Psycology Might 86

498 45 8
                                    


Ao mencengkram tangan Sireo dengan erat dan melihat pendarahan Sireo yang masih belum berhenti, tapi Sireo justru tidak merasa sakit sama sekali.

Dia tidak bisa mengendalikan kekuatan besarnya dan justru diambil ahli kemudian menyerang siapa saja termasuk rekan sendiri.

Dia semakin mengencangkan cekikannya.

Ao merasa khawatir melihat pendarahan Sireo yang masih belum berhenti. Dia pun memegang erat tangan Sireo. Dia tidak peduli pada dirinya sendiri dan justru mengkhawatirkan Sireo saat ini.

"H-e-a-l!"

Ejanya satu-persatu karena tidak bisa bernapas,

Dalam hitungan detik luka Sireo sembuh semua, saat itu juga Sireo kembali tersadar dan melepaskan tangannya dari Ao karena terkejut. Disaat-saat gentingnya dia lebih memilih menyembuhkan Sireo daripada memintanya melepaskan diri. Memang Ao sudah meminta pada Sireo untuk membunuhnya. Jadi Ao tidak akan pernah menyalahkannya.

Ao pun terjatuh ke lantai dengan keras dan tidak sadarkan diri karena luka berat yang dialami Sireo pindah padanya. Itu pasti sangat sakit, Ao bahkan tidak bisa menahan rasa sakitnya dan jatuh pingsan.

"Ao?"

Panggilnya kaget dan bingung. Dia melihat tangannya yang tadi mencekik Ao, masih berbekas merah di lehernya.

"Ao!!"

Panggilnya lagi secara sadar mengerti apa yang sudah dia lakukan pada Ao.

"Ao!!"

Panggil Mao mendorong Sireo menjauh karena menghalangi jalannya.

"Ao! Bangun Ao!"

Panik Mao. Dia buru-buru mengeluarkan hpnya.

"Aki!! Dimana kau sekarang!"

Teriaknya pada Aki.

".................."

"Segera kembali sekarang juga! Kembali!!"

Jerit Mao lagi dia sangat panik, segera dia membawa Ao masuk ke dalam markas.

Sireo melihat sekitarnya yang sudah berantakan dan Toudo yang masih belum sadar di lantai.

Ryu segera membawa Kas ke dalam markas tanpa peduli pada Sireo.

"Apa yang terjadi?! Apa yang sedang terjadi? Apa yang sudah kulakukan?!"

Jeritnya frustasi.

Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi, yang pasti dia sudah melukai Ao dengan tangannya sendiri.

Tangan Sireo bergetar hebat dimana tadi dia mencekik Ao.

Apa yang akan terjadi pada Ao? Bagaimana jika dia terluka parah?! Dia pasti sudah menyembuhkan lukanya, karena tubuhnya sama sekali tidak sakit.

Pikir Sireo mulai menduga-duga Ao sudah menyembuhkan semua lukanya.

"Ao.."

Lirihnya sedih,

"Aku menyakitimu lagi.."

.................................................................

"Bagaimana keadaan Ao?"

Tanya Mao setelah melihat Aki keluar dari kamar Ao.

"Kondisinya masih kritis. Denyut jantungnya begitu lemah. Tidak biasanya dia begitu."

"Apa yang harus dilakukan?!"

Pekik Mao frustasi.

"Sebenarnya apa yang terjadi?! kenapa kalian hanya diam dan tidak mengatakan apapun padaku!"

Marah Aki kali ini karena mereka sama sekali tidak menceritakan apapun padanya. Padahal kejadian itu sudah berlalu beberapa hari, tetap saja tidak ada yang mau bersuara.

Dia juga tidak melihat Sireo, bahkan Kas dan Ryu tidak bersuara sama sekali.

"Dimana Sireo dan kenapa kalian jadi bisu?!"

Sambung Aki meminta jawaban. Dia benar-benar sudah tidak sabaran.

Mereka tetap bungkam, tidak ada yang mau bersuara.

"Sireo, sudah keluar dari organisasi Supranatural. Itu yang bisa ku sampaikan."

Jawab Mao lalu berjalan pergi dengan lesu.

Kas dan Ryu hanya diam. Kas tidak tahu apa yang terjadi karena dia tidak melihatnya. Hanya Ryu dan Mao yang mengetahui hal ini tapi keduanya memilih bungkam.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang