Psycology Might 36

798 70 0
                                    


Ao dan Sireo dalam suatu misi penyelamatan pembunuh gadis berantai.

Keduanya sedang mengintai sebuah rumah yang informasinya wanita ini adalah target selanjutnya.

"Ao. Sireo kalian di posisi?"

"Iya. Kami akan segera masuk."

Balas Sireo dari speaker di telinganya, keduanya mengendap-endap masuk.

"Hati-hati.."

Ucap Kas. Pintu rumahnya tidak terkunci, itu berarti ada yang masuk ke rumah ini. Sireo mengintruksi Ao untuk masuk dulu, Ao pun segera masuk dan melihat sekitarnya yang tampak sepi. Sireo mengikutinya setelah memastikan semua aman. Dengan perlahan mereka menelusuri rumah itu. Ao melihat sekitarnya dan mendapati jejak kaki yang mengarah ke arah jendela terbuka. Dia menyelidiki jejak kaki tersebut dan jendela itu.

"Sireo. Kita kembali. Penculiknya sudah pergi."

Ucap Ao tiba-tiba masih melihat jendela tersebut.

"Apa?! Kita terlambat lagi?!"

Jerit Sireo kesal. Ao hanya menatapnya dan menariknya pergi menjauh. Saat mereka membuka pintu dan menutupnya kembali, Ao langsung bersembuyi di balik pintunya.

"Dia masih di dalam. Kita akan meringkusnya saat dia keluar."

"Bagaimana kau tahu dia masih di dalam?"

"Dia melakukan tipuan kecil, dia lupa membuka kunci jendelanya. Tidak mungkin dia melewati jendela tersebut tanpa membukanya terlebih dahulu.."

Ucapnya tapi dia tetap merasa aneh, apakah pembunuh ini lalai? Atau hanya sengaja? Apa dia sebodoh itu? Pikir Ao yang segera disadarkan Sireo.

"Pemikiranmu cepat sekali."

"Diam dan ikuti perintahku."

"Baik."

Sireo merasa deg deg an dengan kasus ini, dia melihat Ao sejenak yang terlihat serius. Tidak lama setelahnya terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah.

Ao melihat Sireo melakukan intruksi lewat matanya, sireo pun ancang-ancang akan mendobrak pintu tersebut, tapi dengan sendirinya pintu terbuka dan terlihat pria memikul sebuah gumpalan yang diselimuti kasur. Sireo segera mendobrak masuk. Pria itu segera membuang gumpalan tersebut dan berlari pergi dengan cepat. Ao segera membuka gumpalan tersebut karena penasaran kenapa dia membuangnya. Setelah gumpalan itu dibuka hanya terlihat guling. Dugaannya memang benar, sang pembunuh sengaja tidak membuka jendelanya. Ternyata dia yang bodoh tertipu oleh tipuan kecil pembunuh ini.

"Jebakan! Sireo jangan mengejarnya!!"

Pekik Ao mengejar Sireo, tidak lama kemudian terdengar ledakan saat penculik tersebut melompat keluar dari lantai 2. Dia tersenyum senang dan membawa gumpalan lain yang berisi gadis selanjutnya yang akan dia bunuh.

Ryu dan Kas yang menyaksikan ledakan itu segera berlari ke rumahnya.

"Ao!!"

Pekik Ryu berlari dengan kencang.

"Sireo! Ao!!"

Jerit Kas mengejar Ryu. Mereka langsung mendobrak pintu rumahnya dan terlihat Ao yang sedang fokus mengobati luka bakar disekujur tubuh Sireo.

"Hentikan Ao!"

Cegat Ryu membawa Ao menjauh dari Sireo.

"Sireo!"

"Kas! Bawa Sireo keluar dari sini!"

Perintah Ryu yang segera dilakukan Kas. Dia membawa Sireo pergi. Ledakan kedua kembali terjadi setelah mereka keluar dari sana. Ao mendorong Ryu dan menghampiri Sireo. Dengan sekuat tenaga dia mengeluarkan seluruh tenaganya dan menyembuhkan Sireo.

"Hentikan kataku!"

Pekik Ryu yang tidak diindahkan Ao. Tidak lama setelahnya Sireo kembali bernapas dan membuka matanya. Dia dapat melihat wajah panik Ao yang menjadi lega. Sireo segera bangkit dan memeluk Ao yang sudah mencapai batasnya. Dia memegangi tubuhnya yang terasa panas dan sakit.

"Dasar bodoh!!"

Marah Sireo segera membawa Ao kembali ke markas. Ao langsung ditangani oleh para medis. Ryu tampak kesal dan menarik baju Sireo membuatnya sedikit tercekik.

"Kenapa tidak mendengar perintah Ao!!"

Pekiknya, Sireo tidak dapat bersuara. Padahal dia mendengar teriakan Ao tapi dia mengabaikannya dengan alasan akan menangkap pembunuh itu sedikit lagi. Tapi dia tidak menyangka dia memasang bahan peledak.

"Ryu! Hentikan! Jangan membuat hal semakin runyam!"

Marah Kas menyuruh Ryu berhenti melakukan kekerasan. Ryu melepas pegangannya dan memukul dinding hingga berbekas,

"Sial!"

Umpatnya lalu berlalu pergi.

"Sireo, segera periksakan tubuhmu. Pastikan tidak ada luka serius."

Perintah Kas, Sireo pun berjalan pergi dengan lesu.

Setelah selesai rontgen dan memastikan tidak ada luka serius dia segera mengunjungi ruang Ao yang sudah kosong. Dia bertanya pada ahli medis di sana dan mengatakan Ao dibawa pergi oleh Aki. Sireo pun segera melesat ke ruangan Mao. Terlihat Aki dan Mao yang sedang berdiskusi.

"Sireo? Kau tidak apa-apa?"

"Dimana Ao?!"

"Ao ada di ruangannya, dia sedang tidur."

Balas Aki yang segera Sireo melesat pergi ke ruang Ao, di sana dia melihat Ryu yang duduk diam melihat Ao. Dia pergi setelah Sireo datang.

Sireo pun merasa begitu lega melihat Ao yang bernapas teratur dan tidur begitu lelap. Dia berbaring di sebelahnya dan bergumam

"Untung saja."

Sambil tersenyum senang.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang