Psycology Might 5

1.9K 151 0
                                    


"Ketua mau dibawa kemana aku ??"
Tanya Sireo setelah menjauh dari ruangan Ao. Mao pun melepas pegangannya.
"Ahh.. iya. Kita tidak akan kemana-mana."

Jawabnya berjalan pergi. Dia hanya menghindari Ao saja.
"ohhh..."
Balas Sireo.
"Ketua, aku mau bertanya tentang seseorang."
"Siapa ?"
"Partner Ao sebelumya Oichii.."
"Kenapa kau tahu namanya ? Kau kenal dengannya ?"
"Tidak. Aku hanya mendengar Ao mengingau memanggil namanya semalam."
"Begitu. Ikutlah dengan ku Sireo."
Ucap Mao dan berjalan pergi diikuti Sireo.
Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang besar dan putih.


"Ini ruangan latihan anggota di sini. Mulai sekarang kau akan berlatih disini, mengasah kemampuanmu. Kau adalah orang yang jenius Sireo."
"Ahh apa maksud ketua ? Jenius ?"
"Kau bisa menguasai kemampuan teleportasi dalam waktu sehari, bagi orang yang memiliki kemampuan yang sama denganmu setidaknya harus beberapa minggu, tapi kau hanya sehari. Bahkan kekuatan petarungmu yang dimiliki setiap anggota pun kau bisa menguasainya dalam semalam. Ao saja butuh 2 hari untuk menguasai kekuatan healingnya dan kekuatan petarungnya. Tetapi Ao sudah bisa menguasai kekuatannya dalam umur 9 tahun. Percaya atau tidak, itulah Ao.."
Jelas Mao.

Sireo terkejut mendengar ucapan terakhir Mao, 9 tahun sudah memiliki kekuatan seperti ini dan melakukan misi ? Berapa umur Ao sekarang ?? Tanya Sireo dalam hati.

"Kau boleh mulai latihan hari ini, tapi sebelumnya aku ingin kau melihat seseorang."
Ucap Mao melempar sebuah bola besi kecil yang kemudian bercahaya dan muncul seseorang.
"Hologram. Siapa dia ?"
"Oichii. Dia sudah menghilang 6 bulan yang lalu. Dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya dan menyerang Ao, Ao tidak bisa melawan temannya hingga dia terluka parah dan Oichii kemudian menghilang. Kami tidak bisa melacak keberadaanya. Kemungkinan dia sudah mati..."
Jelas Mao dengan nada sedih. Sireo hanya diam dan memandang orang itu.


"Seharusnya ini akan kuberikan pada Ao, tapi aku tidak memberikannya. Kalau aku melakukannya, dia pasti tidak akan pernah membuka kan hatinya pada temannya dan tidak mau mempercayai pertner barunya. Apa aku terlalu jahat pada Ao ?"
"Ketua, jangan menyalahkan dirimu. Ketua melakukannya karena ketua tidak mau Ao menderita kan ? Karena ketua menyanyangi Ao.."
Mao terdiam dan dia tersenyum mendengar kata-kata Sireo.
"Yah.. Dia sudah kuanggap sebagai adikku. Aku yang merawatnya sejak masih bayi.."
"Hehh ??? Sejak Bayi ? Lalu keluarga Ao ??? Bagaimana dengan keluarganya ???"
Mao terdiam, raut wajahnya berubah.
"Ao.."
Sebelum menyelesaikan katanya, pintu terbuka dan berdiri Ao di ambang pintu. Matanya langsung menangkap hologram tersebut, dengan langkah yang cepat dia langsung menginjak bola kecil itu hingga hancur. Dia menatap dingin Mao. Mao tidak bersuara.
"Aku mau latihan."
Ucapnya dengan wajah datar.

"Tapi Ao kau baru saja sembuh."

"Aku mau latihan!"

Balasnya membuat Mao pasrah.

Mao pun berjalan ke sebuah ruangan kecil yang meupakan ruangan pengawasan. Mao menekan tombol merah dan ruangan putih itu berubah jadi daerah pertempuran yang heboh dan meriah. Beberapa tentara hidup menyerang Ao langsung, Ao menghindarinya dan mengeluarkan sepasang kipas besi, dalam sekali kibasan orang-orang tentara itu hilang semua. Sireo memandang takjub dunia virtual yang dibuat Mao. Dia mengawasi Ao dari dalam ruang pengawas.

"Hebat, ketua."
Ucapnya kagum.
"Iya. Ini keinginan Ao. Jadi aku membuatnya. Tapi Sireo, kuberitahu kau satu hal, dunia ini itu sama seperti dengan dunia kita. Kalau kau terluka di dunia itu maka akan mengalami hal yang sama dalam dunia sekarang. Kau tahu maksudku ?"
"Aku mengerti ketua. Intinya jangan sampai terluka di dalam sana."
"Benar."
"Tapi bagaimana dengan Ao ? Dia belum pulih sepenuhnya kan ?"
"Selama dia tersadar, maka dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Jadi tidak perlu khawatir tentang Ao. Hanya saja mungkin dia akan kelelahan. Ya itu tidak akan lama, istirahat sebentar dia akan pulih kembali. Itu cara kerja kekuatan healing Ao."
Jelas Mao. Sireo pun sedikit demi sedikit bisa memahami Ao. Dia melihat ke dalam layar yang merekam semua daerah tersebut termasuk Ao yang sedang bertarung tanpa pandang bulu. Dia menyerang tentara-tentara itu dan mengucapkan kata "heal "kalau dia terluka maka dia akan sembuh, Sireo memandangnya dalam diam.

Satu jam berlalu
"Ao sudah cukup. Berhentilah menggunakan kekuatanmu, dan kembali."
Ucap Mao di microfon. Tapi Ao tidak mempedulikannya, dia terus bertarung walau tenaganya sudah mencapai batas.
"Kalau kau tidak mendengarku, aku akan men log out mu dengan paksa."
Ancam Mao.

Tapi Ao tetap tidak peduli. Entah apa yang dipikrikan Ao, semua tidak bisa membaca pikiran Ao yang sebenarnya. Mao pun mencoba men log out Ao dari dunia Virtual tapi tidak bisa.
"Ao !! Kau merubah programkun ?! sejak kapan kau..."
Teriak Mao sambil mengatur programnya kembali.
"Anak itu. Dia merubah semua programku."
"Bagaimana ketua ? Apa aku tidak bisa masuk ?"
"Tidak bisa. Ao sudah merubah semua programnya. Aku harus memprogramnya kembali. Tetap awasi Ao, aku akan sedikit lama. Anak itu !!"
Marah Mao yang terlihat panik. Sireo pun mengawasi Ao dalam layar.

Apa yang kamu pikirkan Ao ?
Tanya Sireo dalam hati

Dua jam kemudian
Mao sudah berhasil memprogram nya kembali dan bisa memasukkan Sireo ke dalam dunia virtual tersebut. Ao sudah benar-benar kelelahan. Beberapa tentara datang menyerang dan Ao sudah mencapai batas maksimalnya. Dia tidak punya tenaga untuk menghindar atau mengibaskan kipasnya lagi. Dia tidak mau melakukan apa-apa dan membiarkan para tentara memukulnya.

Untungnya Sireo datang dan mengalahkan semua tentara itu dengan kekuatan barunya. Ao tidak mempedulikan Sireo. Dia berjalan pergi dengan lelah.

"Tunggu !"
Ucap sireo menarik tangan Ao yang membuatnya berhenti.
"Apa yang kau pikirkan hah ? Mau mati ? Apa kau sebegitu sukanya dengan kematian ?"
Tanya Sireo serius. Ao tidak memandangnya, tidak mempedulikannya.
"Bukan urusa...."


Plakk
sebelum Ao menyelesaikan Kata-katanya, sebuah tangan sudah mendarat di pipi Ao membuatnya memerah. Ao tetap tidak peduli dan seperti tidak merasakan sakit tersebut.
"Ini memang bukan urusanku. Tapi kau adalah pertnerku ! Aku sudah jadi urusanmu ! Apa kau tidak berpikir tentang orang-orang yang kehilanganmu ? Apa kau tidak pernah memikirkan perasaan mereka ? Kenapa kau hanya memikirkan orang yang sudah mati ! Apa bagusnya memikirkan orang itu ?!"
"Oichii belum mati ! Dia masih hidup !"
Balas Ao.
"Kalau kau berpikir begitu, kenapa kau ingin mati ? Apa alasanmu ?"
Tanya Sireo, Ao hanya diam.

"Sireo hentikan. Ao kembali lah."
Ucap Mao tiba-tiba. Mereka berdua pun keluar dari dunia virtual, ruangan itu kembali pada hal sebelumnya. Ao masih diam.
"Temui aku sore nanti, kalian punya tugas. Sebelum itu istirahat dulu, Ao.."
Ucap Mao memegang pundak Ao dengan lembut. Ao berjalan keluar tanpa suara.
"Sireo, terima kasih.."
Ucap Mao, sireo hanya tersenyum malu. Tapi dia melakukan hal benar dengan membuat Ao tidak berpikir yang aneh-aneh.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang