Sireo memeluk Ao dalam tidurnya, dia pikir Ao itu guling jadi dengan leluasa dia memeluknya saat tidur.
Sebuah hantaman keras di kepala membuat Sireo terbangun.
"Kau akan membunuh Ao dengan mencekiknya begitu?!"
Marah Ryu, Ao segera bangun.
"Apa tubuhmu baik-baik saja Ao?"
".........."
"Kalau sakit katakan padaku."
"................"
Tanpa sepatah katapun dia berjalan pergi. Ryu terlihat kesal dan mengikuti Ao.
"Kau baik-baik saja?"
"Iya."
Jawab Ao, Ryu menghentikan langkah Ao dan menyentuh keningnya.
"Syukurlah kau sudah tidak sedingin kemarin. Kupikir kau akan diawetkan."
"..........."
Ryu merasa bersyukur mereka tepat waktu.
"Terima kasih sudah datang,"
Ucap Ao padanya. Ryu merasa malu-malu,
"Itu bukan apa-apa, tugas kami memang melindungimu. Aku adalah kesatriamu."
"Hmm?"
Gumam Ao bingung membuat Ryu menutup mulutnya. Dia keceplosan.
"Bukan apa-apa. Pokoknya kami akan selalu melindungimu!"
"Iya, tapi aku bisa jaga diri."
"Aku tahu, tapi terkadang kekuatanmu tidak bisa melakukannya. Apalagi jika kau terluka, butuh waktu untuk sembuh."
"Iya, itu masalahnya. Tapi akan kuusahakan tidak terjadi hal lain."
"Ao!"
Panggil Haku tiba-tiba. Keduanya menoleh ke arah Haku.
"Ao! Apa kau sudah baikan? Maukah keluar bersamaku?"
"Iya?"
"Aku ingin mentraktirmu untuk kesuksesan misi kita."
"Ohh baiklah. Akan ku panggilkan sireo."
"Tidak perlu, dia sudah menolaknya waktu kuajak."
"Benarkah?"
"Iya, dia menolak ajakanku."
"Baiklah, Ryu kau mau ikut?"
"Aku mau, tapi sekarang tidak bisa. Aku dan Kas ada misi lain."
"Baiklah kalau begitu. Hati-hati kalian berdua."
Pesan Ao sebelum berjalan pergi dengan Haku.
Haku tersenyum senang karena mendapat ijin untuk membawa Ao keluar dari Mao sendiri. Sireo tidak tahu hal ini karena dia sudah menolaknya sebelum diajak. Jika dia tahu hal ini, dia akan marah besar.
"Ao, aku belum berterima kasih atas waktumu saat itu."
"........?"
"Kau sudah menyelamatkanku. Jika bukan karenamu, aku pasti sudah tidak ada di sini."
Sambungnya merasa senang. Ao pun tersenyum kecil membuat wajah Haku merona. Dia segera menghabiskan kopinya.
"Kupikir kau hanya bercanda saat itu, maaf."
"Tidak apa-apa."
"Kau benar-benar malaikat."
"Aku bukan malaikat."
"Bagiku kau malaikat penyelamatku. Jika bukan karenamu, aku pasti sekarang sudah di alam baka."
"Kau terlalu berlebihan, aku berusaha semampuku untuk menyelamatkan semua rekanku."
"Kau benar-benar hebat. Dan maaf karena aku tidak berhasil menyelamatkanmu. Jika aku tidak pingsan waktu itu, kau pasti tidak akan merasakan rasa sakit itu. kau pasti sakit."
"Awalnya memang sakit, tapi sekarang sudah tidak apa-apa."
Balas Ao, Haku kembali diam dan melihat Ao. Dia hanya diam memandang ke jalanan cafe yang mereka datangi.
Lalu matanya menangkap sosok Sekiya membuat Ao tertegun, saat seseorang lewat di depan Sekiya dia sudah menghilang.
"Ao? Ada apa?"
"Bukan apa-apa."
Jawabnya kembali diam lagi. Matanya mencari sosok Sekiya tapi dia benar-benar lenyap. Apa Cuma perasaannya? Pikirnya.
Haku melihat Ao yang seperti berpikir.
"Ao ada apa? Apa kau sakit? Kalau begitu ayo kita segera pulang. Kau harus banyak istirahat."
Pesannya. Ao mengangguk mengerti. Dia tidak mau berlama-lama di sini. Dia merasa tidak nyaman. Itu akan mengingatkan pada masternya dulu. Dia merasa menyesal, dia melihat Sekiya ketika dalam tabung. Dia melihat bagaimana dia melawan Kano yang mirip dengannya. Tapi tidak bisa mendengar percakapan mereka.
Itulah kali terakhir dia bertemu dengan Sekiya.
Dia pernah meminta Haku membawanya ke bar Sekiya, tapi katanya Sekiya sedang liburan sehingga barnya ditutup. Tidak ada yang tahu kemana Sekiya pergi dan apa yang dilakukannya sekarang.
Ao berharap dia baik-baik saja dengan adiknya si pembunuh dihukum mati oleh kepolisian karena sudah melakukan pembunuhan berencana.
"Master.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycology Might
FantasyDidunia ini pasti ada yang namanya kekuatan supranatural. Kita tidak tahu darimana datangnya kekuatan hebat tersebut. Ini adalah kisah fantasy beberapa pemuda yang memiliki kekuatan supranatural. Mereka di rekrut oleh seseorang dan membentuk sebua...