanyanya tapi Renjun langsung menggelengkan kepalanya.

"Oke oke udah ya, jangan nangis lagi, matanya udah bengkak" bu Lastri mengusap wajah Renjun dengan tissue yang dia ambil dari tas nya.

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang